#ZD030
TAKDIR CINTA PERSINGGAHAN
Zaini Dawa
Seperti burung sekedar hinggap
Singgah sebentar diantar cuaca
Cakar bertengger manja mencengkram
Goyang tulang-tulangku rapuh
Patah tejuntai
Gagal menahan senyum bercabang
Aku ingin menjadi ranting terakhir
Kembalikan serat pada batang empunya
Pemilik detik-detik cinta berfatihah
Saat-saat doa menyusun restu
Takdir terindah yang sempat diterpa angin
Seekor lebah tak perlu mengajariku tentang manisnya madu
Atau bercerita tentang semut yang mati tenggelam
Sebab aku tahu cara meracik selera
Menakar keberanian yang kubutuhkan
Membakar ketakukan yang seringkali menjadi kerikil dalam sepatu
Dan aku paham sajian rasa yang akan tercipta
Mampir di ruang tak beratap taiada berbatas
Sebuah termpat paling buas yang pernah aku punya
Sumenep, 26 Maret 2023
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD029
BUNGA TIDUR
Zaini Dawa
Lagi-lagi
Kamu datang lagi
Mengacak-acak malam-malamku
Berkali-kali tampakkan wujud menembus fajar
Mengantarkan sejuk embun pagi
Seolah-olah mengulur sambut senyum berlapis
Ada getaran kecil di ubun-ubun menggoyang ingatan
Tumbuh merambat ke seluruh tubuh menyita kegelapan
Lalu tinggalkan bekas merah di dada
Dan aku berharap ini bukan mimpi
Napasmu menembang lirih
Mengolah syair-syair igauan
Menjadi tari-tarian kristal bening
Gerak gemulai lucuti rindu semalam
Malam-malamku berguling putik berselimut mahkota
Tersedot kelopak manjamu
Ah, semakin sempurna membentuk rupa
Dan engkau tahu ini kelemahanku
Sumenep, 14 Februari 2023
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD028
RITUAL RENDAM RINDU
Zaini Dawa
Kuendapkan dirimu di hulu nadiku
Mata air yang tak pernah kering mengalirkan zikir
Rendam kidung talkin rindu yang berdebur sepanjang waktu
Air mata meluap
Lesung pipimu retak
Aku tegakan untuk senyummu yang buram
Kembali bersyahadat dengan jari bersimpul
Sang rembulan terlalu jauh untuk diraih
Terlalu dalam ditelan lautan
Biarlah malam kutahan
Sekalipun dihujat beribu bahasa hutan
Diamlah di sana
Damailah dalam sunyi
Tarik napas dalam-dalam
Lalu lempar jauh-jauh
Udara yang pernah membuatmu hidup sudah berganti nama
Mengawal derasnya hujan air mata
Hingga mimpiku tenggelam
Amis di sudut bibirmu
Dan berakhir tersedak rindu
Sumenep, 28 Januari 2023
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD027
ISAK CINTA UNTUK DOKTER
Zaini Dawa
Dok, tolong lakukan yang terbaik untukku
Aku ingin selalu bisa melihat bibir pantai
Berceloteh tentang ombak angin dan karang
Menciprat riak isak dan tawa
Bersahaja menjitak kepala
Dok, betapa nyerinya hidup ini
Bila harus menutup penglihatan
Di antara pertama kali membuka dan memejamkannya
Apa indahnya bunga mawar di tangan
Bila durinya tak mampu kusingkirkan
Apa artinya jingga bila gulita
Apa arti birunya langit bila gelap
Sebab bagiku tumitnya saja sudah indah
Dok, seberapa nikmatnya telur dadar
Bila aku tak melihatnya
Aku takut yang tersaji sudah dingin
Atau bisa mungkin bukan untukku
Karena bagiku apinya saja sudah indah
Dok, jangan menyerah ya
Atau pagi ini akan menjadi hari terakhirku
Kehilangan senyum matahari terbit
Kehilangan cerita embun pagi
Keriput langit senja menyaput bulan hingga tampak redup
Selamanya
Sumenep, 9 Januari 2023
#ZD026
DIMENSI CINTA
Zaini Dawa
Ada yang ingin kukatakan padamu
Tentang tebu dan madu di kebun
Satu rasa yang tak mungkin bersama dalam satu cawan
Tawarkan haus yang tak dimengerti air mata
Ingin kuceritakan sesuatu padamu
Tentang beban embun yang menimpa rerumputan
Serupa tulang rusuk melengkung di bumi
Dan meyakinkan pelangi itu lebih indah
Serupa tulang rusuk melengkung di langit
Saksikan saja senyum matahari di balik rinai gerimis
Sambil pagari senyummu itu dengan garis tanganmu sendiri
Lalu pejamkan mata dalam-dalam
Lihatlah betapa senyummu telah menjelma hujan
Sayang waktu ini terlalu singkat
Tirai kelambu dimensi cinta belum terangkat
Misteri duri lama dalam daging belum usai
Isi kepalaku kacau perihal mengeluarkan duri dengan duri
Bangkalan
28 Desember 2022
#ZD025
RINDU TERAPUNG
Zaini Dawa
Rindu ini menceritakan jiwanya yang terapung
Seperti rembulan meliuk-liuk di atas permukaan air tawar
Sebuah rasa yang dimainkan gelombang kecil
Tersebab sebutir kerikil menukik dalam sunyi
Diam-diam keluh menyusut ke tepian
Mencari tempat rindang yang ditinggal petualang
Menggantung rupa pada tiap reranting
Itu pun kalau tidak ada matahari yang membuatnya pucat
Jika ini pantas disebut luka
Biar kutagkup rengek di bibirmu
Ah, suara itu tetap saja bermain api
Semakin keras merintih
Semakin bergetar langit menampung curahan keringat dingin
Jika ini kau sebut halusinasi
Akan aku katakan dengan bahasa terindah
Bahasa yang belum pernah diciptakan penyair
Sekalipun tintanya banjiri bumi yang membuatnya gerhana
Aku tunggu engkau di sini meliuk bersama
Terapung berdua
Di atas gelombang yang sama
Sumenep, 22 Oktober 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD024
SEPOTONG MIMPI
Zaini Dawa
Ini tentang sepotong mimpi
Igauan-igauan melengking getarkan jendela
Dan keindahan yang terbungkus daun pisang
Licin berminyak
Legit berlemak
Padat membengkak
Sepotong mimpi terbentuk dalam gubuk
Berharap esok bangun di tempat tidur sendiri
Menyambut senyum hangat mentari
Menepi di sisi gelaran selimut apartemen
Aku tak ingin beranjak sebelum waktunya
Di masa tulang-tulang ringan di timbangan
Karena sepotong mimpi ini dikehendaki
Dirawat seperti jantung sendiri
Dijaga sepenuh hati
Nanti bila tiba waktunya
Tak seekor semut pun dapat mengusik
Sebab aku ingin menguasaimu dengan satu warna
Warna yang pasti tetap cerah dalam dada
Sumenep, 09 November 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD023
SAKIT YANG SEMPURNA
Zaini Dawa
Bagaimana kau tidak tersiksa sayang
Bila racun masih kau simpan dalam daging
Percuma mewarnai mawar
Mengharumi melati
Berguling putik
Berselimut kelopak
Tampak elok terendap lara
Lukamu sempurna
Lebih besar dari bahagianya
Seperti telaga di seberang air mata
Sakitku lebih bening dari kaca yang menggoresnya
Nyeri menyempitkan pembuluh darah
Kamatian bukan ancaman
Tetapi, gersangnya mata sang rembulan
Dan bungkamnya rintih menyimpan rasa sakit
Sumenep, 7 januari 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD_022
Kau bungkam suara-suara di luar
Sedang degup jantungmu ramai terdengar
Riuh menahan betah
Gemuruh menekan amarah
Sementara irama nadaku pecah bertubi-tubi
Dan malam-malam pun hancur berkali-kali
Tersebab picik kerling di sudut mata hati
Oo ... Selemah inikah gelombang rasamu memancar
Selambat ini pula getarannya merambat
Hingga curiga menelisik tatap
Menitipkan deru dalam senyap
Memadu ke dalam mimpi di depan dua pintu
Dan nada sumbang terlantun menelan ragu
Kalau saja suara ini petikan jari-jari malam
Aku akan berdendang sekalipun sumbang
Dan mabuk dalam alunan dawai kecapimu
Memang
Suara lantang
Terkadang tak enak didengar
Tapi, itu penting
Sumenep, 12 Juli 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD021
TAK INGIN BERHENTI BERPUISI
Zaini Dawa
Iyamu iya apa
Nunut
Manut
Kepatuhan atau kelelahan
Dadamu dada apa
Lambaian
Sambutan
Menyerah atau mengalah
Telah kutempuh jalan bebas berliku
Tikungan mesra dan kelokan kemayu
Tiba-tiba langkah salah tingkah terbelenggu
Dan engkau terdiam di saat lampu menghijau
Menepilah jika lelah
Tidurlah jika tak berdaya
Pejamkan mata sedalam mimpi menenggelamkan cinta
Sebab esok matahari akan terbit membangunkan
Bening bola mata ini masih sejernih embun pagi
Tulang rusuk pun sejatinya tetap putih nan utuh
Setangguh tulang punggung menanggung sumpah
Kepanikan-kepanikan yang muncul seketika
Akibat rintih air netra meradang akhir kata
Dan paruh itu tak ingin berhenti berpuisi
Tentang panjang kali lebar keliling dalam satu sisi
Sumenep, 01 Agustus 20022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD020
LUKA TERINDAH
Zaini Dawa
Segumpal darah yang tidak bisa membedakan rasa
Mengurung diri di dalam gelapnya harapan
Tanpa keluh mendesah menyimpan luka
Pekik tangis pecah
Dipaksa kuat berdiri sekali pun patah
Waktu berlalu disita pertanyaan-pertanyaan lugu
Cermin buram oleh coretan romantisme
Setiap pagi mengalihkan pandangan
Memalsukan senyum dan tawa
Jika perih sakitlah
Agar sedih tahu
Betapa indahnya menimang pasrah
Menimbang rasa di atas sajadah
Sumenep, 22 Juli 2022
#ZD019
GELISAH EMBUN PAGI
Zaini Dawa
Ada riak tak wajar titipan jeram kepada cadas
Liku-liku tapak pijak sering kali menuai keruh berbuih
Sekalipun hakikat menuturkan jalan sudah pasti
Melalui langkah kaki dan ayunan tangan
Mendayung mengikuti arus alurnya
Mencipta kisah-kisah paling berkesan
Jika musim datang mengganti cuaca
Maka biarkan berdamai dengan suguhan angin
Kepada embusannya telah aku tulis
Tentang kesungguhan darah yang terpelihara dalam jantung
Di saat hujan turun tanpa gerimis
Bulir bening hanya cukup basahi permukaan
Sementara awan kelabu bermain-main di langit
Tanpa suguhan elok pelangi
Kucoba menarik diri
Menikmati fajar menyatukan gelap dan terang
Serta gelisah embun pagi di ujung sapa matahari
Tak ada keabadian bagi rumput yang ditakdirkan bergoyang
Sumenep, 05 Juli 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD018
PELUK AKU ERAT-ERAT
Zaini Dawa
Kau telah menjauhkan aku dengan matahari
Dengan bulan
Dan akan menjauhkan pula dengan bintang-bintang
Sementara, aku harus menjagamu tetap bersinar
Tetap bahagia tanpa mengoyak-ngoyak senyum
Tenggelamkan saja wajahku di antara sumber mata air susumu
Lalu peluk mesra aku dan jangan kau lepaskan
Aku takkan pernah berteriak
Asal jangan dekap aku kuat-kuat lalu kau berteriak-teriak melepaskan
Karena bisa saja aku memandang pelukanmu sebagai pengkhianatan
Tetapi, peluklah aku erat-erat lalu diam berdekapan
Dan tetaplah berpelukan hanya denganku
Karena aku merasakan pelukanmu yang paling hangat
Rasa terindah darimu yang pernah aku dapat
Sumenep, 08 Juni 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD017
TABAHKANLAH KEKASIH
Zaini Dawa
Simpan saja pertanyaanmu
Kita adalah jawaban tabu yang dibutakan
Hujan dan angin telah mengabadikan
Bagaimana langit mengunci jawaban
Atas pilihan ganda yang tak mungkin hanya dicawang
Ombak laut berkejaran
Berkali-kali menggulung pikiran
Hantaman demi hantaman telah menjadikan kita seperti buih
Jemari hanya mampu menahan deburan di wajah
Tetapi tak kuasa membendung sampai ke lubuk hati
Jika gemuruh di dada seperti badai
Kokohlah hati seperti gunung
Jika badai di raga seperti gelombang
Keraslah jiwa seperti karang
Panasnya matahari
Dinginnya embun pagi
Gilanya angin beliung rasa berderu
Hanyalah pijakan kaki malam di ubun-ubun waktu
Sumenep, 8 Juni 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD016
KEMBALILAH KEKASIH
Zaini Dawa
Sederas hujan kata-kataku
Tak setetes pun membasahi tubuhmu
Aku tuangkan engkau tumpahkan
Jalanan masih berabu rerumputan juga melayu
Setinggi apa engkau terbang
Ke loteng langit ke tujuh pun bersembunyi
Amarah akan tetap menunggu sayapmu patah
Sementara pengadilan cinta Tuhan menanti tajalli wajahmu
Turunlah ke bumi duhai bidadariku
Di sini tempatmu
Abaikan percikan lahar pijar
Demi lambaian daun ilalang dan dinginnya embun esok pagi
Ingat lautan abaikan gelombang
Ingat berkah abaikan lelah
Buang jauh-jauh perasaanmu yang seolah-seolah hanya engkau yang bersalah
Engkau punya cinta yang membara
Juga rindu yang membeku
Aku tahu dari tatapan matamu yang berbinar-binar
Dan sejuta rasa di sudut-sudut senyummu yang terlempar
Sumenep, 3 Juni 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD015
TULUS
Zaini Dawa
Izinkan mataku memerah terpaku pada bola matamu
Menatap hingar ronta tertekan membisu
Dan rindu yang membengkak di kelopak mata
Gambaran peliknya makrifat cinta
Aku tahu semerbak itu tulus menyeruak tanpa diminta
Tersibak dari bulir bening yang lama terpenjara
Sedang aku tidak mungkin memberi madu dari racun yang kupunya
Maduku tulus berbisa
Bisaku tulus bermadu
Seperti cara awan mengelokkan langit dengan gumpalan mendungnya
Seperti cara lautan mengindahkan pantai dengan gelombangnya
Berkediplah
Hilangkan trauma dan segarkan rindumu
Lalu tersenyumlah kepadaku
Karena aku masih memandang senyummu itu sebagai kata yang paling istimewa
Kata yang masih bisa aku dapat darimu
Sumenep, 23 Mei 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD014
SERAT SABDA JIWA
( 🖐☝☝☝ )
Kata-kata yang terlepas
Terbangkan tirai pembatas
Menyingkap gulita
Menjadi udara sebelum jendela terbuka
Ada hati yang terjaga
Di sela-sela rindu yang semakin tidak ada logika
Nada-nada cinta semakin membuatku tak sadar
Betapa pun bahagia itu harus aku dengar
Aku terima sebagai penenang degup yang kian manja
Aku terdiam
Menanggung rindu yang berulang kali meraja
Bagaimana menyunting bunga tanpa luka
Memetik ranting tanpa meruntuhkan kelopak
Menjamah duri menyakiti diri sendiri
Apa lagi menebar sajak-sajak beronak
Seandainya ada luka
Senyum ini akan tetap betah bertahan
Dan mencatatnya sebagai puisi terindah
Hati yang terjaga
Tidak akan mengalah pada luka
Tidak akan menyerah pada sakit
Risau, kemana akan menepi
Berlinang menciptakan bilangan air mata
Banjiri luka
Atau melukis senyum
Menjadi aksara maha karya mewarnai nirwana
Jika cinta sebagai barisan huruf hidup
Dan rindu sebagai bilangan ganjil
Tataplah aku sebagai angka terkecil
Sebagai rumus serat sabda jiwa
Sumenep, 13 Mei 2022
#ZD013
JANGAN KATAKAN CINTA BILA OTAKMU MASIH WARAS
Zaini Dawa
Jangan katakan cinta
Jika cintamu tak semajnun cintanya Laila
Tak sebuta cintanya Zulaika
Juga tak senekad Rabiah saat menggores wajahnya
Jangan katakan cinta
Jika penantian perjamuan kala senja tak terbangkan jiwa
Lapar dan dahaga masih menyiksa
Saat cinta menyapa
Menunggu iftar membuatku gemetar sebab gelegar rindu
Bagiku
Engkaulah kidung azanku
Takjilku di ujung rindu
Tubuh ini menggigil menahan rindu yang paling memuncak
Di hadapanmu tatapan demi tatapan membuatku semakin tersekap kemesraan
Tanpa tirai pembatas rasa
Saat azan tidak terdengar
Bait-bait rinduku menggila
Mencumbu bulan atau bintang
Tak satu pun paham
Aroma bunga tak terhidu
Napasku ini ada dalam iqomah cinta-Nya
Sumenep, 27 April 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD012
OTAK LUDRUK
(Zaini Dawa)
Mana otakku
Kembalikanlah
Aku ingin kembali tersenyum dengan beribu majas
Dan menulisnya pada dinding rahimmu yang telah membuatku meringis
Mana otakmu
Kembalikanlah
Sebagaimana engkau denyutkan gurahmu pada nadiku
Mencari daging-daging yang menempel di tulang
Aku embuskan geliatku pada liang sempitmu
Dan engkau meledak-ledak bagai rudal di medan perang
Engkau bermain ketoprak
Aku bermain ludruk
Engkau kehilangan akal sehat
Aku terbuai kenikmatan sesaat
Otakku dan otakmu tercemar permainan lawas
Di balik rayuan-rayuan semerbak berlapis histeris
Bercurah cairan kental di zaman kardus
Bongkar, bongkar lalu bungkus
Sumenep,
06 April 2022
* Ludruk adalah kesenian sandiwara tradisional Jawa Timur
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD011
TITIMANGSA
(Zaini Dawa)
Mata gerayangan
Rupanya bergentayangan
Aku dibuatnya tak berdaya
Dari celoteh raib dalam diam
Hingga desahan derai rambut terurai
Menimbun wajahku dan merah pipimu
Wajah-wajah layu terkulai
Mengayun kenakalan dan napas-napas manja
Embusannya yang hangat menimang rasa
Sekaligus membakar habis keringat pada tungku-tungku tubuhmu
Aku katakan kejujuran di saat rasa malu menipis
Dan engkau tersenyum meyakinkan sekali
Aku terdiam
Diamku lebih nikmat
Ketimbang berdiskusi di atas pemberontakan yang membuat baju celanaku kusut
Aku hargai engkau serupa melati di atas meja
Untuk menghindari keributan-keributan yang membuatku mati
Mati yang tidak ditandai rasa sakit
Sumenep,
1 Maret 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD010
SENYUM BERAWAN
Zaini Dawa
Ada kata-kata indah yang mesti aku pelihara
Kutangkup dengan telapak tangan
Agar keliaranku menjadi jelata
Gugurkan kecupan sebelum menembus nirwana
Aku kembalikan pertanyaanmu
Engkau pun mengembalikan jawabanku
Lalu saling menarik napas dalam-dalam
Mengembuskannya ke dalam puisi tempat kita hidup dan bercinta
Lentera kecil meliuk dalam doa
Berbias kepasrahan di balik senyum berawan
Di antara sekian banyak bulir tasbih
Membintangi kata-kata agar tak hilang ditelan ketakutan
Sambil menata hati sebelum embun menjadi air mata
Karena jatuh pada ladang yang salah
Sumenep,
12 November 2022
SEANDAINYA
(Zaini Dawa)
Ketika aksaraku tak mampu berkata-kata
Dan kata-katamu tak mampu merangkai aksara
Aku hanya bisa duduk dan termenung menerjemahkan sebutir debu di wajah kekasih
Dalam pejam mata mengeja rasa
Bibir mengecap manisnya yang membuat mabuk
Kemudian tarikan napas dalam-dalam membawa angan terbang ke nebula
Sepasang jantung saling bertukar degub
Lalu debar yang terasa menjelma diksi cinta
Meski diam debar di dada semakin tak terkendali
Gemetar sekujur seperti rebah di ranjang pengantin
Kecup mesra sentuh menyentuh rasa
Lalu khayalan membuai kita
Kau aku beradu desah dalam kerinduan
Lalu diam memeluk air mata masing-masing
Seandainya ....
Hanya satu kata yang akhirnya lolos menjadi aksara kita
Sumenep
02.02.2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD08
AKU HARUS MENERIMA
(Zaini Dawa)
Di ujung meditasi batu
Aku sempat menjadi debu yang tidak mempercayai angin
Sementara lambaian daun cemara haturkan salam
Mengisyaratkan rupa walau ragu menghantam
Aku sangka kau hanya main-main
Nyatanya aksaraku luruh tak berkata-kata
Di saat kata-katamu yang tak berkasara
Dapat kuterjemahkan melalui angin yang kemarin berbisik lirih
aku temukan kebahagiaanmu
Walau tanpa aku
Aku harus bahagia menerima kenyataan
Apapun alasannya
Dan hati ini akan tetap berada pada tempatnya
Bahagiamu bahagiaku juga
Sumenep,
28 Januari 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD07
SAPAKU "Ekhemm ...."
(Zaini Dawa)
Dengan apa aku hendak menyapamu
Dengan sambutan hangat yang mengisyaratkan keakraban
Tapi, keadaan saat ini jelas-jelas panas
Dengan senyum manis yang mengisyaratkan keceriaan
Tapi, kenyataan saat ini benar-benar pahit
Dengan kata mutiara
Atau puisi cinta
Sementara, semua sajak dan majasku sudah engkau minta
Semua diksi dan literasiku sudah engkau miliki
Oh ... Aku sapa saja kau dengan kata "Ekhemmm ....
Sumenep,
16 Januari 2022
CARAKU MENCINTAMU
(Zaini Dawa)
Aku menyayangimu dengan segala rasa
Menggenggam adalah caraku mencintaimu
Sejauh mana pun kau melangkah
Tak akan pernah lepas dari tatapanku
Jika mungkin, aku tak ingin menjagamu dengan air mata
Aku tak ingin menjagamu dengan kerapuhan yang terbungkus tabah
Hanya cinta yang kupunya untuk menjagamu tanpa rasa sakit
Sayang ... jangan sia-siakan air mataku
Ia tidak akan pernah mengerti sesuatu yang bersembunyi di bilik jantung
Ia hanya tau bagaimana cara mengusaimu lalu memelukmu dengan erat
Hingga senyum yang indah terbit di wajahmu
Air mata ini sudah banyak meleleh sayang
Setiap tetesannya telah menjaga cinta dari segala kepahitan
Kau tahu, air mataku tak akan pernah habis untuk menghidupi benih-benih cinta kita
Jadikan tangisku sebagai pengobat kesakitanmu
Biarkan air mataku menjadi sesuatu yang membingkai bahagiamu tanpa bertaruh nyawa
Sumenep,
16 Januari 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD05/017
GEMURUH RINDU
( Zaini Dawa )
Sketsa di atas kanvas
Sejatinya sudah indah
Terlukis sempurna mewarnai cahaya
Tak akan redup di malam hari
Tak akan silau di siang hari
Keragu-raguanmu telah ciptakan pilu
Bahkan ketakutan-ketakutan, membuatmu kerdil
Seolah-olah kau terpasung dalam mimpi
Hingga rona di wajahmu, mengabur
Tataplah indahnya hakikat cinta
Tanpa mengadili perasaanmu sendiri
Biarkan ia tetap menyinari mawar yang mekar
Tumbuh berkembang langsung di atas akar
Dengan hakikat yang membias dari cahayaNya
Redamlah gemuruh rindu yang tak terjamah takdir
Dan biarkan rangkaian aksara rasa terus bertasbih tanpa mengenal akhir
Sumenep,
11 januari 2022
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD04
AKU MEMILIH DIAM
(Zaini Dawa)
Citra yang kubangun
Mengalirkan air mata kericuhan
Dan mengendap menjadi nanah kekalutan
Kucoba mengembalikan nyawaku
Pada bekas cakaran oleh kata-kataku sendiri
Aku terdiam membatu
Batu terdiam membisu
Bisu tertutup tulisan kata sunyi
Diantara getaran yang menyita detak jantung
Aku diamkan deburan gelombang samudera
Yang telah membuat tubuhku terhempas
Bagaikan buih dimainkan arus menghantam bebatuan
Aku tidak bisa memilih
Kecuali menyimpan luka
Meredam nyeri
Menekan
Menjinakkan
Memenggal semerbak sukma di tengah hari
Setelah memecahkan beling-beling di matamu
Sumenep,
24 Desember 2021
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD03
TAK PERLU
(Zaini Dawa)
Untuk apa aku merindukanmu
Sementara engkau tak pernah lepas dari kerling mataku
Untuk apa mengeja namamu
Sementara kasihmu masih berdenyut dalam nadiku
Untuk apa aku tulis puisi tentangmu
Sementara aksramu telah habis kutelan
Untuk apa memanggil namamu
Sementara gemulai tubuhmu masih elok di hatiku
Untuk apa aku abadikan cintamu
Sementara kasih sayangku masih utuh untukmu
Burung-burung terbang bukan sekedar katanya
Hinggap di ranting bukan karena andai kata
Mendung tak perlu mengundang gerimis
Untuk menjadikan pelangi di hati yang pasti
Kemesraan yang memebuatku tak waras
Semakin berat kutanggung hanya dengan kata wahai
Sumenep,
14 Desember 2021
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
#ZD02
SUARA
(Zaini Dawa)
Suaraku
Suara alam
Suara hati
Suara suara yang enggan dihentikan
Sekali pun panas di musim dingin
Atau pun gugur di musim semi
Suaraku berkumandang setiap kali menatapmu
Suaraku
Mewarnai malam yang membuat syair-syairku kian bergemuruh
Antara gerak dan getaran
Antara tarikan dan hembusan
Mata terpejam hati berkelana
Memaknai detak yang bergema di ruang paling sunyi
Dan aku semakin dalam digulung aroma tubuhmu
Suaraku
Sekali pun terdengar parau
Kualunkan selembut tiupan seruling
Memanggil kembali sukma yang hilang
Dengan lirih nada berbisik di sela-sela do'a
Engkau bergelayutan tawarkan rindu
Rindu yang membuat ragaku hidup
Sumenep,
06 Desember 2021
🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴
# ZD01
ADAMU
(Zaini Dawa)
Ibarat sebuah aksara
Kebisuan-kebisuan dapat terpecahkan
Hanya dengan sekali seratan
Meruncing satu nama yang paling indah
Tanpa memperhitungkan menang atau kalah
Jika mauku tersusun dari angka-angkamu
Semua bilangan tak akan pernah habis kuperas
Kecuali meneteskan air mata
Merumuskan rangkaian suka duka
Desir angin melisankan rona
Tentangmu yang tak pernah kuraba
Kulihat dari balik jendela
Atau pun menggambarkan rupa
Angin itu hembusan nafas yang membuatku bahagia
Sumenep,
02 Desember 2021