Senin, 30 September 2024

RAPUH

Puisi Prosais
(Zaini Dawa)

Bisaku tawar dalam sunyi
Lenyap sapa ronta aksara
Tampak rupa kurasa hilang kujaga
Betapa rapuhnya aku menanggung rasa ini
Kian lama kian membesar
Semakin kuat semakin ganas
Memulas tenggorokan tanpa jeda
Beringas mencekik cinta yang masih berdenyut

Telah aku katakan pada rindu
Ayo lakukan
Jika tak sanggup
Lakukan dengan mata terpejam
Jemput kematianku dengan cara sesukamu
Aku akan tetap tersenyum
Dengan mata dan telinga terbuka

Ayo lanjutkan
Selesaikan
Tuntaskan
Biarkan aku yang tanggung semua lara dan nyerinya
Sampai kedipan terakhir

Pandanganku tak pernah terhalang apapun
Menyaksikan indahnya purnama di langitmu
Karena itu aku
Aku yang hidup dalam sumpahku sendiri
Sumpah yang telah dicatat di lauhul mahfudz

Dan satu lagi
Aku tidak akan menyalahkan rindu yang nakal ini
Menyalahkan cinta yang enggan berhenti bernapas
Atau menyalahkan siapapun atas kerapuhan ini
Karena hadirmu mewahkan takdirku


Sumenep
23 September 2024

Kamis, 19 September 2024

HOMONYM

Aku sangsi
Kata apa yang akan bertahan di akhir sajakku
Bila huruf-huruf yang kususun dibaca bisa
Meracunimu hingga menjadi bunga tanpa nama

Bisa dan madu satu lafaz dalam segala desah
Satu eja di setiap bisik lirih
Dan prosamu yang membuatku mabuk
Telah mengagalkan aku menjadi sajak

Di sini adaku seperti parafrase
Kupoles setiap diksi dengan kecupan-kecupan di malam purnama
Bertahan karena diistimewakan
Terbuang karena terlalu berisik
Merecoki garis takdir di telapak tanganmu

Baris terakhir kata-katamu berkeringat dingin
Gigil gemetaran
Menjerit ketakutan
Dihantui mimpi terburuk di setiap halaman
Engkau terjaga
Aku terperanjat
Terhuyung memalsukan darah dan nanah
Menyatukan hakikat cinta sejati
Tetap suci di dalam jiwa yang satu


Sumenep, 19 September 2024
(Zaini Dawa)

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...