Kamis, 29 Mei 2014

MENUNGGU PAHAT DAN PALU



          By: Zaini dawa


Apapun kenyataanya
Hitam atau putih warnanya
Kau tak pernah besalah
Akulah yang bersalah

            Memang aku bukanlah raja
            Tapi, aku punya wibawa
            Entah di mata siapa
            Ku pikir aku gila
            Tapi, aku punya logika
            Laksana air mengalir tampa paksa
            Dengan menahan rasa sejuta siksa

Selama ini.............
Aku bertahan dengan rasa malu
Walau berat di gotong masih ku pangku
Tak perlu ini itu..............
Jiwa ini sudah membatu
Tinggal menuggu pahat dan palu
Untuk jadi patung batu
Hidup ini sudah kebanyakan bumbu

            Tak perlu membelah jantung memetik buah hati
            Ini........ aku siap jadi tumbal
            Jika langkah kaki harus berhenti disini
            Lebih baik di vonis gagal
            Dari pada melihat telapak tangan ber-api
            Yaaah....... aku sudi sekali.........

Kendati tangan hampa melambai
Biar berjalan besama gemercik air sungai
Agar bingung tak jadi pusing.

Kamis, 08 Mei 2014

MEMBUNGKUS RIAK RASA

Karya: Zaini Dawa

Bagai halilintar tersungkur di sudut malam
yang ada hanya kelam
yang ada hanya diam
Semuanya sunyi membisu
            Dari gundukan salju
Ku lontarkan teriak
Ku goncangkan hasrat
Bersama kepercayanku untukmu....
Dari pucuk-pucuk pohon pisang
Kubungkus gelora riak rasa
yang bercerita tentang rumbai-rumbai janur kuning
yang betengger di pintu dan jendela.

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...