Telah ku tanam sebuah nama di dalam genggaman
Ku lempar ke udara untuk mengubah badai menjadi semilir do'a
Menyebutmu dengan bahasa embun
Berbutir riuh sangkal di ujung dedaunan
Dan meneteskan haru pilu di malam purnama
Ku lempar ke udara untuk mengubah badai menjadi semilir do'a
Menyebutmu dengan bahasa embun
Berbutir riuh sangkal di ujung dedaunan
Dan meneteskan haru pilu di malam purnama
Benih itu sempat menghilang di tepi laut
dan dikembalikan segumpal angin dalam keadaan carut marut.
Aku tersentak oleh lintas roda dunia
Dan kau terlunta diatas pusara asa.
dan dikembalikan segumpal angin dalam keadaan carut marut.
Aku tersentak oleh lintas roda dunia
Dan kau terlunta diatas pusara asa.
Seuntai benang merah muda seketika menjadi merah tua
Serupa matahari tercelup di lautan menutup cerita.
Sebelum cahayanya tuntas membiaskan rona bianglala
Serupa matahari tercelup di lautan menutup cerita.
Sebelum cahayanya tuntas membiaskan rona bianglala
Patahan ini tak lebih menyakitkan dari pada bisik bintang kejora
Prasangka menekan sunyi malam melumpuhkan kalimat puja.
Tawa senyap kedinginan oleh cahayanya sendiri
Cahaya dalam satu kepalan malam yang tak dikehendaki
Prasangka menekan sunyi malam melumpuhkan kalimat puja.
Tawa senyap kedinginan oleh cahayanya sendiri
Cahaya dalam satu kepalan malam yang tak dikehendaki
Simpanlah air matamu..
Tinggalkan aku..
Tinggalkan aku..
By: Zaini Dawa
Madura
23 desember 2019
Madura
23 desember 2019