Selasa, 26 Januari 2021
Minggu, 10 Januari 2021
Sabtu, 09 Januari 2021
ANUGERAH TERISTIMEWA
(Karya: Sekar langit)
Dalam gerimis yang sepi
Aku laksana seloka saat aksara rindu tawarkan cinta sebagai hantaran sendu di setiap baitnya.
Rasa terbungkam
Dan mata angin menjadi segala arah pencaharian resahku.
Ketika kalbu menanyakan jalinan kisah perihal kita
Sedang ritmik hujan telah teteskan harap dimana kau menjadi butiran imaji dalam setiap rindu yang basah.
Aku mencintai mu dengan pijar cakrawala yang kugantung di langit jiwa.
Dan mengikuti waktu tanpa ragu menunggumu kembali
Berharap
Engkau menggenapkan puzzle cinta yang telah kita susun bersama
Rindu ini masih sumbang tanpamu ....
sebab kepergianmu menorehkan sunyi di malamku
Kepadamu
Dengarlah suara hatiku.
Bahwa hanya engkaulah anugerah teristimewa, dalam hidupku.
ANUGERAH TERINDAH
(Karya: Zaini Dawa)
Hari-hari berlalu dengan kebisuan
Malam-malam pun terjebak kegelisahan
Gemericik sabda jiwa
Merongrong do'a
Menyusun serat-serat cinta
Pada dedaunan yang dimainkan rintik rindu
Semakin tulus kubenamkan rasa.
Hasrat menari di atas mahkota bunga
Rasanya tenggelam ke dalam serbuk sari bermadu
Burung-burung berkicau merdu nan syahdu
Iringi kegilaanku yang hanyut bah tirta nirwana.
Alunan kasih mengalir menjadi dzikir
Mengurai penat penuhi ruang langit
Ditemani melodi cinta temui bintang-bintang
Karena esok akan kembali dengan cahaya yang ditempa pada rembulan.
Percayalahh...
Telah kulabuhkan ikrar pada sekuntum bunga
Untuk sekeping puzzle yang diambil dari patahan rusuk
Sebab jantungku tak mungkin berdetak
Hanya dengan satu rasa
Begitu pula dingding hatiku
Takkan pernah indah tanpa lukisan cintamu.
Sejuk mata rembulan
Teduh di pelupuk mata
Engkau tak perlu gelisah
Sebab engkau adalah anugerah terindah
Adaku karena cintamu
Adamu adalah rinduku.
Langganan:
Postingan (Atom)
RAPUH
Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...
-
Indonenesiaku... Merdeka oleh darah pejuang Darah yang tercecer dari ibu kota sampai hutan pedalaman Darah yang tidak dihargai ole...
-
Tetes air sisa hujan tertusuk cahaya matahari Merona pantulkan rindu yang tak wajar Fajar dan senja menjadi sebentuk senyum di sudut-sudut a...
-
Bila kutatap langit Lalu aku tidak melihatmu di sana Kulempar pandangan pada dinding kebisuan Layar mimpi terbuka Menampilkan se...