Engkau wanita tercantik di dunia
Kemewahan permata memudar di pipimu
Luasnya samudera
Tingginya langit
Beratnya bumi
Hanyalah sesuap nasi di ujung jemarimu.
Engkau mencintaiku
Jauh sebelum aku berharga
Sampai tujuh bidadari menyunting bunga-bunga
Engkau tetap tersenyum dengan rona kenakalanku.
Di dalam lesung pipimu
Kutemukan senyum dan air mata.
Samudera kasih yang terbaca
Lewat garis-garis di keningmu
Ibuku pahlawanku
Ibuku bidadariku
Aku tak mungkin memindahkan surga di bawah telapak kakimu
Dengan apapun
Apapun
Apapun itu
Jantungku berdenyut dalam detak do'a-do'amu, ibu
Nyawamu kau jadikan saluran nafasku
Menyatu dalam butiran-butiran darah
Setelah itu engkau tiada
Dan aku menjadi bocah yg terbuang dari sayap malaikat.
Sumenep, 19'09'20
Zaini Dawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar