Di matanya
Ku rasakan lembabnya kegelisahan
Tersebab kecewa pada awan
Yang tak kunjung menjadi hujan
Dan setangkai melati
Yang gugur sebelum bersimpul jemari.
Akhirnya..
Dia merela bersila di tepi pantai
Menatap ombak berkejaran tiada henti
Menyuling senyum dari rongga kehidupan
Mematung sesak pada karang keabadian
Berkali-kali menjauh lalu mendekat
Berkali-kali menghilang kembali terjerat
Mencoret sebuah nama tak berpantai
Yang tak mungkin dia miliki
Cahaya bulan menyusut oleh risau malam
Tersangkut reranting berbayang hitam
Hancurnya riwayat mengusung selarik cerita
Menutur sebentang rindu yang pernah menjadi raja
Menggelora di istana antara luka dan kecewa
Rasa itu pernah meratui mimpi
Dan pada hari ini ia tangisi
Karena takdir yang tak mungkin diganti
Oleh seruncing duri
yang bersarang dalam hati
Jika ia tak bisa meneteskan terang
Lebih baik menjadi seonggok arang
Dari pada berdebu
Berpacu dengan bayu
Lalu cerita itu menjadi kobaran api
Melalap patung sejarah dan prasasti
Karya: Zaini Dawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar