(Karya: Sekar langit)
Dalam gerimis yang sepi
Aku laksana seloka saat aksara rindu tawarkan cinta sebagai hantaran sendu di setiap baitnya.
Rasa terbungkam
Dan mata angin menjadi segala arah pencaharian resahku.
Ketika kalbu menanyakan jalinan kisah perihal kita
Sedang ritmik hujan telah teteskan harap dimana kau menjadi butiran imaji dalam setiap rindu yang basah.
Aku mencintai mu dengan pijar cakrawala yang kugantung di langit jiwa.
Dan mengikuti waktu tanpa ragu menunggumu kembali
Berharap
Engkau menggenapkan puzzle cinta yang telah kita susun bersama
Rindu ini masih sumbang tanpamu ....
sebab kepergianmu menorehkan sunyi di malamku
Kepadamu
Dengarlah suara hatiku.
Bahwa hanya engkaulah anugerah teristimewa, dalam hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar