1.
Telah Kusimak Gemuruhmu
2.
Bejana Doa
3.
Kubang Kenang
4.
Sapamu Sengau
5.
Merangkak Janji
6.
Biarlah Membatu
7.
Menanti
8.
Biarkan Cinta Kita Tetap Tumbuh
9.
Aroma Rindu
10.
Benang Rindu
11.
Ar-rahman
12.
Cinta Tanpa Jelaga Rusuh
13.
Pesan Rindu
14.
Jejak Pelangi
15.
Sayap Rindu
16.
Aku Tak Akan Bosan
17.
Menemukan Wajahmu
18.
Mengusung Lentera Rindu
19.
Maaf
20.
Memadu Cinta
21.
Jelmaan Rasa
22.
Memeluk Sabar Dengan Secangkir Rindu
23.
Hanya Aku Saja
24.
Aku Milikmu
25.
Menelisik Wajahmu Di Balik Rimbun Rindu
26.
Saksi Rindu
27.
Rumah Cinta
28.
Langit Senja
29.
Hanya Milikmu
30.
Melukis Senyummu Pada Rembulan
31.
Ajari Aku Rasamu
32.
Ada Aku Di Taman Hatimu
33.
Labirin Malam
34.
Manis Bibirmu Yang Masih Tercecap
35.
Engkau Adalah Bahagiaku
36.
Batinku Adalah Milikmu
37.
Mekar Dengan Tanda Tanya
38.
Tulis Aku Sesukamu
39.
Aku Adalah Dirimu
40.
Tenggelamkan Saja Aku Pada Tatapanmu
41.
Rindu Samudra
42.
Mencumbu Rindu
43.
Karamkan
44.
Aksara Bermahkota Cinta
45.
Mencintai Dan Dicintai
46.
Sajak Cinta Di Penghujung Malam
47.
Bermimpilah Kekasih
48.
Fajar Dan Seonggok Daun Kering
49.
Mencumbu Rindu
50.
Izinkan Aku Menangis
#EKA01
TELAH KUSIMAK GEMURUHMU
terimakasih; Malaikatku
(Ekawati)
Kusapa syairmu di pelantara senja
Diksi-diksi indah berbalut cinta menari
Lirik mesra terus mengalun
Menarasikan perjalanan hati saat menemukanku
Gumam bersenandung di
gemuruh nadamu
Lalu kukemas semua tanpa jeda
Tunduk takluk di bawah jendela hati
Sambil menatap wajahmu merembulan benderang
Mencerah ceriakan wajah yang tersaput kelabu kemarin
Kunanti dikau di sisi hati
Sambil menasbihkan risalah yang diembuskan sang bayu
Senyum tak memudar kala tatap tak hanya tertuju padamu
Bahagia akan terlukis jelas pada bahagiaku
Itu katamu, dan aku percaya
Terimakasih malaikatku,
Senyummu akan selalu menjadi rumah cintaku
Pekanbaru
06.11.2021
#EKA02
BEJANA DO'A
(Ekawati)
Sejak subuh jiwa bertasbih
Menggores nurani dengan lembut cinta
Harap sua menggelinding disela bulir-bulirnya
Kuhempas air mata pada sajadah
Sambil mengurai kerinduan yang semakin mendekap
Telah kukemas segala rasa
Lalu menatanya dalam bejana do'a
Padang Lawas
25.11.2021
#Eka03
KUBANGAN KENANG
(Ekawati)
Rinai pagi ini telah melaksanakan tugasnya
Semua rindu telah tenggelam dalam kubang kenang
Kuncup cinta enggan mekar
Kelopaknya hanya mencuat setengahnya
Sambil terus mencumbu cemas dan cemburu
Ah kekasih,
Tak kukira aku seluka ini
Terisak sendiri memeluk keabadian yang kau gores di tubuhku
Sementara deduri yng menancap masih lagi basah oleh air mata
Padang Lawas
27.11.2021
#EKA04
SAPAMU SENGAU
(Ekawati)
Lenyi akan menjadi penutup cerita
Gelak tawa rayu mendayu tak akan lagi menggantung di bibir
Hilang canda
Hampa tawa
Dan semua bisu dimakan waktu
Menyelami rasa tak lagi berani
Apalagi menunjuk rupa
Hasrat mencumbu telah menuai rajuk
Gayung tak lagi bertaut
Tercerai oleh garis yang dipisahkan takdir
Sebelah menyebelah
Dan canda pun beku mengeras
Janji mengayuh bersama tak lagi saling teraba
Biduk kita terombang ambing di Samudra
Luka kecewa bawa duka air mata
Kembali dan lagi
Mendekap erat jiwa yang sejak kemarin sudah berderai tak berupa
Dan akhirnya,
Sapamu terdengar sengau
Padang Lawas
28.11.2021
#EKA05
MERANGKAI JANJI
(Ekawati)
Bulirku kembali menggenang
Berpacu dengan deru pilu
Kuajak beberapa tetes rindu menasbihkan cinta
Menggemaskan kidung selawat penghantar do'a
Kisah ini masih tertulis di lembayung senja
Ronanya juga masih hangat
Walau sapaku kini bisu
Seperti embun yang mengikat janji pada pucuk
Serupa engkau yang telah merangkai janji tuk welalu kabulkan harap
abadi
Hingga kedipku selalu menjingga
Tak peduli terik yang akan memusnahkan raga
Andai saja,
Ah mungkin kau akan entahlah...
Tapi satu yang harus kau pahami,
Dirimu akan abadi selamanya tersimpan di palung hati
Padang Lawas
24.11.2021
#EKA06
BIARLAH MEMBATU
(Ekawati)
Embun telah surut Seiring rindu yang ditimpa terik
Rasaku hanya mampu bersembunyi di celah aksara
Terangkai indah dengan diksi air mata
Aku tak lagi mampu membelai keningmu
Tak dapat menunjukkan bayang
Tak berdaya melantunkan sapa
Wajah kuyu mengering di kerontang surya
Biarlah,
Semoga rindu ini segera membatu
Lembah ngarai yang lembab karena air mata segera menghilang
Cinta baru saja berani menampakkan warna
Namun kenyataan telah mencabiknya dengan arogan
Sisakan diam dalam tangisan
Ah kekasih, apa yang kutulis tak kupahami sama sekali
Rindu ini telah merampas semuanya
Takdir kembali musnahkanku
Padang lawas
26.11.2021
#EKA07
MENANTI
(Ekawati)
Terjerembabku dalam kisah yang sama
Memeluk risau dalam penantian berkepanjangan
Kubaca kembali lembar lembarnya
Lalu kusematkan sedikit pesan hati di sana
Tentang syahdu rindu yang bergelayut manja
Juga ramuan cinta dari campuran tawa
Telah habis sabdamu kueja
Sampai diksi terakhir yang kau aminkan dengan binar cinta, tamat
Aku akan tetap di sini
Dengan tengadah yang sama
Dengan janji yang sama
Dengan binar yang juga sama
Duhai malaikatku
Sesekali tataplah keluar
Kebun mawar yang kau semai itu tetap membelukar
Meski duri-durinya menusuk dan tinggalkan luka di hatiku
Aku akan baik-baik saja
Padang Lawas
28.11.2021
#EKA08
BIARKAN CINTA KITA TETAP TUMBUH
(Ekawati)
Jiwaku tak akan pergi
Meski rasakumu telah dikebiri
Rindu dan cinta akan terus berputik
Kembangkan rona dengan semua warna
Merinduimu akan menjadi larik yang akan ku tulis setiap hari
Lalu biarkan kupu-kupu dan kumbang membacanya
Agar mereka tahu ada sesuatu yang berdenyar di dada kita
Tak akan ku biarkan ruang dan waktu membelenggu angan
Mari kita usir kabut yang coba menghijabinya
Karena taman kita nyata adanya
Meski lidah kelu
Jemari akan selalu saling menyeka butiran keringat ragu
Yang berhamburan
Saat resah menderas membelenggu
Sayang, biarkan cinta kita tetap tumbuh, berakar, membelukar di
taman hati
Padang Lawas
03.12.2020
#EKA09
AROMA RINDU
(Ekawati)
Aku tak mampu menghapusnya
Meski tertatih, kupapah langkah menujumu
Tak hiraukan riuh yang menggoyang larik-larik aksara
Tak nak kutakar lebar jembarnya
Biar saja bembentang luas sesukanya
Kita tahu tentang lengkung pelangi tak pernah lama
Seperti gerimis sebelumnya yang akhirnya berakhir
Tetapi apa daya kita
Ketika wadah di ceruk hati beraroma rindumu dan rinduku
Jangan yakinkan hatiku dengan lisanmu
Cukup diksi yang bermuntahan di matamu mengungkapkannya
Aku takkan mengetuk apa pun untuk masuk
Karna sejatinya kita sudah ada di dalam jauh sebelum hari ini
Padang Lawas
04.12.2020
#EKA10
BENANG RINDU
(Ekawati)
Tak ada yang mampu kusentuh
Apa lagi mencumbu rayu
Perihal cinta kita hanyalah nyanyian malam yang tak bernada
Sunyi
Goresan tinta rindu tak pernah puaskan dahaga
Hanya menambah rusuh gemuruh
Sesekali ku tatap lenyi yang berdiang di dada malam
Sambil menggenggam dian yang tersisa pada ujung pengharpan
Ku pintali semua benang rindu dari sisa hujan
Selembar demi selembar mulai meraut rupa
Tetapi angan tinggal lah angan
Hanya desau lara terdengar pilu
Selebihnya kosong
Padang Lawas
04.12.2021
# EKA 11
AR-RAHMAN
Ekawati
Mencecap candu yang terabai
Tumpahkan bulir air mata yang dibekap sepi
Sungguh saputan hakekat telah menggugurkan doaku
Tengadah di seberang yang bersisian dengan embun telah menggetarkan
langit
Membuat kedua tanganku tak lagi berani terangkat untuk memintamu
Denyut jantung yang meriuh hanya menjadi barisan huruf yang tak
berdaya
Dan malaikatku hanya mampu menatap nanar
Entah kefanaan entah kegilaan
Entah
Tapi nur Ar-Rahman akan selalu menyala di hatiku
Padang lawas, 10.12.2022
#EKA_12
CINTA TANPA JELAGA RUSUH
(Ekawati)
Malam telah purna
Ketika air mata masih lagi menggantung di sudut mata
Sepinya mengemas kecewa
Lalu menina bobokkan luka dengan nyanyian sendu
Berharap isak rindu tak lagi terdengar pilu
Waktu menyulam biasaku
Memintal sisa rajuk bersama benang-benang sabar
Agar buncah rasa diam berhenti berontak
Kukumpulkan semua lembar rindu
Lalu melipatnya dengan penuh rasa sayang
Dan mimpi bertukar wadah
Kupeluk hasrat yang mulai meliar
Membujuknya dengan lembut rasa
Agar kau kembali mengalir dengan tenang di nadi
Mengisi sekujur tubuhku dengan cinta tanpa jelaga rusuh
Padang Lawas
17.12.2021
#eka_13
PESAN RINDU
(Ekawati)
Berhari-hari kutasbihkan doa dalam nadi
Tak biarkan sedikit pun bias cahaya bergeser dari hati paling
palung
Lalu kuembusan namamu pada sulur-sulur diksi beraroma cinta
Agar gema suara kalbu menjadi puisi paling mempesona
Duhai tuan yang pada keningnya kuletakkan sebuah rasa
Lihatlah lembayung yang menggantung di bibir senja
Ada senyummu di sana
Saat sapa dengan beribu ketulusan tak mampu terucap
Syurga tetap berkunjung ke dalam dada
Meronakan wajahku dalam sipu penuh rindu
Kusimpan pesan debar dalam syair
Bersama bayu rindu yang berembus di pelantara hati
Lalu kupanggil namamu dengan lirih suara
Sebagai pengobat gelisah yang hadirkan resah
Bernyawalah engkau wahai dalam diriku
Puaskan dahagaku dengan ketulusan
seperti tatapan cintamu yang telah hidup lebih dulu di jantungku
Padang Lawas
18.12.2021
EKA14
JEJAK PELANGI
( Ekawati )
Tuan hati ini benar-benar telah terkurung dalam rasakumu
Erat membelenggu angan
Tak nak melekang walau sekejap
Embusan angin kadang menghempas rasa yang menelisik di antara senja
dan gelap malam
Menggelorakan cinta yang membahana
Marayu kalbu dengan cumbu
Hingga rindu tak berujung, terbitlah
Sungguh jiwaku telah menjadi milikmu
Kerlingmu menyerabut keseluruh nadi hidupku
Memenjarakan rasa pada nebula
Meski samar kubaca setiap gerak bibir ketika engkau membisikkan
namaku
Merasakannya di ceruk dada
Sebagai jejak pelangi untukku sendiri
Padang Lawas, 19.12.2021
EKA15
SAYAP RINDU
(EKAWATI)
Ketika senja memeluk renjana
Sepasang sayap murung berkelana
Mengepak mimpi di antara butiran tasbih yang terserak di pintu
rindu
Angin terbangkan jiwa ke jauh angan
Melesat tajam lepas dari busur dan tertancap di hatimu
Ciptakan geletar di sekujurku
Aku hanya ingin bebas mengecup bibirmu
Tanpa gemetar yang mengembara liar
Aku hanya ingin menimba habis bahagiaku dari bening matamu
Lalu meraciknya menjadi tutur cinta yang mengharu biru
Kukais sisa-sisa rasa dalam hatimu
Ketika lelah bertamu di sudut kosong di sebelah jantung
Dengan tengadah bertanya aku padaNya
Mungkinkah ada tempat untukku berteduh serta merasakan hangat
dekapanmu
Padang Lawas
21.12.2021
EKA16
AKU TAK AKAN BOSAN
(Ekawati)
Meski dingin tak lagi memiliki gigil
Jemari ini tak kan letih menggores diksi dengan namamu
bilah-bilah canda yang tercipta akan selalu menjadi rasa paling
kurindukan
Jika nanti pelangi tak lagi memiliki warna
Aku tetap tak akan bosan memandangi nya
Karena aku tahu engkau sedang berusaha melukiskannya kembali
untukku
Merah mawar akan kau dapatkan
Untuk mewakili geloramu yang tak akan pernah padam
Jingga dari ranum buah syurga akan kau petik
Kemudian menjadikannya perona pipiku
Kuningnya cahaya mentari akan kau biaskan tepat ke hatiku
Hingga tak lagi ada pijar lain yang mampu kuraba
Hijaunya daun basah berembun akan kau kecup dalam-dalam
Maka hilanglah segala kegelisahan yang menghantui sepanjang hariku
Lalu biru kasihmu akan menenggelamkanku dalam penantian tak
berujung
Dan aku tak akan pernah bosan
Padang Lawas
25.12.2021
EKA 17
MENEMUKAN WAJAHMU
(Ekawati)
Kusisiri serpihan rindumu
Lalu mengumpulkannya agar harapan yang masih tertinggal tak ikut
lebur dengan sisa air mata
Rinaimu akan menambah subur benih yang tertindih bebatuan takdir
Basahmu juga akan melebur semua prasangka yang bertakhta
Tentang gemuruh, biarlah hanya engkau saja duhai hati yang
mendengar
Sekarang aku sudah mampu menemukan wajahmu tersenyum meski tanpa
membuka kelopak mata
Bahkan aku mampu mendeskripsikan napasmu yang beraroma cinta ke
paruku
Kemudian kuhirup dalam diam
Dan kini engkau telah merajai hatiku duhai tuan
Padang Lawas
06.01.2022
EKA 18
MENGUSUNG LENTERA RINDU
( Ekawati )
Rindu telah berganti rupa
Meninggalkan bejana hati
pada rumah-rumah tanpa kunci
Vas di atas meja kosong
Hanya menyisakan bunga lusuh
Yang tersaput kepura-puraan
Lalu aku mulai memamah sepi
Menghilang di antara debu
Tutup semua pintu dan jendela nurani
Begitulah kau menjaga
Apa kau lupa bahwa aku butuh cahaya
Juga udara dari mata dan embusan napasmu
Lalu bagaimana cara mengenyangkan rindu
Jika engkau pun tak punya cukup waktu memelukku
Ah sudahlah, tenanglah jiwa
Usung saja temarammu
Tundukkan kepala
Tengadahkan tangan
Adukan semua air matamu padaNya
Kupastikan namamu ada di setiap do'a akhir sujudku
Padang Lawas
19.01.2021
EKA 19
MAAF
(Ekawati)
Tubuh luruh lunglai letih rebahkan
Gemuruh rindu terbekap
Igau kemarin bisu
Lalu hasrat terhapus ragu
Malam ini masih serupa kemarin
Ketika kening tersungkur sujud dengan netra basah
Jiwaku tak mampu meraba
Meski arash tampak nyata
Kembali kukecupi doa-doa dengan namamu
Lalu aku menangis
Aku tak sanggup kekasih
Hukumanmu terlalu berat
Maaf jika kadang rasaku mencekikmu
Bahkan kadang menusuk matamu
Tapi inilah rinduku
Setitik air mata jatuh di tengadah
Kulihat dia sesak nafas
Kubujuk pun dia tak nak
Hingga akhirnya aku mengerti
Sujud-sujudku yang berbisik tak pernah mampu menembus kalbumu
Padang Lawas
27.01.2022
EKA 20
MEMADU CINTA
Ekawati
Duhai puan pemahat rindu
Kurebahkan sujud pada ubun-ubun waktu
Seolah aku akan mati sebentar lagi
Pasrahkannya memamah jasad
Karna cinta sungguh dianugrahkan pada hati bukan rupa
Sapamu selalu terdengar mesra
Hangat dekap pun mampu buatku melupa dunia
Lalu berdiang aku di antara doa
Tak perlu meronce rindu
Tersebab seluruh diksimu sudah terserak pada tubuh ini sejak
bila-bila
Bahkan setiap kecup bibir kini basah oleh aromamu
Lalu bagaimana hendak melepas
Sedang detak di jantungku ada dari bulir tasbih yang berlafal
namamu
Mau apa lagi selain merayu
Saling tatap kala azan berkumandang
Lalu bersama memadu cinta dengan takbir Allahuakbar
Padang Lawas, 27 Januari 2022
EKA 21
JELMAAN RASA
(Ekawati)
Berlembar-lembar waktu terlewati
Berbait-bait puisi pun telah terangkai
Menjadi pelangi dalam pigura hati
Kueja abjad lalu kugoda dia dengan diksi penuh cinta
Hingga langit berhias larik-larik mimpi
Meski senja bertandang, bahkan ketika gelap menjumputi semburatnya
aku tetap menorehkan tinta
Aku tak butuh pelita
Malam takkan pernah melindapkan wajahmu dari imajinasiku
Bukankah aku sudah katakan sebelumnya
Aku tak perlu menjamah jika hanya ingin temukan rautmu
Seperti embun yang tak pernah melihat dimana bilah ilalang menyirip
untuk rebahkan rindu
Kau aku sama-sama telah menggenggam
Jadi untuk apa lagi debar
Jika napas yang berhembus atau yang terhirup masuk ke paru adalah
jelmaan dari rasa yang ditiupkan Tuhan untuk kita
Padang Lawas,
06.02.2022
#eka_22
MEMELUK SABAR DENGAN SECANGKIR RINDU
(Ekawati)
Kuanyam selarik tanya
Aksara hening seketika
Hanya suara bimbang yang terdengar
Mengetuk-ngetuk hati
Sembari menuturkan rindu yang masih terasa hangat
Duduklah sejenak wahai
Lanjutkan diksi yang tercekat tak sampai ke bibir tadi
Jangan dulu kau lukis renjana pada wajah
Bukankah engkau yang dulu melatihku memeluk sabar
Nikmati cangkir rindu yang kuseduh
Agar rasa manisnya tercecap lidah
Memikat debar yang bersarang di dada
Kemblikan denyar jantung dengan diam-diam
Lalu saling dekap melabuh kecup pada sepasang bibir kekasih
Syahdu
Padang Lawas,
12.02.2021
#eka_23
HANYA AKU SAJA
(Ekawati)
Kusaputkan warna-warni senyum ke hatimu
Juga tentang diksi cinta yang menggantung di ujung mimpi
Meski kadang kabut kelabu menghijab
Sembunyikan kuntum-kuntum rindu yang merona dengan warna delima
Salahkah bila ingin seumpama rumah
Tempat kau melepas baju lelah juga resah
Kemudian merebahkannya pada kehangatan dada
Lalu cinta akan menepis jelaga yang berusaha mengacaukan rona
Tak izinkan lagi berkelana
Meski hanya untuk menghirup udara
Karena hanya napasku yang boleh keluar masuk ke parumu
Hanya denyutku saja yang mengalir di nadimu
Hanya senyumku saja yang menjadi rindumu
Hanya aku segalanya, selamanya
Padang Lawas,
23.08.2022
#Eka_24
AKU MILIKMU
(Ekawati)
Seperti Qais yang tak akan melihat apa pun selain taman Laila
Aku pun akan bernapas hanya dengan embusan cintamu saja
Biarkan aku menggilai seumur hidupku
Dan tenggelam di samudra rindumu selamanya
Akan kutapaki mahligai yang teranyam
dari tetesan embun
Meski sekejap akan kunikmati sejuknya langsung dari hati
Aku tak peduli meski deduri mawar yang membelukar menusuk, menyayat
hingga kucurkan air mata
Aku tak peduli
Yang aku tau engkau napas nyawaku
Peluk aku sepanjang malam
Juga gandeng dalam terang cahaya
Aku adalah milikmu kini, dan selamanya
Padang Lawas,
04. 03. 2022
EKA25
MENELISIK WAJAHMU DI BALIK RIMBUN RINDU
(Ekawati)
Semburat jingga meredup
Cahaya tersisa berloncatan
Dari jendela senja ke malam
Gelap segera menziarahi petang
Malam kembali pada biduk rindu
Sesekali terdiam menyeka air mata
Menggenang tulisan di lembar takdir
Tentang cincin di lingkar jari manis
Tentang senyummu di balik gemintang
Juga tentang aku yang rapuh
Menjadi sekelumit kisah
Di sepanjang perjalananmu
Sebagai pengusir sepi
Juga pajangan hati
Masih kusimpan semua di sini
Pada ceruk dada paling hening
Tak pernah berharap bisik
Atau gemanya terdengar lirih
Namun denyutmu selalu ada
Menjadi debar di jantung
Menemani sepenuh waktu
Aku bebaskan kau meramu jalan tuju
Lalu kulepas mekar wangi
mawar
Agar terkunci bersamamu selamanya
Padang Lawas, 22.02.2022
EKA26
SAKSI RINDU
(Ekawati)
Pada jejak mimpi sebaris jingga terkulai
Ada luka yang perih di dadanya
Mencoba berteduh di bawah naungan mega
Senja berbisaik hantarkan cahaya
Mengulum gema pada arak-arakan awan
Berharap semesta mau bebaskan belenggu pada jiwa
Suara-suara rindu terdengar kembali
Menggulirkan air mata pada wajah purnama
Keruh segera menghambur
Redup hati kembali bergelimang sepi
Dan aku masih di sini
Bertahan tanpa pinta
Berselimut doa sambil memeluk sabar
Yang nanti akan menjadi saksi betapa rindu ini hanya tentangmu
Padang Lawas
12.04.2021
EKA27
RUMAH CINTA
( Senja )
Sayang
Hantaran dendang awan mengalun kali ini
Melodi angin sejukkan kecup
Hadirkan binar di beningku
Singkirkan kelabu dengan bujuk rayu
Jembar dada melangitkan ketulusan
yang kau timang sayang
Sayang
Sebelumnya aku hanyalah sisa-sisa daun kering di pelantara maya
Melupa rupa dan warna
Tetapi bianglala di matamu membuatku merasa berharga
Kedip riang meriangkan hati
Kerling manja berbalas canda
Kabut di lembah luka akhirnya tersibak
Berganti dengan buncah bahagia
Sayang
Jika nanti mendung kembali merundung pilu
Genggaman tanganku eratkan
Dekap lekat hati dan jiwa
Embus nestapa hingga sirna segala
Hingga yang tertinggal lalu merumah hanyalah cinta
Sarang Rindu
21.10.2021
EKA_28
LANGIT SENJA
Ekawati
Pada langit senja, dulu selalu ada sajak dan puisi
Berlarik sendu di kedalaman kalbu
Kini aku kembali
Ke senja ini
Mendekap asa yang bermekaran di langit
Menjadi untaian sajak dan puisi
Abadi
Ada cinta
Ada bahagia
Ada rindu pada birunya
Dan juga kita
Ah kekasih, sayang semata wayang
Bukalah pintu rindu
Biarkan aku menuang pelukan
Mempersatukan asa-asa yang berantakan
Dan kepada langit senja ini
Aku senandungkan segala sajak dan puisi
Menjadi kita selamanya
Padang Lawas, 20 April 2022
EKA 29
HANYA MILIKMU
Ekawati
Aku mencintaimu tanpa jeda
Serupa angin berembus lirih
Sesederhana udara yang terhirup lalu kembali terhempas
Memaksa memburu menguasai terlepas
Sejuknya air wudhu membawaku pada simpuh juga tengadah
Wahai makhluk ciptaan Rabbku
Aku mencintaimu meski tanpa menggenggam
Memiliki tanpa harus menyakiti
Pada pucuk berembun untaian ikrar terjaga
Ar-Rahman telah menjadikan kita ada
Selalu membersamai rasa adalah nafkah yang memenuhi segala butuh
Meskipun samar, namamu sudah ada di teleng kalbu
Menjelma selamanya merupa rindu
Aku serupa fajar yang ingin dinginkan hatimu
Meski basah kecupan belum mampu menembus ruang dan waktu
Kedipanku hanya milikmu, di sini dan kampung abadi nanti
Padang Lawas, 3 Juni 2022
EKA 30
MELUKIS SENYUMMU PADA REMBULAN
(Ekawati)
Saat rindu menyeretku dalam lamunan
Bayangmu menyeruak seketika
Menghunuskan seribu cinta tepat ke dada
Kulai lemas menguasai
Seakan tak mampu mengemas asa yang tertumpah, sambil memapah
sebelah hati yang digelayuti rindu
Sungguh mencintai dalam diam terbitkan gila
Pada malam sunyi lenyi kutengadahkan kepala
Sambil melukis seulas senyum pada rembulan
Lalu merayu mimpi untuk kembali mengecup lelap malam ini
Wahai rindu
Kunikmati semayammu di kedalaman asa
Padang Lawas
28.04.2022
EKA 31
AJARI AKU RASAMU
Ekawati
Rindu mengendap
Tenggelam dalam tala
Panji-panji jiwa menatap sendu pada pijar rasa
Dan kau hanya diam
Ada semerbak menguar dari taman hati
Membuat yang semula tersimpan dalam rahim mimpi berontak
Melahirkan kata-kata yang ingin didengar
Berharap bisa mendewasakan rasa
Entah hendak kuartikan apa diammu
Semua prasangka mendudukkanku pada perenungan panjang
Cinta ketulusan keikhlasan juga pengorbanan nyata terasa
Tatapan itu juga telah menceritakan semua
Tetapi ragu masih membelenggu
Kekasih, ajarkan aku cara mengolah rasa
Agar prasangka ini tak selalu menjadi irama dalam senandungku
Bicaralah, katakan sekali lagi; bahwa semua akan baik-baik saja
Padang Lawas, 01.07.2022
Eka_32
ADA AKU DI TAMAN HATIMU
Ekawati
Ada prasangka yang akhirnya terbakar oleh nebula
Menjadikan kebun hati kembali sunyi
Tiang tinggi penyangga angkuh menjulang tanpa sapa
Hingga nalar dan keputusan menepi di bawah kaki langit
Cinta ini begitu membara
Mengeringkan telaga rasa tak bermantra
Menelanjangi hati hingga tak sehelai rahasia mampu bertahan
Kini, akulah tawanan tanpa penjara
Kususuri berlembar-lembar aksara
Tetapi paragraf yang menyatakan bahwa kau tak menginginkanku,
hilang
Atau, jangan-jangan diksi itu memang tak pernah ada
Ego dan amarah luruh
Karena yang ada di hatimu hanyalah taman penuh cinta untukku
Yang kau rawat dengan ketulusan siang dan malam
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka_33
LABIRIN MALAM
Ekawati
Pada goresan siluet malam senyummu kutemukan
Berlarian di labirin ingatan
Mengucapkan cinta dengan sajak yang bertengger pada rembulan
Manis
Sebaris cahaya jatuh di keningmu
Mengaburkan cemburu yang terperangkap
Mengusir pergi semua keegoisan yang kuasaiku
Pada rimbunan sapa engkau menertawakan kegilaan yang bertamu ke
otakku
Lagi dan lagi, energiku habis oleh kesia-siaan
Sekali lagi engkau tanami rahimku dengan logika
Mengelus dengan kasih sayang
Mengecupkan hangat cinta hingga penghujung malam
Pun menggenggam hati sampai rembulan di mata ikut terlelap
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka_34
MANIS BIBIRMU YANG MASIH TERCECAP
Ekawati
Lentik jemari menarasikan sebaris senyum
Lalu menggumam penuh cinta
Sejak rembulan mengapung di langit khayal hingga berganti mimpi
dalam balutan lelap ia tersenyum
Puas dengan manis yang masih tercecap
Sehelai sapa melayang
Kegelapan malam mengajaknya menari kali ini
Tak ada syair-syair romansa
Hanya ada alunan asmara juga keselarasan di kedalam hati
Memekarkan bunga rindu sepanjang malam
"Selamat malam sayang, tidurlah" bisiknya
Maka terpejamlah sepasang manikku dengan bahagia
Gundah moksa
Terpelanting ke dimensi di mana tak ada kau dan aku di dalamnya
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka_35
ENGKAU ADALAH BAHAGIAKU
Ekawati
Pagi ini angin berkesiur
Membangunkan aku dari lelap
Jantung matahari sudah terlihat jelas kala itu
Tak lagi bersembunyi di balik gemawan
Tembang semalam kembali terngiang
Juga doa yang engkau ramu dengan namaku
Penenang gundah hati; katamu
Dari garis sinar matahari
Kau bangun sebuah istana
Tempat aman untuk menghangatkan hati
Lalu engkau kupeluk dengan semua cinta
Maaf, jika sumpah-serapah terkadang menggema tiba-tiba
Bahkan beberapa kata mencabik-cabik hati
Percayalah padaku sampai mata ini tertutup
Engkau akan selalu menjadi kebahagiaanku
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka_36
BATINKU ADALAH MILIKMU
Ekawati
Di bawah gelombang rasa langit menanak rembulan
Sambil berbicara tentang cinta yang kupunya
Ada gelak tawa di sana
Juga gumam tak percaya
Gila
Dedaunan menari dengan gemulai
Mungkin mengira kisah ini adalah nyanyian kehidupan
Tanpa menyadari ada akar yang mengikat diriku sampai sesak napas
Bahkan harus sembunyikan jati diri selamanya
Miris
Tetapi batinku adalah milikmu
Abaikan saja semua yang hadir
Genggam selamanya rasa kita; katamu
Kemudian aku hanya akan melihat ke kedalaman matamu saja
Dan hidup di sana
Selamanya
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka_37
MEKAR DENGAN TANDA TANYA
Ekawati
Kubaca hamparan langit
Kemudian menarasikannya di ritmis
embun
Nadanya senyap, menyusup bersama bayu
Aku merindukan tetesannya
Serta sapa yang mengundang gelak tawa
Kujamah mayapada; tak ada
Hanya menemukan wajahku yang lusuh dan kusam di sana
Meski sudah dipacak cantik dengan perona pipi
Hey, kemana diksimu bersembunyi
Kelopak mawarmu lunglay
Tak terbitkah rindumu pada wajah ini?
Atau, wajahku sudah kau temukan di wajahmu?
Jangan biarkan bungamu mekar dengan tanda tanya
Nanti bisa saja aromamu tak lagi wangi rindu
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka_38
TULIS SESUKAMU
Ekawati
Kurebahkan rindu ini di dadamu
Ikuti degupnya dengan kecupan
Menyatukan pori-pori dengan cara bersentuhan
Menghamparkan cinta di tilam-tilam angan
Sudah kutulis dengan perlahan sekujurmu
Hingga peluh gelinjangkan lelah
Cinta, hasrat, dan luka sambutlah
Semuanya milikmu
Aku tak akan pernah bosan menjerat rembulan
Memasak lalu menghidangkannya
Aroma mawar juga akan terus tersuguh di setiap perjamuan
Hingga semua santapan tuntas di setiap lekukan
Kemarilah sayang, baca lagi aksra di hatiku
Temukan mimpimu di sana
Pastikan dunia yang melukai kita terbata-bata
Lalu susun saja yang kau temukan menjadi puisi cinta
Tulis saja lembarku sesukamu
Tetapi, jangan pernah kau palingkan wajah dariku walau hanya berupa
niat
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka_39
AKU ADALAH DIRIMU
Ekawati
Cinta adalah pengaminan doa
Cermin hati juga dirimu sendiri
Maka jika gelisah atau ego bertamu, itu bukanlah orang lain
Mengapa engkau marah?
Digugat atau menggugat sama saja
Akan ada bahagia juga air mata
Pelihara cintamu dengan hanya menjadi dirimu saja itu cukup
Sudah banyak rahasia juga pergumulan batin terlewati
Pasang surut musim goyahkan kemudi
Apa harus pasrah dan diam dalam karam tanpa bertahan?
Sayang, cinta itu rahasia; katanya
Kau dan aku hanya bisa menjalani
Tak akan pernah bisa memaksakan mimpi
Bukankah sekarang kita memijak bumi bukan sedang terlelap di atas
dada dan payudara kekasih
Berhentilah mengadili cinta; wahai
Karena berdiri di sebelah mana pun, kita tetap terluka
Padang Lawas, 02.07.2022
Eka40
TENGGELAMKAN SAJA AKU PADA TATAPANMU
Kepada; Tuan pemilik mata sebiru samudra
(Ekawati)
Aku tak lagi mampu menikmati desirbayu samudra atau kepak camarnya
Irama yang selalu menggundang angan untuk menari mengikuti riuhnya
pun tak kudengar
Ombak yang menggoda rinduku tidak sesyahdu biasanya
Walau sesekali dia masihmenyentuh bibir pantai yang landai
Pamerkan riaksambil menghempas buih
Melabuhkankenangan yang tetap terbungkus di bilik hati
Langit tampak kalut berbalut kabut
Ya, malam sebentar lagi menjemput
Namun aku masih terduduk di sini dengan robekan hati yang mulai
berdarah
Rinduku mulai mengeluh
Berkeluh tentang air mata yang tak jua kunjung bermuara
Wahai tuan pemilik mata sebiru samuda
Tenggelamkan saja aku pada tatapan gelombang rahasiamu
Simpan air mataku di sana
Jangan biarkan terlihat
Bisiki aku tentang rindu
Agar hati yang membeku tak ikut membiru bersama lukaku
Padang Lawas, 03.07.2022
EKA 41
RINDU SEBIRU SAMUDRA
( EKAWATI )
Aku ingin selalu jadi camar yang bebas beterbangan
Mengepak sayapkadang menukik membelaimu dengan cinta
Atau membawa terbang hingga bila-bila
Ganas laut tidak akan merampas bahagia
Jika hadiah dari rasa adalah kerinduan
Akan kujalani dengan penuh rela
Seperti pasir pantai yang ikhlas dibelai sejenak
Dan akhirnya ditinggalkan
Kemarilah kekasih
Mari nikmati hempasan biru rindu
Kecup bahagia yang telah kumantrai dengan bisik rela
Gamit lekat hati
Biarkan biru tatapan terekam dalam hati
Mendekatlah sayang
Akan kutunjukkan padamu gelombang mana yang harus dipandang
Jika rindu sebiru samudra memeluk nanti
Kupastikan senyum membayang di setiap ingin
Ini bukan tentang pengorbanan
Tetapi ketulusan yang kupunya wahai samudraku
Agar ragu tak lagi mengotori lautan mimpi
Padang Lawas, 07.06.2021
EKA 42
MENCUMBU RINDU
(Ekawati)
Kidung rindu membekap
Jadikan senja tak lagi jingga
Lalu kecewa yang menelusup ke palung samudra
Gelombang ombak bergulung
Penuhi rongga dada dengan bulir air mata
Hingga ikrar cinta atas namamu terhempas
Coba hadirkan kembali senyummu
Mencumbu dengan seribu kata cinta
Kebiruan samudra menjadi saksi
Betapa degup jantung ini berpacu dengan ombak kala itu
Sambil mengasuh keikhlasan demi bersamamu
Padang Lawas, 04.07.2022
Eka 43
KARAMKAN
( Ekawati)
Telah kutitip pada camar tentang rindu
Pun kubisikkan pada angin semilir perihal yang sama
Ketaakutan-ketakutan jika cuaca hempaskan sayap-sayap kecil
Hingga pesan tak bertuan
Kekasih, aku masih di sini
Bertekuk tungkai di pinggiran pasir landai
Memeluk gerimis yang sesekali membelai wajah
Namun tak akan surutkan tekat
Karena yakin telah teguhkan hati
Nyanyian sunyi beku
Asa terjaga dalam dekapan janji
Rasa pun tak akan sama;
Aku tak perduli
;cinta tanpa mengeluh
Walau katamu sepalsu belaian ombak
;hadir menghempas lalu pergi
Aku di sini, meski karamkanku berkali-kali
Padang Lawas, 06.06.2021
44_eka
AKSARA BERMAHKOTA CINTA
Ekawati
Denyut jantung menyapa sisa mimpi yang masih bergelayut di lekuk
fajar
Ada semburat menyilaukan pandangan
Lalu pipi memerah, tersipu malu-malu
Pada sudut bibir terkulum senyum
Aksara bermahkota cinta
berlompatan dari kebisu-bisuan
Ah kekasih, hanya helaan napas yang bebas keluar masuk dari
paru-paru
Lirikan mesra buncahkan
bahagia
Meski hanya sekejap
Taman impian kembali rekahkan putik
Dan akan kupastikan hanya rautmu duhai yang menjelma embun menjelma
di setiap helai kelopaknya
Padang Lawas
23.08.2022
45_eka
MENCINTAI DAN DICINTAI
Ekawati
Sudah kucari beberapa rindu yang menghilang di lipatan hari. Kadang
gigil pada tungkai merayuku untuk sejenak mengistirahatkan raga. Tetapi hati
dan rasaku sibuk menggerutu. Cepatlah; kata mereka mulai gelisah. Kutatap
jejak-jejak langkah yang mulai berdebu. Hanya bisa mengghempaskan napas. Sama
seperti yang sering kau lakukan.
Aku masih ingat dengan mawar yang kau genggam tanpa menghiraukan duri-durinya.
Darah dan air mata mengalir di sela-sela jarimu. Aku akan baik-baik saja
katamu. Ternyata benar, engkau tetap menggenggam walau kadang duri itu tidak
mau diam. Terus menggelinjang menambah sobekan luka dalam hatimu.
Diamlah, katamu lagi. Tetapi bibirku terus menghujanimu dengan
kecupan panas menggelora. Tidak hanya itu, ketakutan k gilangan juga menambah
kuat pangutanku di bibirmu. Sakit, katamu. Tetapi aku tak peduli, karena yang
kulihat hanyalah desahan yang memintaku tetap tinggal.
Mencintai dan dicintaiku itu sakit sayang. Dan kau bilang, itu
indah. Tetapi kemana binar mata itu kini. Mengapa semua melindap?
Padang Lawas, 04.06.20022
46_eka
SAJAK CINTA DI PENGHUJUNG MALAM
Ekawati
Kutemukan sebaris senyum membayang di gelap malam
Berlarian dan menggoda di labirin ingatan
Sesekali mengutipi sajak-sajak cinta yang bertengger pada rembulan
Manis
Sebaris cahaya jatuh di keningmu
Mengaburkan cemburu yang terperangkap
Mengusir pergi semua keegoisan yang kuasai
Pada rimbunan sapa, engkau menertawakan kegilaan yang bertamu ke
otakku
Energi habis dilahap kesia-siaan; gelakmu
Sekali lagi isi kepala kau elus sayang dengan logika
Mengecupkan hangat cinta hingga penghujung malam
Pun menggenggam hati sampai rembulan di netra ikut terlelap
Padang Lawas, 02 Juli 2022
47_eka
BERMIMPILAH KEKASIH
Ekawati
Sayang
Telah kudengar kalbumu
Lirih, tetapi sangat jelas
Pemahaman-pemahaman yang tersimpul lerai sudah
Seperti malam yang dikoyak-koyak fajar
Gelap habis ditelan cahaya
Seperti itu jualah keraguan itu tamat
Aku tak akan lelah membelai setiap lembar rindumu
Lalu menenggelamkannya di kedua mataku
Menjagamu tetap hangat
Penuh cinta
Meski jalan takdir mematahkan mimpi setiap kita berkedip
Tenanglah kekasihku
Di dada ini akan selalu dipenuhi ketulusanmu
Akan kuabadikan semua yang telah kita rawat beratus malam tanpa
jeda
Pajamkan matamu sayang
Bermimpilah tentang jemari yang saling menggenggam
Hiruplah aroma bahagia
Lalu kecup ikhlas dalam-dalam
Biarkan kau dan aku tetap hidup dalam diri kita
Padang Lawas, 03 juli 2022
48_eka
FAJAR DAN SEONGGOK DAUN KERING
Ekawati
Fajar tergolek lesu
Detik jam di tangan berciuman dengan air mata
Beberapa kalimat ingin keluar bertanya
;Tak kangenkah engkau padaku wahai kekasih?
Lalu kudapati seonggok daun kering tertawa mengejek
Jejak luka masih sama
Senyum yang terkembang pun serupa
Hanya kerling mata dan lengkung di bibir merah itu yang tak lagi
terlihat
Sepi
Gurat fajar kian menjingga
Dan embun semakin beringsut dari pucuk dedaunan
Sedang pandangan juga belum menemukan raut rindu
;Ah sayang, mungkinkah kau lupa
Rasa manis tembakau dari bibir yang mengulummu sepanjang malam?
Sebelum fajar benar-benar tergolek di antara racun prasangka
Kuharap kau segera mengingatku
Lalu dada kita kembali beradu debar
Hingga ranjang kembali bercahaya
Padang Lawas, 29 Agustus 2022
49_eka
MENCUMBU RINDU
;kepada Tuan bermata sendu
Kidung rindu membekap
Jadikan senja tak lagi jingga
Lalu kecewa menelusup ke palung samudra
Gelombang ombak bergulung
Penuhi rongga dada dengan bulir air mata
Hingga ikrar cinta atas namamu terhempas
Coba hadirkan kembali senyum
Mencumbu dengan seribu kata cinta
Kebiruan samudra menjadi saksi
Betapa degup jantung ini berpacu dengan ombak yang sama
Sambil mengasuh keikhlasan demi bersamamu
Padang Lawas, 01.08. 2022
50_eka
IZINKAN AKU MANANGIS
Ekawati
Pada ubun-ubun purnama
Rindu usang mengerang
Menebar jerebu pada sekujur luka
Putik mengeluh merasa terabaikan
Merengut pada ranting kering yang lapuk dimakan cuaca
Berdecak kecewa sambil mamapah setengah kelukaan yang masih setia
berpanggut andai
Hati menyiak lara
Air mata pun terjerembab pasrah
Lalu diam bersandar pada bahu senja yang kemalaman
Memejamkan mata sambil menggeretakkan gigi
Marah
Benci
Melemah di dada cinta
Tunduk kepada rindu
Ya Rabb, kuterima takdir-Mu
Tetapi izinkan aku menangis
Kembali memintanya dalam sujud di sepertiga malamku
Padang Lawas, 25 September 2022