1. Beribadah karena TAKUT NERAKA,
ciri-cirinya mereka beribadah dengan
tergesa-gesa, beribadah hanya sekedar gugur kewajiban, dan syariat ini
seakan-beban hidup, gelisah bahkan terusik saat berkumpul dengan orang sholeh,
orang ini sangat sulit untuk mendapatkan hikmah syariat dan manisnya iman.
2. Beribadah karena MENGHARAP SORGA,
ciri-cirinya mereka perhitungan dalam beribadah, perhitungan dengan angka-angka
catatan nilai pahala. Takbirku sudah 17 kali, tasbihku sudah 16 kali, tahmidku
sudah sekian kali, dan tahlilku sudah banyak sekali, dzikirnya-pun di hitung
dengan butiran tasbih. Mereka terbuai dengan kenikmatan sorga, sehingga lupa
bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah perhitungan dengan rahmat dan rizqiNya
yang telah di berikan (wa yarzuqhu min
haitsu laa yahtasib)
Mutivasi yang serupan
dengan hal di atas adalah beribadah mengharap fadilah dari amalan-amalan
tertentu. Misalnya, sholat dzuha karena mengharap limpahan rizqi, bacaan
sholawat dapat menghilangkan kesusahan dan lilitan hutang, dsb.
3. Takut neraka dan mengharap sorga
bukanlah motivasi salah ataupun niat yang batil, namun itu dapat mengurangi
keikhlasan dalam beribadah dan rasa syukur sebagai hamba Allah yang butuh belas
kasih sayang sang kholiq. walaupun sorga dan neraka tidak di janjikan kepada
ummat manusia mereka akan tetap beribadah dengan penuh cinta dan pendekatan
diri kepada Allah (hub wa taqorrub ilallah), karena rindu dan mengharap
ridloNya mereka ingin selalu sujud padaNya. Ibadahnya menjadi momen pertemuan
yang sangat indah dengan Allah.
Masih ingatkah kita
dengan seorang gadis shufi yang cantik manis dan jelita, kecantikannya terkenal
hingga ke pelosok desa, hanya dengan kehalusan dan kelembutan tumitnya
pemuda-pemuda yang melihatnya tak mampu memejamkan matanya sampai rasa lapar
dan dahaga mendera tak terasa, dialah Robiah Al Adawiyah, walaupun demikian dia beribadah
dengan penuh cinta, karena mengharap ridhoNya kerinduannya dia curahkan dalam
sholat, setiap kali dia sholat pasti air matanya membasahi sajadah tempat
sujudnya, dalam do’anya dia memohon “ya
Allah jika sholatku karena takut pada neraka, aku mohon masukkan aku kedalam
nerakaMu sekrang juga. Jika sholatku karena mengharap sorga, aku mohon kuncilah
semua pintu sorgaMu agar aku tidak bisa memasukinya...”.
Saudara-saudaraku sekalian...
Bagaimana dengan ibadah kita, Pantaskah ibadah kita di
barter dengan sorga atau di jadikan jaminan untuk menolak neraka? jika berkaca
kepada Robiah Al Adawiyah, sungguh tidak pantas kita berada di sorga, juga
tentu tidak akan tahan berada di dalam neraka (kata Abu Nawas dalam syairnya). Oleh
karena itu, Marilah Kita Hancurkan Sorga
Dan Kita Padamkan Neraka! Karena keduanya bisa menghalangi kita untuk
mendapatkan ridloNya. Kerjakan perintahNya, jauhi laranganNya. Pahala dan
fadilah tak perlu di hitung atau-pun di minta, dan Allah maha tahu apa yang
kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar