Titik mengantung di ujung rerumputan
Berayun kembang meliukkan dahan
Memacu langkah gesitnya bertingkah.
Terus melaju tanpa jeda
Melesat...
Hingga sampai ke titik jenuh
Dan...
Mengering...
Di titik darah penghabisan
Sebatang rusuk patah
Berpura-pura lenyap dalam genggaman
Tik titik tana liyut pocettah koddhuk
Titik terdiam menggumpal di akhir kata
Mengurai huruf-huruf yang pernah tercipta
Mengeja sebuah nama yang merimbun bunga
Dan melilit di sudut bibir dan retina.
Tik titik tana liyut pocettah koddhuk
Titik-titik menetes jadi air mata
Lalu tumpah jadi samudera
Menyibak misteri Adam dan Hawa.
Akhirnya...
Titik menjadi terang...
Bahwa engkau adalah titik terlarang...
Dan
terindah, TITIK.
(Karya: Zaini Dawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar