Rabu, 26 Februari 2020

Drama Cinta Babi Buta

Karya: Zaini Dawa

Aku merasakan pekatnya langit
yang diceritakan para leluhur
Asap menghitam oleh persekutuan batu dan debu,
kerikil dan pasir.
Sumur-sumur kering menua
Tertimbun bangkai binatang menelan kehausan
Untuk menikmati gemulai mata air tanah ini.

Aku merasakan pekatnya langit
yang kemaren di ceritakan biyung
Daun-daun menguning
gugur sebelum berganti musim
Paru-paru bumi sesak oleh asap cerutu
Kupu-kupu tak dapat menghisap sari-sari bunga lagi
Burung-burung tak mampu mencium aroma kening bumi.

Aku merasakan indahnya langit biru
Yang kemaren diceritakan pendongeng
Para kekasihku tertawa bahagia
Bayi-bayi yang lahir langsung tersenyum
Mendengar suara mesin ATM.

Aku meyakinkan diri
Bahwa penderitaan ini
Akan berakhir sampai disini.
Tapi,
Rumahku digerogoti rayap
Yang tak mengenal apa itu kayu,
apa itu bambu, apa itu batu.
Kekasihku yang tahu itu ingin berteriak
Mengajak burung gagak memainkan irama cakarnya
Dan membilas polesan make up-nya
Karena telah membuat mimpi-mimpinya
Mengambang seperti buih dimainkan angin.

Oh kasih...
Bagaimana bisa ku hentikan matahari di atas rel kereta api
Bagaimana bisa ku cium tangan-tangan amis bercorak melati
Sementara tanganku membendung air mata anak sungai
Yang takut bermain mata di rumah sendiri.

Aku tulis cerita itu di sebuah warung
Di saat kaki mereka menggantung di bawah kursi panjang
Ditemani manusia-manusia bermata sipit
Indahnya mutiara di dasar laut
Merdunya Kicauan burung-burung
Nikmatnya suguhan susu coklat
Aroma cengkeh dan lezatnya palawija.

Mungkin terlalu banyak daging yang mereka telan
Hingga memuntahkan kotoran berbau syetan.
Di warung itu
Aku menyaksikan skenario drama cinta babi buta
Yang disutradarai seniman asal Belanda

Aku tersentak kaget
Dan hampir semaput
Tapi, hanya satu menit
Selebihnya aku menjadi bulan-bulanan puisi
Yang di teriakkan Taufiq Ismail, Chairil Anwar,  dan WS. Rendra.

Kekasihku tersenyum kesakitan
Tersebab luka lama belum jua sembuh
Dan aku tidak akan meninggalkannya sendirian
Jika kekasihku mati
Akulah pengecut pertama yang ditulis dalam buku sejarah.

Minggu, 23 Februari 2020

Kronologi Dugaan penculikan anak di karangsokon Madura


Peristiwa itu berawal ketika pemuda (sebut saja Y) yg sedang mabuk tersebut mendekati dan berusaha menggapai tangan  seorang anak gadis kelas 1 SMP (sebut saja R) yg sedang mandi di sebuah sumber.
Melihat tingkahnya Y yg dianggap membahayakan. Sepontan R berteriak sekeras mungkin. Warga yg mendengar teriakan R langsung begegas mendatangi lokasi. Wargapun meneriakinya "begal." Spontan Y lari ke arah barat menyusuri sawah-sawah dan perkampungan. Beberapa orang laki-laki mengejar di belakangnya sambil berteriak begal pula.
Sebagian orang mengejarnya dengan menggunakan motor melalu jalan raya utk memotong laju larinya terduga begal tersebut.
Saat itu jg semua masyarakat geger dg situasi yg memang diresahkan oleh isu begal anak
Sekitar 1 kilo meter dari TKP Y tersebut tertangkap di dusun nyu-kalong oleh beberapa pemuda yang memang menunggu di ujung barat sana.
Y digiring ke jalan raya sambil diintrogasi dan digasak barang2 yang dia bawa. Masyarakat hanya mendapati sebuah hand phone dari saku celananya. Y kemudian diamankan di sebuah ruko milik Hanatun.
Di sinilah kemudian massa berdatangan hingga membuat macet jalan raya. Mobil2 dan motor2 mengular hingga 700 km ke arah barat dan 500 km ke arah timur.
Kondisi semakin susah dikendalikan. Massa semakin geram ingin menghakimi Y dengan berbagai cara yg mereka kehendaki.
Namun beruntung sekali, sebagian tokoh menyadarkan bahwa Y bukan BEGAL. "Percayalah dia orang yg mengalami gangguan jiwa (spt dlm rekaman VDU) dia anak orang nangger" imbuhnya. Namun massa tidak langsung percaya begitu saja.
Untuk mengatasi situasi yang semakin parah ini. segara dilaporkannya kepada Kades Karangsokon dan dilanjutkan ke kepolisian sektor Gulukguluk.
Sekitar 3 jam setelah Y dibawa ke kantor polsek, kades desa karangsokon mengeluarkan klarifikasi melalui strori WA-nya bahwa: kasus yang terjadi bukanlah kasus begal, melainkan orang asal desa Nangger sedang mabuk komik 1 box.
Pelajaran bagi kita.
mabuk bukanlah sikap terhormat atau bergengsi. Melainkan sebuah dosa besar, sebagaimana yg sudah dijelas dalam agama Islam. Janganlah sekali-kali kamu bangga bila mampu membeli khamer, arak, dan jenis lainnya yg dapat memabukkan.
Kebanggaan apa yg didapat dari mabuka2an???
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Sessungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu dan menghalangi kamu dari mengingat Allâh dan dari shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).[ Al-Mâidah/5:91]
Semoga bermanfaat

Jumat, 07 Februari 2020

Aku Mencintaimu Di Masa yang Tak Mengenal Apa Itu Cinta


Aku bukan arsitek yang andal
Bukan pula tukang ukir yang datang dari Abad Renaisans
Aku tak memiliki sejarah panjang bersama batu pualam
Tetapi ingin kukenang dirimu seperti yang dilakukan kedua tanganku
Dalam membentuk lekuk tubuhmu yang indah
Lalu menghiasinya dengan bebunga, bintang, puisi
Dan miniatur tulisan bergaya Kufah
2
Aku tak ingin menghabiskan seluruh bakatku untuk menulis ulang tentangmu
Tidak pula untuk mengembalikan tabiatmu
Atau membumbui ulang setiap huruf dari alif hingga ya’ dengan titik.
Bukan kebiasanku mengumumkan perihal buku baru yang aku tulis
Atau perihal perempuan yang kucintai dengan sepenuh hati
Juga keindahan lekuk tubuhnya dari kepala
Hingga jemari kedua kakinya
Ini prinsip yang tak sejalan dengan sejarah perpuisianku
Tak senapas dengan kemuliaan para kekasihku
3
Aku tak ingin memberimu catatan
Untuk menghitung tahi lalat yang kutanam pada perak pundakmu
Untuk menghitung bohlam yang kugantungkan pada jalan-jalan di matamu
Untuk menghitung ikan-ikan yang aku pelihara di telukmu
Untuk menghitung gemintang yang kutemukan di balik mantelmu
Untuk menghitung merpati yang kusembunyikan antara buah dadamu
Ini adalah prinsip yang tak sejalan dengan keangkuhan lelaki
Dan keangkuhan kedua payudaramu
4
Wahai dara
Engkau skandal indah yang kujadikan wewangian
Kasidah indah yang kudamba tanda tangannya
Bahasa yang memuntahkan emas dan lazuardi
Bagaimana aku tak berteriak di tengah-tengah kota
Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu
Bagaimana mungkin aku tetap menyimpan matahari di Guariri
Bagaimana mungkin aku berjalan bersamamu di taman umum
Dan satelit tak menyibak tabir
Bahwa dirimu adalah kekasihku
5
Aku tak bisa melakukan pengawasan
Pada kupu-kupu yang berenang dalam aliran darahku
Aku tak bisa mencegah pelana melati menaiki pundakku
Aku tak bisa menyembunyikan bait puisi di balik mantelku
Atau akan hancur lebur bersamaku
6
Wahai dara
Aku lelaki berskandal yang terungkap oleh puisi
Kau perempuan berskandal yang terungkap oleh kata-kata
Aku lelaki tak berpakaian selain dengan cinta
Kau perempuan tak berpakaian selain dengan kewanitaan
Kemanakah kita kan pergi, kasih?
Bagaimana kita menggantungkan isyarat cinta dalam dada
Kita rayakan hari Valentine
Di masa yang tak mengenal apa itu cinta?
7
Wahai dara
Aku berharap mencintaimu di suatu masa yang berbeda
Masa paling romantis dan paling puitis
Masa penuh sensasi dengan aroma buku-buku dan semerbak melati
Juga hawa kebebasan
8
Bagaimana aku mengimpikan dirimu menjadi kekasihku
Di masa Charles Aznovour
Juliette Gréco
Paul Éluard
Pablo Neruda
Charlie Chaplin
Sayed Darwish
Naguib El-Rihani
9
Aku berharap bisa makan malam bersamamu
Pada suatu malam di Firenze
Di mana patung Michael Angelo berdiri tegak
Terus menyuguhkan pengunjung yang datang ke sana
Roti dan arak
10
Aku berharap bisa mencintaimu
Di masa keberdaulatan lilin dan kayu
Kipas angin produk Spanyol
Surat-surat yang tertulis dengan bulu-bulu burung
Gaun Taffeta dengan warna-warni seperti pelangi
Bukan di masa musik disko
Mobil-mobil Ferrari
Dan celana jeans yang dibuat robek
11
Aku berharap bisa menemuimu di masa yang berbeda
Di sana semua wewenang ada pada burung-burung pipit
Atau di tangan rusa
Di tangan angsa
Di tangan putri duyung
Atau di tangan para pelukis, musisi, dan penyair
Atau di tangan pecinta, anak-anak, dan orang gila
12
Aku berharap kau menjadi milikku
Di masa yang tak menindas mawar dan puisi
Tidak pula nay dan kewanitaan
Tetapi sayang sekali kita datang terlambat
Kita cari mawar cinta
Di masa yang tak mengenal apa itu cinta

Karya: Nizar Qabbani
Sumber: Tanwîât Nizâriyah ‘Alâ Maqâm Al-‘Isyq (1995)

Terjemahan Musyfiqur Rahman
Sumber: basabasi.co

Selasa, 04 Februari 2020

MENCARI MUKA


Karya: Zaini Dawa
Sebenarnya..
Aku sudah lama aku tidak mempercayaimu
Aku pura-pura saja mengagumimu
Aku hanya mencari muka
Seperti engkau dulu mencari muka
Di depan pemuka-pemuka desa
Bagaimana aku bisa mempercayaimu
Sedangkan engkau seperti udang di balik batu
Berlagak seperti katak memikul kerbau
Mana bisa sayang...!?
Bagaimana aku tidak berburuk sangka
Bila rupamu rupanya berupa-rupa
Tutur bahasamu melebihi rayuan remaja
Empuknya seperti kursi yg kau duduki disana
Menjanjikan kemilau emas berlian
Menjamin kemewahan menu beragam varian
Waahhh... mana bisa sayang...!?
Di mataku
Engkau hanya pencari suaka
Engkau kemari hanya mencari muka
Aku pun pura-pura bego mencari muka
Kita terlalu jauh dari tulus dan begitu dekat dengan apus
Mukamu romantis
Hatimu komunis
Karena itu..
Aku lebih memilih bisu dalam gejolak
Ku bikin telingamu kelak merindukan suaraku
Suara yang dirindukan petani
Nelayan, buruh, pedagang kaki lima dan kuli.

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...