Rabu, 03 November 2021

HAKIKAT

Aku adalah malam yang terbangun oleh kata-kata
Dan mimpi yang bergelut dengan janji dan rencana
Butir-butir nadzar menyambut matahari setiap kali terbit
Dan engkau menanggapinya dengan cinta. 

Langit biru tiba-tiba menghitam
Bumi tandus tiba-tiba menghijau
Semuanya tiba-tiba bergerak dan berubah
Fenomena pun berbalik tiba-tiba sukar dinalar
Semua tercengang iba dan rona melayu tiba-tiba.

Aku ajak mata hati menghayati diri
Berdamai dengan awan yang tak habis kupikir
Kemana ia akan bergerak dan segera berakhir
Untuk menjadi teguh mewarnai mimpi
Menjinakkan tuntutan akibat dari sebab yg dikuasai otak dan otot.
Selebihnya adalah milikmu

Jika mawar harus indah
Aku biarkan pesonanya tersimpan di bibir kumbang-kumbang
Karena duri dan semerbak itu adalah takdirku.

Jika nelayan harus melaut
Aku biarkan layar berkembang bersama angin
Sebab luasnya samudera itu adalah janjinya.

Jika malam harus dingin
Aku tinggalkan butiran embun pada rumput kering
Sebab basah itu adalah nasibku.

Aku tidak tahu bagaimana cara mengolah nasib
Memainkan dinamika nada nadiku
Mengatur irama detak jantung dan tempo aliran darah
Yang aku tahu hanyalah engkau ada di dalam tubuhku
Dan telah aku pasrahkan seluruhnya untukmu.

Oo kekasih...
Peluklah anganku di dalam genggamanmu
Itu lebih nikmat
Dari pada menggenggam angan di dalam pelukanmu
Lalu terjebak dan tertipu


Sumenep, 19 September 2021

Zaini Dawa
https://youtu.be/Uj5HTKc99YQ

Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...