Jumat, 25 Juni 2021

LUBANG-LUBANG KECIL BEKAS GALIAN CINTAMU


Seperti musyafir..  
Tubuhku yang lapar mendatangimu dengan kepasrahan
Suapan demi suapan dari tanganmu telah melembutkan kata-kataku
Selembut lirikan matahari menyapa embun pagi
Menyusun tetes air menanggung di kepalaku

Kebodohan dan ketakutan yang membuatku seperti batu
Disisir gemuruh dalam sunyi
Menjadi rasa yang membongkar tubuhku dari kebekuan
Jiwa yang lunak menjadi tangguh
Jiwa yang rapuh menjadi kokoh.

Aku gali...
Engkau kugali dengan tujuh pasang tulang rusukku
Matahari tak kubiarkan meredup
Malam tak kubiarkan menyajikan gelap

Engkau bersembunyi
Aku mencari...
Bertahun-tahun lamanya kumencari 
Sampai menjadi petualang
Kugantung mimpi-mimpi di langit
Bermain petak umpet di antara planet
Ooo... mimpi-mimpi yang sungguh mengerikan

Aku terus mencari
Hingga kutemukan lubang-lubang kecil bekas galian cintanmu
Menembus celah-celah hitam di dadaku
Dan akupun terseruduk menjadi mangsa pergeseran nilai-nilai peradaban.

Mungkin bara lebih dingin
Ketimbang gemuruh cintaku
Mungkin saja gunung lebih ringan
Dari pada beban di pundakku.

Aku ingin mencintaimu dengan kekaguman dan kata-kata indah
Sebagaimana kata-katamu mengukir petuah
Yang tak mungkin pecah oleh perselingkuhan dan dramedi di negeri ini
Sebab hanya engkau yang mampu menata serat2 hati dan benang2 kecil di dalam otakku

$$$$$$
Akulah pemilik masa depan yang manis tak bergula
Dan senyum mafia-mafia berkalung tasbih
Mengukir setahun hancur seketika
Oleh cara pahit yang dimaniskan
Cara-cara busuk yang disegarkan
Dan cara-cara primitif yang diagungkan.
Oohh.. begitu pentingnya angka-angka di atas meja
Dan kertas-kertas di dalam laci.
Sementara huruf-huruf tak bermaksiat kembali ke jalan tuhannya.

Bendera-bendera berkibar meliuk bagai ikan dungu
Mungkinkah gelombang samudera
Menggeliat karena siripnya yang besembunyi di balik batu.

Jika oemar bakri seorang pengkhianat
Mungkin ia melahirkan koruptor dan bandit

Jika ki hajar dewantara seorang penakut
Mungkin saja ia melahirkan pengecut

Bandit melahirkan bandit-bandit
Koruptor melahirkan koruptor-koruptor
Maling melahirkan maling-maling
Dari lubang-lubaang itu.

Sumenep, 12 Juni 2021
ZAINI DAWA

LELAKI PECUNDANG

Aku seperti pengecut
Yang takut bersaing melawan liarnya angka-angka di luar sana
Katakan aku pecundang
Sayang...!!

Ketika mimpi-mimpi terlanjur tinggi
Sirine hidup meraung-raung dalam tubuhku
Dari kekaguman-kekaguman yang menyusupi puisi-puisiku

Aku telah merasakan dua kali melayang di pangkuanmu
Di pelukkmu

Lelahku seperti udara terhirup menjadi nafasmu
Dan aku nyaris gila dalam ruang gelap gelapnya percintaan

Ohh.. akulah pengecut itu


Sumenep, 28 April 2021
(Zaini Dawa)

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...