Karya: Zaini Dawa
Perjalanan ini menguras air mata di linang hari
Sinarnya tak sesejuk embun di padang ilalang
kehangatan mentari pagi jua menghilang
terpental kabut setebal tujuh lapis bumi.
Sinarnya tak sesejuk embun di padang ilalang
kehangatan mentari pagi jua menghilang
terpental kabut setebal tujuh lapis bumi.
Waktuku terus berlalu...
Dan terus berlalu...
Tp sayang...
Tumitmu terlalu halus untuk mengikutiku
Terlalu jauh berliku
Terlalu terjal berbatu...
Tentu tak mampu membimbing perasaan liar dalam angan
Merobek jantung menggoncang iman
Lentera kecil dalam hati mencoba bertahan
Berkisah asmara menelan kepahitan.
Dan terus berlalu...
Tp sayang...
Tumitmu terlalu halus untuk mengikutiku
Terlalu jauh berliku
Terlalu terjal berbatu...
Tentu tak mampu membimbing perasaan liar dalam angan
Merobek jantung menggoncang iman
Lentera kecil dalam hati mencoba bertahan
Berkisah asmara menelan kepahitan.
Ikhlasku...
Memadu racikan suara bersekat kaca
Mungkin bahagia akan tercipta
terhibur keindahan putik berbunga
Atau tergores nista di bawah ranting cemara
Memadu racikan suara bersekat kaca
Mungkin bahagia akan tercipta
terhibur keindahan putik berbunga
Atau tergores nista di bawah ranting cemara
Sayu mata rembulan menghias malam
Rasa sunyi menitipkan setangkai bunga dan sebait salam
Sehampa hatiku mencintamu dalam gelap
Harus tunduk pada kenyataan mengubur harap.
Rasa sunyi menitipkan setangkai bunga dan sebait salam
Sehampa hatiku mencintamu dalam gelap
Harus tunduk pada kenyataan mengubur harap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar