Minggu, 01 September 2019

TAK SAMPAI

Di matanya
Ku rasakan lembabnya kegelisahan
Tersebab kecewa pada awan
Yang tak kunjung menjadi hujan
Dan setangkai melati
Yang gugur sebelum bersimpul jemari.

Akhirnya..
Dia merela bersila di tepi pantai
Menatap ombak berkejaran tiada henti
Menyuling senyum dari rongga kehidupan
Mematung sesak pada karang keabadian

Berkali-kali menjauh lalu mendekat
Berkali-kali menghilang kembali terjerat
Mencoret sebuah nama tak berpantai
Yang tak mungkin dia miliki

Cahaya bulan menyusut oleh risau malam
Tersangkut reranting berbayang hitam
Hancurnya riwayat mengusung selarik cerita
Menutur sebentang rindu yang pernah menjadi raja
Menggelora di istana antara luka dan kecewa

Rasa itu pernah meratui mimpi
Dan pada hari ini ia tangisi
Karena takdir yang tak mungkin diganti
Oleh seruncing duri
yang bersarang dalam hati

Jika ia tak bisa meneteskan terang
Lebih baik menjadi seonggok arang
Dari pada berdebu
Berpacu dengan bayu
Lalu cerita itu menjadi kobaran api
Melalap patung sejarah dan prasasti

Karya: Zaini Dawa

Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...