Rabu, 01 Oktober 2014

T I G A M O T I V A S I B E R I B A D A H



1.      Beribadah karena TAKUT NERAKA, ciri-cirinya mereka beribadah dengan  tergesa-gesa, beribadah hanya sekedar gugur kewajiban, dan syariat ini seakan-beban hidup, gelisah bahkan terusik saat berkumpul dengan orang sholeh, orang ini sangat sulit untuk mendapatkan hikmah syariat dan manisnya iman.
2.      Beribadah karena MENGHARAP SORGA, ciri-cirinya mereka perhitungan dalam beribadah, perhitungan dengan angka-angka catatan nilai pahala. Takbirku sudah 17 kali, tasbihku sudah 16 kali, tahmidku sudah sekian kali, dan tahlilku sudah banyak sekali, dzikirnya-pun di hitung dengan butiran tasbih. Mereka terbuai dengan kenikmatan sorga, sehingga lupa bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah perhitungan dengan rahmat dan rizqiNya yang telah di berikan (wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib)
Mutivasi yang serupan dengan hal di atas adalah beribadah mengharap fadilah dari amalan-amalan tertentu. Misalnya, sholat dzuha karena mengharap limpahan rizqi, bacaan sholawat dapat menghilangkan kesusahan dan lilitan hutang, dsb.
3.      Takut neraka dan mengharap sorga bukanlah motivasi salah ataupun niat yang batil, namun itu dapat mengurangi keikhlasan dalam beribadah dan rasa syukur sebagai hamba Allah yang butuh belas kasih sayang sang kholiq. walaupun sorga dan neraka tidak di janjikan kepada ummat manusia mereka akan tetap beribadah dengan penuh cinta dan pendekatan diri kepada Allah (hub wa taqorrub ilallah), karena rindu dan mengharap ridloNya mereka ingin selalu sujud padaNya. Ibadahnya menjadi momen pertemuan yang sangat indah dengan Allah.
Masih ingatkah kita dengan seorang gadis shufi yang cantik manis dan jelita, kecantikannya terkenal hingga ke pelosok desa, hanya dengan kehalusan dan kelembutan tumitnya pemuda-pemuda yang melihatnya tak mampu memejamkan matanya sampai rasa lapar dan dahaga mendera tak terasa, dialah Robiah Al Adawiyah, walaupun demikian dia beribadah dengan penuh cinta, karena mengharap ridhoNya kerinduannya dia curahkan dalam sholat, setiap kali dia sholat pasti air matanya membasahi sajadah tempat sujudnya, dalam do’anya dia memohon “ya Allah jika sholatku karena takut pada neraka, aku mohon masukkan aku kedalam nerakaMu sekrang juga. Jika sholatku karena mengharap sorga, aku mohon kuncilah semua pintu sorgaMu agar aku tidak bisa memasukinya...”.

Saudara-saudaraku sekalian...
Bagaimana dengan ibadah kita, Pantaskah ibadah kita di barter dengan sorga atau di jadikan jaminan untuk menolak neraka? jika berkaca kepada Robiah Al Adawiyah, sungguh tidak pantas kita berada di sorga, juga tentu tidak akan tahan berada di dalam neraka (kata Abu Nawas dalam syairnya). Oleh karena itu, Marilah Kita Hancurkan Sorga Dan Kita Padamkan Neraka! Karena keduanya bisa menghalangi kita untuk mendapatkan ridloNya. Kerjakan perintahNya, jauhi laranganNya. Pahala dan fadilah tak perlu di hitung atau-pun di minta, dan Allah maha tahu apa yang kita inginkan.

Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...