Minggu, 15 September 2019

BILA MONEY POLITIK DI HALALKAN

Berdandan di langit
Berkaca pada air laut
Menghiasi diri dengan polesan citra
Aroma senyum terlempar ke jantung udara
Menutupi cahaya matahari dan lubang-lubang revolusi

Kesedihan binatang melata meneteskan air mata dua kali
Diguncang degup jantung bumi yang bergejolak di dalam perut ibu pertiwi.

Sepayah ini kah bangsa ini..!!?
Bila tidak ada yang lebih mewah dari pada cabang lidah
Cerita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tersembunyi azas bilah bambu di semak-semak belukar

Sebodoh ini kah bangsa ini..!!?
Bila bendera menancap di ubun-ubun menusuk sendi-sendi kerabat
Meregang ikatan tali kasih yang erat merekat
Hingga tulang-tulang lebih renyah dari pada daging
Permusuhan tumbuh subur di setiap pagelaran pesta demokrasi
Linggis tegak mencari solusi
Celurit meliuk keluarkan resolusi

Semiskin inikah negeri ini..!!?
Bila money politik dihalalkan
Rakyat kecil makan raskin
Panguasa makan semen
Harga murah di mulut mahal di timbangan
Lantaran memperjual belikan takdir
Seharga nasi bungkus di trotoar

Separah inikah negeri ini..!!?
Bila penjara lebih mewah dari pada rusunawa
Hingga lapas lebih menjamin kemakmuran kolega...
Rekan kerja...
Sahabat dan keluarga...

Oohhh bangsaku, bangsa Indonesia...
Menangislah..!!
Selagi air mata mampu menggoyang rumput yg tak diharapkan tuan-tuan berdasi

Berteriaklah...!!
Selagi suara mampu menahan luka
tancapan batang bendera di rumah kura-kura
yang dikibarkan politisi di ubun-ubun kepala

Menjeritlah...!!!
Sekuat amarah menekan kebebasan bersuara
Seribu delapan ratus hari jalani tapa brata
Untuk menyumpal janji-janji mulut sumur tua.

Link youtube👇
https://youtu.be/VvNNNUUYSD4

Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...