Senin, 05 Agustus 2019

HARGA DARAH PEJUANG



Indonenesiaku...
Merdeka oleh darah pejuang
Darah yang tercecer dari ibu kota sampai hutan pedalaman
Darah yang tidak dihargai oleh siapapun
Bahkan mayat-mayat mereka tak sempat berkafan
Jadi santapan binatang-binatang kelaparan
Menyisakan semangat juang yang diwariskan
Kepada saudara-saudara seperjuangan
Sekali berteriak "merdeka..."
            Peluru menembus tengkorak
Sekali berteriak "majuuu.."
            meriam mendadak meledak
Komando kumandang takbir
"Allahu Akbar... Allahu Akbar..."
            Membara diujung bambu runcing
Teriakan "hidup atau mati"
            Lelehkan ganasnya timah amunisi
Indonenesiaku...
Merdeka oleh darah pejuang
bukan ludah pecundang
Mereka yang kau sebut pahlawan
Tak sedetikpun menikmati kemerdekaan
Hanya bisa tersenyum di mata uang
Yang kau jarah atas nama tugas
Dan pengabdian hasil merampas
Indonenesiaku...
Dibangun oleh darah pejuang
bukan ludah pecundang
Aku saja muak dengan gayamu
Caramu mengayuh negeri ini
Ini negeri, pakk...
bukan puzzle..
Mestinya kita malu menjadi lintah
Di negeri yang dibangun dengan darah
Ratapan istri dan anak-anak di rumah
Indonenesiaku...
Merdeka oleh darah pejuang
bukan ludah pecundang
Mereka yang kau sebut pahlawan
Membaring kecewa dalam petilasan
Ku harap hari ini perang kembali terjadi
Melawan kompeni yang dulu mereka hadapi
Biar engkau tahu rasa pedih-sadisnya perang
Lalu...
Kita bangun kembali negeri ini
Dari awal kemerdekaan lagi..
(Karya: Zaini Dawa)
~06 Agustus 2019~

Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...