Senin, 01 April 2019

CINTA BERUJUNG SEMBILU

Mungkin kata-kata ini kau anggap sudah usang
Karena terlontar dari potongan hati yang terbuang

Tak apalah...
Setidaknya aku tuangkan segala perasaan
Yang mesti kau dengar walau berbalut kebencian

Seperti berjalan di tengah musim kemarau
Terik matahari membakar pilunya waktu
Ketika sendi-sendi melepas rasa
Hendak berdiri tegak tak berdaya
Dan menyibak kelopak mata senja
Tapi, rasa ini mati dibantai orang ketiga

Ada satu hal yang perlu kamu ingat sayang..
Saat-saat melakukan hal gila bersama
Kau titipkan hatimu pada sepotong jiwa
Saat-saat berbagi mangkok yg sama
Ku tindih kakimu di bawah meja
Di saat itu kita benar-benar bahagia
Di sudut hati kita terukir panorama sorga

Kini...
Kemanakah senyummu menghilang
Setelah kepergiaku dirantau bayang-bayang
Karena ketidak mampuanmu menahan dera
Yang jauh lebih aku rasakan disana

Kepasrahan menyisakan dosa-dosa
Serta keabadian rintihan air mata
Menyirami jalan yang pernah kita lalui barsama
Berujung sayatan sembilu dalam dada

Dearly baby...
With what I have to treat my heart wounds
And restore my lost love immediately

Dihadapan barisan kumbang-kumbang
Langkah terpaksa berhenti dikutuk masa
Seakan-akan berhenti diantara dua jurang
Kematian kupu-kupu menggeliat bak terpanggang bara.

Karya: Zaini Dawa
~02 sept 2019~

Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...