Ini rumahku.
Di sini, tidak menghargai kejujuran
Enggan mengakui kehebatan
Gemar menutupi bukti-bukti kebenaran
Tegas dianggap melawan
Berpendapat dianggap sok hebat
Protes dianggap tidak waras
Memberi solusi dianggap menggurui.
Kalau hanya kesetiaan yang dibutuhkan
Buaya dan anjing pun juga tunduk dan patuh tuan
Kepada siapa saja yang memberi makan
Perintah apapun dilakukan
Menggonggong lalu makan
Menjaga lalu jalan-jalan
Dan menjilat lalu hajatan.
Rumahku yang megah sorganya penjajah
Selagi kecil dibesarkan lalu dicampakkan
Selagi bodoh dibina lalu dibinasakan
Aku dipaksa sakit tanpa gejala
Dipaksa gila dirumah sakit jiwa
Sementara suara-suara dari balik tembok
Terbahak-bahak sambil mencekik
Alunan musik meredam padukan suara
Sesekali tersenyum jarinya menunjuk kita-kitab di atas meja.
Ini rumahku...
Di sini sedang tidak baik-baik saja
Pahlawan kebenaran disumpal lalu dibuang
Kemudian barang-barang berharga menghilang
Satu-persatu dikeluarkan dengan paksa
Hanya tersisa tangisan wanita-wanita tua
Meratap kehabisan air mata memandangi baskomnya
Ini rumahku
Cangkul dan sabitku masih menggantung
Mau berladang sawah ditanami gedung
Mau berkebun tanah ditanami investor asing.
Perahu dan jaringku masih bersandar
Mau melaut laut dibajak.
Gerobak lapuk berkarat di halaman
Mau berdagang pasar dikuasai preman
Aku malu pada tetangga
Rumahnya kecil tapi bahagia.
Ini rumahku
sebenarnya rumah apa??
Sumenep, 22 Agustus 2021
Zaini Dawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar