Jumat, 07 Februari 2020

Aku Mencintaimu Di Masa yang Tak Mengenal Apa Itu Cinta


Aku bukan arsitek yang andal
Bukan pula tukang ukir yang datang dari Abad Renaisans
Aku tak memiliki sejarah panjang bersama batu pualam
Tetapi ingin kukenang dirimu seperti yang dilakukan kedua tanganku
Dalam membentuk lekuk tubuhmu yang indah
Lalu menghiasinya dengan bebunga, bintang, puisi
Dan miniatur tulisan bergaya Kufah
2
Aku tak ingin menghabiskan seluruh bakatku untuk menulis ulang tentangmu
Tidak pula untuk mengembalikan tabiatmu
Atau membumbui ulang setiap huruf dari alif hingga ya’ dengan titik.
Bukan kebiasanku mengumumkan perihal buku baru yang aku tulis
Atau perihal perempuan yang kucintai dengan sepenuh hati
Juga keindahan lekuk tubuhnya dari kepala
Hingga jemari kedua kakinya
Ini prinsip yang tak sejalan dengan sejarah perpuisianku
Tak senapas dengan kemuliaan para kekasihku
3
Aku tak ingin memberimu catatan
Untuk menghitung tahi lalat yang kutanam pada perak pundakmu
Untuk menghitung bohlam yang kugantungkan pada jalan-jalan di matamu
Untuk menghitung ikan-ikan yang aku pelihara di telukmu
Untuk menghitung gemintang yang kutemukan di balik mantelmu
Untuk menghitung merpati yang kusembunyikan antara buah dadamu
Ini adalah prinsip yang tak sejalan dengan keangkuhan lelaki
Dan keangkuhan kedua payudaramu
4
Wahai dara
Engkau skandal indah yang kujadikan wewangian
Kasidah indah yang kudamba tanda tangannya
Bahasa yang memuntahkan emas dan lazuardi
Bagaimana aku tak berteriak di tengah-tengah kota
Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu
Bagaimana mungkin aku tetap menyimpan matahari di Guariri
Bagaimana mungkin aku berjalan bersamamu di taman umum
Dan satelit tak menyibak tabir
Bahwa dirimu adalah kekasihku
5
Aku tak bisa melakukan pengawasan
Pada kupu-kupu yang berenang dalam aliran darahku
Aku tak bisa mencegah pelana melati menaiki pundakku
Aku tak bisa menyembunyikan bait puisi di balik mantelku
Atau akan hancur lebur bersamaku
6
Wahai dara
Aku lelaki berskandal yang terungkap oleh puisi
Kau perempuan berskandal yang terungkap oleh kata-kata
Aku lelaki tak berpakaian selain dengan cinta
Kau perempuan tak berpakaian selain dengan kewanitaan
Kemanakah kita kan pergi, kasih?
Bagaimana kita menggantungkan isyarat cinta dalam dada
Kita rayakan hari Valentine
Di masa yang tak mengenal apa itu cinta?
7
Wahai dara
Aku berharap mencintaimu di suatu masa yang berbeda
Masa paling romantis dan paling puitis
Masa penuh sensasi dengan aroma buku-buku dan semerbak melati
Juga hawa kebebasan
8
Bagaimana aku mengimpikan dirimu menjadi kekasihku
Di masa Charles Aznovour
Juliette Gréco
Paul Éluard
Pablo Neruda
Charlie Chaplin
Sayed Darwish
Naguib El-Rihani
9
Aku berharap bisa makan malam bersamamu
Pada suatu malam di Firenze
Di mana patung Michael Angelo berdiri tegak
Terus menyuguhkan pengunjung yang datang ke sana
Roti dan arak
10
Aku berharap bisa mencintaimu
Di masa keberdaulatan lilin dan kayu
Kipas angin produk Spanyol
Surat-surat yang tertulis dengan bulu-bulu burung
Gaun Taffeta dengan warna-warni seperti pelangi
Bukan di masa musik disko
Mobil-mobil Ferrari
Dan celana jeans yang dibuat robek
11
Aku berharap bisa menemuimu di masa yang berbeda
Di sana semua wewenang ada pada burung-burung pipit
Atau di tangan rusa
Di tangan angsa
Di tangan putri duyung
Atau di tangan para pelukis, musisi, dan penyair
Atau di tangan pecinta, anak-anak, dan orang gila
12
Aku berharap kau menjadi milikku
Di masa yang tak menindas mawar dan puisi
Tidak pula nay dan kewanitaan
Tetapi sayang sekali kita datang terlambat
Kita cari mawar cinta
Di masa yang tak mengenal apa itu cinta

Karya: Nizar Qabbani
Sumber: Tanwîât Nizâriyah ‘Alâ Maqâm Al-‘Isyq (1995)

Terjemahan Musyfiqur Rahman
Sumber: basabasi.co

Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...