Minggu, 23 Oktober 2022

ANTOLOGI 50 PUISI EKAWATI

1.      Telah Kusimak Gemuruhmu

2.      Bejana Doa

3.      Kubang Kenang

4.      Sapamu Sengau

5.      Merangkak Janji

6.      Biarlah Membatu

7.      Menanti

8.      Biarkan Cinta Kita Tetap Tumbuh

9.      Aroma Rindu

10.   Benang Rindu

11.   Ar-rahman

12.   Cinta Tanpa Jelaga Rusuh

13.   Pesan Rindu

14.   Jejak Pelangi

15.   Sayap Rindu

16.   Aku Tak Akan Bosan

17.   Menemukan Wajahmu

18.   Mengusung Lentera Rindu

19.   Maaf

20.   Memadu Cinta

21.   Jelmaan Rasa

22.   Memeluk Sabar Dengan Secangkir Rindu

23.   Hanya Aku Saja

24.   Aku Milikmu

25.   Menelisik Wajahmu Di Balik Rimbun Rindu

26.   Saksi Rindu

27.   Rumah Cinta

28.   Langit Senja

29.   Hanya Milikmu

30.   Melukis Senyummu Pada Rembulan

31.   Ajari Aku Rasamu

32.   Ada Aku Di Taman Hatimu

33.   Labirin Malam

34.   Manis Bibirmu Yang Masih Tercecap

35.   Engkau Adalah Bahagiaku

36.   Batinku Adalah Milikmu

37.   Mekar Dengan Tanda Tanya

38.   Tulis Aku Sesukamu

39.   Aku Adalah Dirimu

40.   Tenggelamkan Saja Aku Pada Tatapanmu

41.   Rindu Samudra

42.    Mencumbu Rindu

43.   Karamkan

44.   Aksara Bermahkota Cinta

45.    Mencintai Dan Dicintai

46.   Sajak Cinta Di Penghujung Malam

47.   Bermimpilah Kekasih

48.   Fajar Dan Seonggok Daun Kering

49.   Mencumbu Rindu

50.   Izinkan Aku Menangis


 

#EKA01

 

TELAH KUSIMAK GEMURUHMU

terimakasih; Malaikatku

(Ekawati)

 

Kusapa syairmu di pelantara senja

Diksi-diksi indah berbalut cinta menari

Lirik mesra terus mengalun

Menarasikan perjalanan hati saat menemukanku

 

Gumam bersenandung  di gemuruh nadamu

Lalu kukemas semua tanpa jeda

Tunduk takluk di bawah jendela hati

Sambil menatap wajahmu merembulan benderang

Mencerah ceriakan wajah yang tersaput kelabu kemarin

 

Kunanti dikau di sisi hati

Sambil menasbihkan risalah yang diembuskan sang bayu

 

Senyum tak memudar kala tatap tak hanya tertuju padamu

Bahagia akan terlukis jelas pada bahagiaku

 

Itu katamu, dan aku percaya

 

Terimakasih malaikatku,

Senyummu akan selalu menjadi rumah cintaku

 

Pekanbaru

06.11.2021

 

 


#EKA02

 

BEJANA DO'A

(Ekawati)

 

Sejak subuh jiwa bertasbih

Menggores nurani dengan lembut cinta

Harap sua menggelinding disela bulir-bulirnya

 

Kuhempas air mata pada sajadah

Sambil mengurai kerinduan yang semakin mendekap

Telah kukemas segala rasa

Lalu menatanya dalam bejana do'a

 

Padang Lawas

25.11.2021

 

 


#Eka03

 

KUBANGAN KENANG

(Ekawati)

 

Rinai pagi ini telah melaksanakan tugasnya

Semua rindu telah tenggelam dalam kubang kenang

 

Kuncup cinta enggan mekar

Kelopaknya hanya mencuat setengahnya

Sambil terus mencumbu cemas dan cemburu

 

Ah kekasih,

Tak kukira aku seluka ini

Terisak sendiri memeluk keabadian yang kau gores di tubuhku

Sementara deduri yng menancap masih lagi basah oleh air mata

 

Padang Lawas

27.11.2021

 


#EKA04

 

SAPAMU SENGAU

(Ekawati)

 

Lenyi akan menjadi penutup cerita

Gelak tawa rayu mendayu tak akan lagi menggantung di bibir

 

Hilang canda

Hampa tawa

Dan semua bisu dimakan waktu

 

Menyelami rasa tak lagi berani

Apalagi menunjuk rupa

 

Hasrat mencumbu telah menuai rajuk

Gayung tak lagi bertaut

Tercerai oleh garis yang dipisahkan takdir

 

Sebelah menyebelah

Dan canda pun beku mengeras

 

Janji mengayuh bersama tak lagi saling teraba

Biduk kita terombang ambing di Samudra

Luka kecewa bawa duka air mata

Kembali dan lagi

Mendekap erat jiwa yang sejak kemarin sudah berderai tak berupa

 

Dan akhirnya,

Sapamu terdengar sengau

 

Padang Lawas

28.11.2021

 


#EKA05

 

MERANGKAI JANJI

(Ekawati)

 

Bulirku kembali menggenang

Berpacu dengan deru pilu

Kuajak beberapa tetes rindu menasbihkan cinta

Menggemaskan kidung selawat penghantar do'a

 

Kisah ini masih tertulis di lembayung senja

Ronanya juga masih hangat

 

Walau sapaku kini bisu

 

Seperti embun yang mengikat janji pada pucuk

Serupa engkau yang telah merangkai janji tuk welalu kabulkan harap abadi

Hingga kedipku selalu menjingga

Tak peduli terik yang akan memusnahkan raga

 

Andai saja,

Ah mungkin kau akan entahlah...

 

Tapi satu yang harus kau pahami,

Dirimu akan abadi selamanya tersimpan di palung hati

 

Padang Lawas

24.11.2021

 

 


#EKA06

 

BIARLAH MEMBATU

(Ekawati)

 

Embun telah surut Seiring rindu yang ditimpa terik

Rasaku hanya mampu bersembunyi di celah aksara

Terangkai indah dengan diksi air mata

 

Aku tak lagi mampu membelai keningmu

Tak dapat menunjukkan bayang

Tak berdaya melantunkan sapa

 

Wajah kuyu mengering di kerontang surya

Biarlah,

Semoga rindu ini segera membatu

Lembah ngarai yang lembab karena air mata segera menghilang

 

Cinta baru saja berani menampakkan warna

Namun kenyataan telah mencabiknya dengan arogan

Sisakan diam dalam tangisan

 

Ah kekasih, apa yang kutulis tak kupahami sama sekali

Rindu ini telah merampas semuanya

Takdir kembali musnahkanku

 

Padang lawas

26.11.2021

 


#EKA07

 

MENANTI

(Ekawati)

 

Terjerembabku dalam kisah yang sama

Memeluk risau dalam penantian berkepanjangan

 

Kubaca kembali lembar lembarnya

Lalu kusematkan sedikit pesan hati di sana

Tentang syahdu rindu yang bergelayut manja

Juga ramuan cinta dari campuran tawa

 

Telah habis sabdamu kueja

Sampai diksi terakhir yang kau aminkan dengan binar cinta, tamat

 

Aku akan tetap di sini

Dengan tengadah yang sama

Dengan janji yang sama

Dengan binar yang juga sama

 

Duhai malaikatku

Sesekali tataplah keluar

Kebun mawar yang kau semai itu tetap membelukar

Meski duri-durinya menusuk dan tinggalkan luka di hatiku

Aku akan baik-baik saja

 

Padang Lawas

28.11.2021

 


#EKA08

 

BIARKAN CINTA KITA TETAP TUMBUH

(Ekawati)

 

Jiwaku tak akan pergi

Meski rasakumu telah dikebiri

Rindu dan cinta akan terus berputik

Kembangkan rona dengan semua warna

 

Merinduimu akan menjadi larik yang akan ku tulis setiap hari

Lalu biarkan kupu-kupu dan kumbang membacanya

Agar mereka tahu ada sesuatu yang berdenyar di dada kita

 

Tak akan ku biarkan ruang dan waktu membelenggu angan

Mari kita usir kabut yang coba menghijabinya

Karena taman kita nyata adanya

 

Meski lidah kelu

Jemari akan selalu saling menyeka butiran keringat ragu

Yang berhamburan

Saat resah menderas membelenggu

 

Sayang, biarkan cinta kita tetap tumbuh, berakar, membelukar di taman hati

 

Padang Lawas

03.12.2020

 

 


#EKA09

 

AROMA RINDU

(Ekawati)

 

Aku tak mampu menghapusnya

Meski tertatih, kupapah langkah menujumu

Tak hiraukan riuh yang menggoyang larik-larik aksara

Tak nak kutakar lebar jembarnya

Biar saja bembentang luas sesukanya

 

Kita tahu tentang lengkung pelangi tak pernah lama

Seperti gerimis sebelumnya yang akhirnya berakhir

Tetapi apa daya kita

Ketika wadah di ceruk hati beraroma rindumu dan rinduku

 

Jangan yakinkan hatiku dengan lisanmu

Cukup diksi yang bermuntahan di matamu mengungkapkannya

Aku takkan mengetuk apa pun untuk masuk

Karna sejatinya kita sudah ada di dalam jauh sebelum hari ini

 

Padang Lawas

04.12.2020

 


#EKA10

 

BENANG RINDU

(Ekawati)

 

Tak ada yang mampu kusentuh

Apa lagi mencumbu rayu

Perihal cinta kita hanyalah nyanyian malam yang tak bernada

Sunyi

 

Goresan tinta rindu tak pernah puaskan dahaga

Hanya menambah rusuh gemuruh

 

Sesekali ku tatap lenyi yang berdiang di dada malam

Sambil menggenggam dian yang tersisa pada ujung pengharpan

 

Ku pintali semua benang rindu dari sisa hujan

Selembar demi selembar mulai meraut rupa

Tetapi angan tinggal lah angan

Hanya desau lara terdengar pilu

Selebihnya kosong

 

Padang Lawas

04.12.2021

 


# EKA 11

 

AR-RAHMAN

Ekawati

 

Mencecap candu yang terabai

Tumpahkan bulir air mata yang dibekap sepi

Sungguh saputan hakekat telah menggugurkan doaku

 

Tengadah di seberang yang bersisian dengan embun telah menggetarkan langit

Membuat kedua tanganku tak lagi berani terangkat untuk memintamu

Denyut jantung yang meriuh hanya menjadi barisan huruf yang tak berdaya

Dan malaikatku hanya mampu menatap nanar

 

Entah kefanaan entah kegilaan

Entah

Tapi nur Ar-Rahman akan selalu menyala di hatiku

 

Padang lawas, 10.12.2022
#EKA_12

 

CINTA TANPA JELAGA RUSUH

(Ekawati)

 

Malam telah purna

Ketika air mata masih lagi menggantung di sudut mata

Sepinya mengemas kecewa

Lalu menina bobokkan luka dengan nyanyian sendu

Berharap isak rindu tak lagi terdengar pilu

 

Waktu menyulam biasaku

Memintal sisa rajuk bersama benang-benang sabar

Agar buncah rasa diam berhenti berontak

 

Kukumpulkan semua lembar rindu

Lalu melipatnya dengan penuh rasa sayang

Dan mimpi bertukar wadah

 

Kupeluk hasrat yang mulai meliar

Membujuknya dengan lembut rasa

Agar kau kembali mengalir dengan tenang di nadi

Mengisi sekujur tubuhku dengan cinta tanpa jelaga rusuh

 

Padang Lawas

17.12.2021

 


#eka_13

 

PESAN RINDU

(Ekawati)

 

Berhari-hari kutasbihkan doa dalam nadi

Tak biarkan sedikit pun bias cahaya bergeser dari hati paling palung

Lalu kuembusan namamu pada sulur-sulur diksi beraroma cinta

Agar gema suara kalbu menjadi puisi paling mempesona

 

Duhai tuan yang pada keningnya kuletakkan sebuah rasa

Lihatlah lembayung yang menggantung di bibir senja

Ada senyummu di sana

 

Saat sapa dengan beribu ketulusan tak mampu terucap

Syurga tetap berkunjung ke dalam dada

Meronakan wajahku dalam sipu penuh rindu

 

Kusimpan pesan debar dalam syair

Bersama bayu rindu yang berembus di pelantara hati

Lalu kupanggil namamu dengan lirih suara

Sebagai pengobat gelisah yang hadirkan resah

 

Bernyawalah engkau wahai dalam diriku

Puaskan dahagaku dengan ketulusan

seperti tatapan cintamu yang telah hidup lebih dulu di jantungku

 

Padang Lawas

18.12.2021

 


 

EKA14

JEJAK PELANGI

( Ekawati )

 

Tuan hati ini benar-benar telah terkurung dalam rasakumu

Erat membelenggu angan

Tak nak melekang walau sekejap

 

Embusan angin kadang menghempas rasa yang menelisik di antara senja dan gelap malam

Menggelorakan cinta yang membahana

Marayu kalbu dengan cumbu

Hingga rindu tak berujung, terbitlah

 

Sungguh jiwaku telah menjadi milikmu

Kerlingmu menyerabut keseluruh nadi hidupku

Memenjarakan rasa pada nebula

 

Meski samar kubaca setiap gerak bibir ketika engkau membisikkan namaku

Merasakannya di ceruk dada

Sebagai jejak pelangi untukku sendiri

 

Padang Lawas, 19.12.2021
EKA15

SAYAP RINDU

(EKAWATI)

 

Ketika senja memeluk renjana

Sepasang sayap murung berkelana

Mengepak mimpi di antara butiran tasbih yang terserak di pintu rindu

 

Angin terbangkan jiwa ke jauh angan

Melesat tajam lepas dari busur dan tertancap di hatimu

Ciptakan geletar di sekujurku

 

Aku hanya ingin bebas mengecup bibirmu

Tanpa gemetar yang mengembara liar

Aku hanya ingin menimba habis bahagiaku dari bening matamu

Lalu meraciknya menjadi tutur cinta yang mengharu biru

 

Kukais sisa-sisa rasa dalam hatimu

Ketika lelah bertamu di sudut kosong di sebelah jantung

Dengan tengadah bertanya aku padaNya

Mungkinkah ada tempat untukku berteduh serta merasakan hangat dekapanmu

 

Padang Lawas

21.12.2021


 

EKA16

 

AKU TAK AKAN BOSAN

 (Ekawati)

 

 

Meski dingin tak lagi memiliki gigil

Jemari ini tak kan letih menggores diksi dengan namamu

bilah-bilah canda yang tercipta akan selalu menjadi rasa paling kurindukan

 

Jika nanti pelangi tak lagi memiliki warna

Aku tetap tak akan bosan memandangi nya

Karena aku tahu engkau sedang berusaha melukiskannya kembali untukku

 

Merah mawar akan kau dapatkan

Untuk mewakili geloramu yang tak akan pernah padam

 

Jingga dari ranum buah syurga akan kau petik

Kemudian menjadikannya perona pipiku

 

Kuningnya cahaya mentari akan kau biaskan tepat ke hatiku

Hingga tak lagi ada pijar lain yang mampu kuraba

 

Hijaunya daun basah berembun akan kau kecup dalam-dalam

Maka hilanglah segala kegelisahan yang menghantui sepanjang hariku

 

Lalu biru kasihmu akan menenggelamkanku dalam penantian tak berujung

 

Dan aku tak akan pernah bosan

 

Padang Lawas

25.12.2021
EKA 17

 

MENEMUKAN WAJAHMU

(Ekawati)

 

Kusisiri serpihan rindumu

Lalu mengumpulkannya agar harapan yang masih tertinggal tak ikut lebur dengan sisa air mata

 

Rinaimu akan menambah subur benih yang tertindih bebatuan takdir

Basahmu juga akan melebur semua prasangka yang bertakhta

 

Tentang gemuruh, biarlah hanya engkau saja duhai hati yang mendengar

 

Sekarang aku sudah mampu menemukan wajahmu tersenyum meski tanpa membuka kelopak mata

Bahkan aku mampu mendeskripsikan napasmu yang beraroma cinta ke paruku

Kemudian kuhirup dalam diam

 

Dan kini engkau telah merajai hatiku duhai tuan

 

Padang Lawas

06.01.2022

 

 


EKA 18

 

MENGUSUNG LENTERA RINDU

( Ekawati )

 

Rindu telah berganti rupa

Meninggalkan bejana hati

pada rumah-rumah tanpa kunci

Vas di atas meja kosong

Hanya menyisakan bunga lusuh

Yang tersaput kepura-puraan

Lalu aku mulai memamah sepi

Menghilang di antara debu

 

Tutup semua pintu dan jendela nurani

Begitulah kau menjaga

Apa kau lupa bahwa aku butuh cahaya

Juga udara dari mata dan embusan napasmu

Lalu bagaimana cara mengenyangkan rindu

Jika engkau pun tak punya cukup waktu memelukku

 

Ah sudahlah, tenanglah jiwa

Usung saja temarammu

Tundukkan kepala

Tengadahkan tangan

Adukan semua air matamu padaNya

Kupastikan namamu ada di setiap do'a akhir sujudku

 

Padang Lawas

19.01.2021


 

EKA 19

MAAF

(Ekawati)

 

Tubuh luruh lunglai letih rebahkan

Gemuruh rindu terbekap

Igau kemarin bisu

Lalu hasrat terhapus ragu

 

Malam ini masih serupa kemarin

Ketika kening tersungkur sujud dengan netra basah

Jiwaku tak mampu meraba

Meski arash tampak nyata

 

Kembali kukecupi doa-doa dengan namamu

Lalu aku menangis

Aku tak sanggup kekasih

Hukumanmu terlalu berat

Maaf jika kadang rasaku mencekikmu

Bahkan kadang menusuk matamu

Tapi inilah rinduku

 

Setitik air mata jatuh di tengadah

Kulihat dia sesak nafas

Kubujuk pun dia tak nak

Hingga akhirnya aku mengerti

Sujud-sujudku yang berbisik tak pernah mampu menembus kalbumu

 

Padang Lawas

27.01.2022

 


EKA 20

MEMADU CINTA

Ekawati

 

Duhai puan pemahat rindu

Kurebahkan sujud pada ubun-ubun waktu

Seolah aku akan mati sebentar lagi

Pasrahkannya memamah jasad

Karna cinta sungguh dianugrahkan pada hati bukan rupa

 

Sapamu selalu terdengar mesra

Hangat dekap pun mampu buatku melupa dunia

Lalu berdiang aku di antara doa

 

Tak perlu meronce rindu

Tersebab seluruh diksimu sudah terserak pada tubuh ini sejak bila-bila

Bahkan setiap kecup bibir kini basah oleh aromamu

Lalu bagaimana hendak melepas

Sedang detak di jantungku ada dari bulir tasbih yang berlafal namamu

 

Mau apa lagi selain merayu

Saling tatap kala azan berkumandang

Lalu bersama memadu cinta dengan takbir Allahuakbar

 

Padang Lawas, 27 Januari 2022

 


EKA 21

JELMAAN RASA

 (Ekawati)

 

Berlembar-lembar waktu terlewati

Berbait-bait puisi pun telah terangkai

Menjadi pelangi dalam pigura hati

 

Kueja abjad lalu kugoda dia dengan diksi penuh cinta

Hingga langit berhias larik-larik mimpi

 

Meski senja bertandang, bahkan ketika gelap menjumputi semburatnya aku tetap menorehkan tinta

Aku tak butuh pelita

Malam takkan pernah melindapkan wajahmu dari imajinasiku

Bukankah aku sudah katakan sebelumnya

Aku tak perlu menjamah jika hanya ingin temukan rautmu

Seperti embun yang tak pernah melihat dimana bilah ilalang menyirip untuk rebahkan rindu

 

Kau aku sama-sama telah menggenggam

Jadi untuk apa lagi debar

Jika napas yang berhembus atau yang terhirup masuk ke paru adalah jelmaan dari rasa yang ditiupkan Tuhan untuk kita

 

Padang Lawas,

06.02.2022


#eka_22

 

MEMELUK SABAR DENGAN SECANGKIR RINDU

(Ekawati)

 

Kuanyam selarik tanya

Aksara hening seketika

Hanya suara bimbang yang terdengar

Mengetuk-ngetuk hati

Sembari menuturkan rindu yang masih terasa hangat

 

Duduklah sejenak wahai

Lanjutkan diksi yang tercekat tak sampai ke bibir tadi

Jangan dulu kau lukis renjana pada wajah

Bukankah engkau yang dulu melatihku memeluk sabar

 

Nikmati cangkir rindu yang kuseduh

Agar rasa manisnya tercecap lidah

Memikat debar yang bersarang di dada

Kemblikan denyar jantung dengan diam-diam

Lalu saling dekap melabuh kecup pada sepasang bibir kekasih

Syahdu

 

Padang Lawas,

12.02.2021

 

 


#eka_23

 

HANYA AKU SAJA

(Ekawati)

 

Kusaputkan warna-warni senyum ke hatimu

Juga tentang diksi cinta yang menggantung di ujung mimpi

Meski kadang kabut kelabu menghijab

Sembunyikan kuntum-kuntum rindu yang merona dengan warna delima

 

Salahkah bila ingin seumpama rumah

Tempat kau melepas baju lelah juga resah

Kemudian merebahkannya pada kehangatan dada

Lalu cinta akan menepis jelaga yang berusaha mengacaukan rona

 

Tak izinkan lagi berkelana

Meski hanya untuk menghirup udara

Karena hanya napasku yang boleh keluar masuk ke parumu

Hanya denyutku saja yang mengalir di nadimu

Hanya senyumku saja yang menjadi rindumu

Hanya aku segalanya, selamanya

 

Padang Lawas,

23.08.2022


#Eka_24

 

AKU MILIKMU

(Ekawati)

 

Seperti Qais yang tak akan melihat apa pun selain taman Laila

Aku pun akan bernapas hanya dengan embusan cintamu saja

Biarkan aku menggilai seumur hidupku

Dan tenggelam di samudra rindumu selamanya

 

Akan kutapaki mahligai yang  teranyam dari tetesan embun

Meski sekejap akan kunikmati sejuknya langsung dari hati

 

Aku tak peduli meski deduri mawar yang membelukar menusuk, menyayat hingga kucurkan air mata

Aku tak peduli

Yang aku tau engkau napas nyawaku

 

Peluk aku sepanjang malam

Juga gandeng dalam terang cahaya

Aku adalah milikmu kini, dan selamanya

 

Padang Lawas,

04. 03. 2022


EKA25

 

MENELISIK WAJAHMU DI BALIK RIMBUN RINDU

 (Ekawati)

 

Semburat jingga meredup

Cahaya tersisa berloncatan

Dari jendela senja ke malam

Gelap segera menziarahi petang

Malam kembali pada biduk rindu

 

Sesekali terdiam menyeka air mata

Menggenang tulisan di lembar takdir

Tentang cincin di lingkar jari manis

Tentang senyummu di balik gemintang

Juga tentang aku yang rapuh

Menjadi sekelumit kisah

Di sepanjang perjalananmu

Sebagai pengusir sepi

Juga pajangan hati

 

Masih kusimpan semua di sini

Pada ceruk dada paling hening

Tak pernah berharap bisik

Atau gemanya terdengar lirih

Namun denyutmu selalu ada

Menjadi debar di jantung

Menemani sepenuh waktu

 

Aku bebaskan kau meramu jalan tuju

 Lalu kulepas mekar wangi mawar

Agar terkunci bersamamu selamanya

 

Padang Lawas, 22.02.2022


 

EKA26

 

SAKSI RINDU

 (Ekawati)

 

Pada jejak mimpi sebaris jingga terkulai

Ada luka yang perih di dadanya

Mencoba berteduh di bawah naungan mega

 

Senja berbisaik hantarkan cahaya

Mengulum gema pada arak-arakan awan

Berharap semesta mau bebaskan belenggu pada jiwa

 

Suara-suara rindu terdengar kembali

Menggulirkan air mata pada wajah purnama

 

Keruh segera menghambur

Redup hati kembali bergelimang sepi

 

Dan aku masih di sini

Bertahan tanpa pinta

Berselimut doa sambil memeluk sabar

Yang nanti akan menjadi saksi betapa rindu ini hanya tentangmu

 

Padang Lawas

12.04.2021


 

EKA27

 

RUMAH CINTA

( Senja )

 

Sayang

Hantaran dendang awan mengalun kali ini

Melodi angin sejukkan kecup

Hadirkan binar di beningku

Singkirkan kelabu dengan bujuk rayu

Jembar dada melangitkan ketulusan

yang kau timang sayang

 

Sayang

Sebelumnya aku hanyalah sisa-sisa daun kering di pelantara maya

Melupa rupa dan warna

Tetapi bianglala di matamu membuatku merasa berharga

Kedip riang meriangkan hati

Kerling manja berbalas canda

Kabut di lembah luka akhirnya tersibak

Berganti dengan buncah bahagia

 

Sayang

Jika nanti mendung kembali merundung pilu

Genggaman tanganku eratkan

Dekap lekat hati dan jiwa

Embus nestapa hingga sirna segala

Hingga yang tertinggal lalu merumah hanyalah cinta

 

Sarang Rindu

21.10.2021

 


EKA_28

 

LANGIT SENJA

Ekawati

 

Pada langit senja, dulu selalu ada sajak dan puisi

Berlarik sendu di kedalaman kalbu

 

Kini aku kembali

Ke senja ini

Mendekap asa yang bermekaran di langit

Menjadi untaian sajak dan puisi

Abadi

 

Ada cinta

Ada bahagia

Ada rindu pada birunya

Dan juga kita

 

Ah kekasih, sayang semata wayang

Bukalah pintu rindu

Biarkan aku menuang pelukan

Mempersatukan asa-asa yang berantakan

 

Dan kepada langit senja ini

Aku senandungkan segala sajak dan puisi

Menjadi kita selamanya

 

Padang Lawas, 20 April 2022

 


EKA 29

 

HANYA MILIKMU

Ekawati

 

Aku mencintaimu tanpa jeda

Serupa angin berembus lirih

Sesederhana udara yang terhirup lalu kembali terhempas

Memaksa memburu menguasai terlepas

 

Sejuknya air wudhu membawaku pada simpuh juga tengadah

Wahai makhluk ciptaan Rabbku

Aku mencintaimu meski tanpa menggenggam

Memiliki tanpa harus menyakiti

 

Pada pucuk berembun untaian ikrar terjaga

Ar-Rahman telah menjadikan kita ada

Selalu membersamai rasa adalah nafkah yang memenuhi segala butuh

Meskipun samar, namamu sudah ada di teleng kalbu 

Menjelma selamanya merupa rindu

 

Aku serupa fajar yang ingin dinginkan hatimu

Meski basah kecupan belum mampu menembus ruang dan waktu

Kedipanku hanya milikmu, di sini dan kampung abadi nanti

 

Padang Lawas, 3 Juni 2022

 


EKA 30

MELUKIS SENYUMMU PADA REMBULAN

(Ekawati)

 

Saat rindu menyeretku dalam lamunan

Bayangmu menyeruak seketika

Menghunuskan seribu cinta tepat ke dada

 

Kulai lemas menguasai

Seakan tak mampu mengemas asa yang tertumpah, sambil memapah sebelah hati yang digelayuti rindu

Sungguh mencintai dalam diam terbitkan gila

 

Pada malam sunyi lenyi kutengadahkan kepala

Sambil melukis seulas senyum pada rembulan

Lalu merayu mimpi untuk kembali mengecup lelap malam ini

 

Wahai rindu

Kunikmati semayammu di kedalaman asa

 

 

Padang Lawas

28.04.2022

 

 


EKA 31

 

AJARI AKU RASAMU

Ekawati

 

Rindu mengendap

Tenggelam dalam tala

Panji-panji jiwa menatap sendu pada pijar rasa

Dan kau hanya diam

 

Ada semerbak menguar dari taman hati

Membuat yang semula tersimpan dalam rahim mimpi berontak

Melahirkan kata-kata yang ingin didengar

Berharap bisa mendewasakan rasa

 

Entah hendak kuartikan apa diammu

Semua prasangka mendudukkanku pada perenungan panjang

Cinta ketulusan keikhlasan juga pengorbanan nyata terasa

Tatapan itu juga telah menceritakan semua

Tetapi ragu masih membelenggu

 

Kekasih, ajarkan aku cara mengolah rasa

Agar prasangka ini tak selalu menjadi irama dalam senandungku

Bicaralah, katakan sekali lagi; bahwa semua akan baik-baik saja

 

Padang Lawas,  01.07.2022

 


Eka_32

 

ADA AKU DI TAMAN HATIMU

Ekawati

 

Ada prasangka yang akhirnya terbakar oleh nebula

Menjadikan kebun hati kembali sunyi

Tiang tinggi penyangga angkuh menjulang tanpa sapa

Hingga nalar dan keputusan menepi di bawah kaki langit

 

Cinta ini begitu membara

Mengeringkan telaga rasa tak bermantra

Menelanjangi hati hingga tak sehelai rahasia mampu bertahan

Kini, akulah tawanan tanpa penjara

 

Kususuri berlembar-lembar aksara

Tetapi paragraf yang menyatakan bahwa kau tak menginginkanku, hilang

Atau, jangan-jangan diksi itu memang tak pernah ada

 

Ego dan amarah luruh

Karena yang ada di hatimu hanyalah taman penuh cinta untukku

Yang kau rawat dengan ketulusan siang dan malam

 

Padang Lawas, 02.07.2022


Eka_33

 

LABIRIN MALAM

Ekawati

 

Pada goresan siluet malam senyummu kutemukan

Berlarian di labirin ingatan

Mengucapkan cinta dengan sajak yang bertengger pada rembulan

Manis

 

Sebaris cahaya jatuh di keningmu

Mengaburkan cemburu yang terperangkap

Mengusir pergi semua keegoisan yang kuasaiku

 

Pada rimbunan sapa engkau menertawakan kegilaan yang bertamu ke otakku

Lagi dan lagi, energiku habis oleh kesia-siaan

 

Sekali lagi engkau tanami rahimku dengan logika

Mengelus dengan kasih sayang

Mengecupkan hangat cinta hingga penghujung malam

Pun menggenggam hati sampai rembulan di mata ikut terlelap

 

Padang Lawas, 02.07.2022


Eka_34

 

MANIS BIBIRMU YANG MASIH TERCECAP

Ekawati

 

Lentik jemari menarasikan sebaris senyum

Lalu menggumam penuh cinta

Sejak rembulan mengapung di langit khayal hingga berganti mimpi dalam balutan lelap ia tersenyum

Puas dengan manis yang masih tercecap

 

Sehelai sapa melayang

Kegelapan malam mengajaknya menari kali ini

Tak ada syair-syair romansa

Hanya ada alunan asmara juga keselarasan di kedalam hati

Memekarkan bunga rindu sepanjang malam

 

"Selamat malam sayang, tidurlah" bisiknya

Maka terpejamlah sepasang manikku dengan bahagia

Gundah moksa

Terpelanting ke dimensi di mana tak ada kau dan aku di dalamnya

 

Padang Lawas, 02.07.2022


Eka_35

 

ENGKAU ADALAH BAHAGIAKU

Ekawati

 

Pagi ini angin berkesiur

Membangunkan aku dari lelap

Jantung matahari sudah terlihat jelas kala itu

Tak lagi bersembunyi di balik gemawan

 

Tembang semalam kembali terngiang

Juga doa yang engkau ramu dengan namaku

Penenang gundah hati; katamu

 

Dari garis sinar matahari

Kau bangun sebuah istana

Tempat aman untuk menghangatkan hati

Lalu engkau kupeluk dengan semua cinta

 

Maaf, jika sumpah-serapah terkadang menggema tiba-tiba

Bahkan beberapa kata mencabik-cabik hati

 

Percayalah padaku sampai mata ini tertutup

Engkau akan selalu menjadi kebahagiaanku

 

Padang Lawas, 02.07.2022


Eka_36

 

BATINKU ADALAH MILIKMU

Ekawati

 

Di bawah gelombang rasa langit menanak rembulan

Sambil berbicara tentang cinta yang kupunya

Ada gelak tawa di sana

Juga gumam tak percaya

Gila

 

Dedaunan menari dengan gemulai

Mungkin mengira kisah ini adalah nyanyian kehidupan

Tanpa menyadari ada akar yang mengikat diriku sampai sesak napas

Bahkan harus sembunyikan jati diri selamanya

Miris

 

Tetapi batinku adalah milikmu

Abaikan saja semua yang hadir

Genggam selamanya rasa kita; katamu

Kemudian aku hanya akan melihat ke kedalaman matamu saja

Dan hidup di sana

Selamanya

 

Padang Lawas, 02.07.2022


Eka_37

 

 

MEKAR DENGAN TANDA TANYA

Ekawati

 

Kubaca hamparan langit

Kemudian menarasikannya di ritmis  embun

Nadanya senyap, menyusup bersama bayu

Aku merindukan tetesannya

Serta sapa yang mengundang gelak tawa

 

Kujamah mayapada; tak ada

Hanya menemukan wajahku yang lusuh dan kusam di sana

Meski sudah dipacak cantik dengan perona pipi

 

Hey, kemana diksimu bersembunyi

Kelopak mawarmu lunglay

Tak terbitkah rindumu pada wajah ini?

Atau, wajahku sudah kau temukan di wajahmu?

 

Jangan biarkan bungamu mekar dengan tanda tanya

Nanti bisa saja aromamu tak lagi wangi rindu

 

Padang Lawas, 02.07.2022


Eka_38

 

TULIS SESUKAMU

Ekawati

 

Kurebahkan rindu ini di dadamu

Ikuti degupnya dengan kecupan

Menyatukan pori-pori dengan cara bersentuhan

Menghamparkan cinta di tilam-tilam angan

 

Sudah kutulis dengan perlahan sekujurmu

Hingga peluh gelinjangkan lelah

Cinta, hasrat, dan luka sambutlah

Semuanya milikmu

 

Aku tak akan pernah bosan menjerat rembulan

Memasak lalu menghidangkannya

Aroma mawar juga akan terus tersuguh di setiap perjamuan

Hingga semua santapan tuntas di setiap lekukan

 

Kemarilah sayang, baca lagi aksra di hatiku

Temukan mimpimu di sana

Pastikan dunia yang melukai kita terbata-bata

Lalu susun saja yang kau temukan menjadi puisi cinta

Tulis saja lembarku sesukamu

Tetapi, jangan pernah kau palingkan wajah dariku walau hanya berupa niat

 

Padang Lawas, 02.07.2022


Eka_39

 

AKU ADALAH DIRIMU

Ekawati

 

Cinta adalah pengaminan doa

Cermin hati juga dirimu sendiri

Maka jika gelisah atau ego bertamu, itu bukanlah orang lain

Mengapa engkau marah?

 

Digugat atau menggugat sama saja

Akan ada bahagia juga air mata

Pelihara cintamu dengan hanya menjadi dirimu saja itu cukup

 

Sudah banyak rahasia juga pergumulan batin terlewati

Pasang surut musim goyahkan kemudi

Apa harus pasrah dan diam dalam karam tanpa bertahan?

 

Sayang, cinta itu rahasia; katanya

Kau dan aku hanya bisa menjalani

Tak akan pernah bisa memaksakan mimpi

Bukankah sekarang kita memijak bumi bukan sedang terlelap di atas dada dan payudara kekasih

 

Berhentilah mengadili cinta; wahai

Karena berdiri di sebelah mana pun, kita tetap terluka

 

Padang Lawas, 02.07.2022

 


Eka40

 

TENGGELAMKAN SAJA AKU PADA TATAPANMU

Kepada; Tuan pemilik mata sebiru samudra

(Ekawati)

 

Aku tak lagi mampu menikmati desirbayu samudra atau kepak camarnya

Irama yang selalu menggundang angan untuk menari mengikuti riuhnya pun tak kudengar

 

Ombak yang menggoda rinduku tidak sesyahdu biasanya

Walau sesekali dia masihmenyentuh bibir pantai yang landai

Pamerkan riaksambil menghempas buih

Melabuhkankenangan yang tetap terbungkus di bilik hati

 

Langit tampak kalut berbalut kabut

Ya, malam sebentar lagi menjemput

Namun aku masih terduduk di sini dengan robekan hati yang mulai berdarah

 

Rinduku mulai mengeluh

Berkeluh tentang air mata yang tak jua kunjung bermuara

 

Wahai tuan pemilik mata sebiru samuda

Tenggelamkan saja aku pada tatapan gelombang rahasiamu

Simpan air mataku di sana

Jangan biarkan terlihat

Bisiki aku tentang rindu

Agar hati yang membeku tak ikut membiru bersama lukaku

 

Padang Lawas, 03.07.2022


EKA 41

 

RINDU SEBIRU SAMUDRA

( EKAWATI )

 

Aku ingin selalu jadi camar yang bebas beterbangan

Mengepak sayapkadang menukik membelaimu dengan cinta

Atau membawa terbang hingga bila-bila

Ganas laut tidak akan merampas bahagia

 

Jika hadiah dari rasa adalah kerinduan

Akan kujalani dengan penuh rela

Seperti pasir pantai yang ikhlas dibelai sejenak

Dan akhirnya ditinggalkan

 

Kemarilah kekasih

Mari nikmati hempasan biru rindu

Kecup bahagia yang telah kumantrai dengan bisik rela

Gamit lekat hati

Biarkan biru tatapan terekam dalam hati

 

Mendekatlah sayang

Akan kutunjukkan padamu gelombang mana yang harus dipandang

Jika rindu sebiru samudra memeluk nanti

Kupastikan senyum membayang di setiap ingin

 

Ini bukan tentang pengorbanan

Tetapi ketulusan yang kupunya wahai samudraku

Agar ragu tak lagi mengotori lautan mimpi

 

Padang Lawas, 07.06.2021


EKA 42

 

 

MENCUMBU RINDU

(Ekawati)

 

Kidung rindu membekap

Jadikan senja tak lagi jingga

Lalu kecewa yang menelusup ke palung samudra

 

Gelombang ombak bergulung

Penuhi rongga dada dengan bulir air mata

Hingga ikrar cinta atas namamu terhempas

 

Coba hadirkan kembali senyummu

Mencumbu dengan seribu kata cinta

Kebiruan samudra menjadi saksi

Betapa degup jantung ini berpacu dengan ombak kala itu

Sambil mengasuh keikhlasan demi bersamamu

 

Padang Lawas, 04.07.2022

 

 


Eka 43

KARAMKAN

( Ekawati)

 

Telah kutitip pada camar tentang rindu

Pun kubisikkan pada angin semilir perihal yang sama

Ketaakutan-ketakutan jika cuaca hempaskan sayap-sayap kecil

Hingga pesan tak bertuan

 

Kekasih, aku masih di sini

Bertekuk tungkai di pinggiran pasir landai

Memeluk gerimis yang sesekali membelai wajah

Namun tak akan surutkan tekat

Karena yakin telah teguhkan hati

 

Nyanyian sunyi beku

Asa terjaga dalam dekapan janji

Rasa pun  tak akan sama;

Aku tak perduli

;cinta tanpa mengeluh

 

Walau katamu sepalsu belaian ombak

;hadir menghempas lalu pergi

Aku di sini, meski karamkanku berkali-kali

 

Padang Lawas, 06.06.2021


44_eka

 

AKSARA BERMAHKOTA CINTA

Ekawati

 

Denyut jantung menyapa sisa mimpi yang masih bergelayut di lekuk fajar

Ada semburat menyilaukan pandangan

Lalu pipi memerah, tersipu malu-malu

 

Pada sudut bibir terkulum senyum

Aksara bermahkota cinta  berlompatan dari kebisu-bisuan

Ah kekasih, hanya helaan napas yang bebas keluar masuk dari paru-paru

 

Lirikan mesra buncahkan  bahagia

Meski hanya sekejap

Taman impian kembali rekahkan putik

Dan akan kupastikan hanya rautmu duhai yang menjelma embun menjelma di setiap helai kelopaknya

 

Padang Lawas

23.08.2022


45_eka

 

MENCINTAI DAN DICINTAI

Ekawati

 

Sudah kucari beberapa rindu yang menghilang di lipatan hari. Kadang gigil pada tungkai merayuku untuk sejenak mengistirahatkan raga. Tetapi hati dan rasaku sibuk menggerutu. Cepatlah; kata mereka mulai gelisah. Kutatap jejak-jejak langkah yang mulai berdebu. Hanya bisa mengghempaskan napas. Sama seperti yang sering kau lakukan.

 

Aku masih ingat dengan mawar yang kau genggam tanpa menghiraukan duri-durinya. Darah dan air mata mengalir di sela-sela jarimu. Aku akan baik-baik saja katamu. Ternyata benar, engkau tetap menggenggam walau kadang duri itu tidak mau diam. Terus menggelinjang menambah sobekan luka dalam hatimu.

 

Diamlah, katamu lagi. Tetapi bibirku terus menghujanimu dengan kecupan panas menggelora. Tidak hanya itu, ketakutan k gilangan juga menambah kuat pangutanku di bibirmu. Sakit, katamu. Tetapi aku tak peduli, karena yang kulihat hanyalah desahan yang memintaku tetap tinggal.

 

Mencintai dan dicintaiku itu sakit sayang. Dan kau bilang, itu indah. Tetapi kemana binar mata itu kini. Mengapa semua melindap?

 

Padang Lawas, 04.06.20022


 

46_eka

 

SAJAK CINTA DI PENGHUJUNG MALAM

Ekawati

 

Kutemukan sebaris senyum membayang di gelap malam

Berlarian dan menggoda di labirin ingatan

Sesekali mengutipi sajak-sajak cinta yang bertengger pada rembulan

Manis

 

Sebaris cahaya jatuh di keningmu

Mengaburkan cemburu yang terperangkap

Mengusir pergi semua keegoisan yang kuasai

 

Pada rimbunan sapa, engkau menertawakan kegilaan yang bertamu ke otakku

Energi habis dilahap kesia-siaan; gelakmu

 

Sekali lagi isi kepala kau elus sayang dengan logika

Mengecupkan hangat cinta hingga penghujung malam

Pun menggenggam hati sampai rembulan di netra ikut terlelap

 

Padang Lawas, 02 Juli 2022


 

47_eka

 

BERMIMPILAH KEKASIH

Ekawati

 

Sayang

Telah kudengar kalbumu

Lirih, tetapi sangat jelas

 

Pemahaman-pemahaman yang tersimpul lerai sudah

Seperti malam yang dikoyak-koyak fajar

Gelap habis ditelan cahaya

Seperti itu jualah keraguan itu tamat

 

Aku tak akan lelah membelai setiap lembar rindumu

Lalu menenggelamkannya di kedua mataku

Menjagamu tetap hangat

Penuh cinta

Meski jalan takdir mematahkan mimpi setiap kita berkedip

 

Tenanglah kekasihku

Di dada ini akan selalu dipenuhi ketulusanmu

Akan kuabadikan semua yang telah kita rawat beratus malam tanpa jeda

 

Pajamkan matamu sayang

Bermimpilah tentang jemari yang saling menggenggam

Hiruplah aroma bahagia

Lalu kecup ikhlas dalam-dalam

Biarkan kau dan aku tetap hidup dalam diri kita

 

Padang Lawas, 03 juli 2022


 

48_eka

 

FAJAR DAN SEONGGOK DAUN KERING

Ekawati

 

Fajar tergolek lesu

Detik jam di tangan berciuman dengan air mata

Beberapa kalimat ingin keluar bertanya

;Tak kangenkah engkau padaku wahai kekasih?

Lalu kudapati seonggok daun kering tertawa mengejek

 

Jejak luka masih sama

Senyum yang terkembang pun serupa

Hanya kerling mata dan lengkung di bibir merah itu yang tak lagi terlihat

Sepi

 

Gurat fajar kian menjingga

Dan embun semakin beringsut dari pucuk dedaunan

Sedang pandangan juga belum menemukan raut rindu

;Ah sayang, mungkinkah kau lupa

Rasa manis tembakau dari bibir yang mengulummu sepanjang malam?

 

Sebelum fajar benar-benar tergolek di antara racun prasangka

Kuharap kau segera mengingatku

Lalu dada kita kembali beradu debar

Hingga ranjang kembali bercahaya

 

Padang Lawas, 29 Agustus 2022


 

49_eka

 

MENCUMBU RINDU

;kepada Tuan bermata sendu

 

Kidung rindu membekap

Jadikan senja tak lagi jingga

Lalu kecewa menelusup ke palung samudra

 

Gelombang ombak bergulung

Penuhi rongga dada dengan bulir air mata

Hingga ikrar cinta atas namamu terhempas

 

Coba hadirkan kembali senyum

Mencumbu dengan seribu kata cinta

Kebiruan samudra menjadi saksi

Betapa degup jantung ini berpacu dengan ombak yang sama

Sambil mengasuh keikhlasan demi bersamamu

 

Padang Lawas, 01.08. 2022


 

50_eka

 

IZINKAN AKU MANANGIS

Ekawati

 

Pada ubun-ubun purnama

Rindu usang mengerang

Menebar jerebu pada sekujur luka

 

Putik mengeluh merasa terabaikan

Merengut pada ranting kering yang lapuk dimakan cuaca

Berdecak kecewa sambil mamapah setengah kelukaan yang masih setia berpanggut andai

 

Hati menyiak lara

Air mata pun terjerembab pasrah

Lalu diam bersandar pada bahu senja yang kemalaman

Memejamkan mata sambil menggeretakkan gigi

Marah

Benci

Melemah di dada cinta

Tunduk kepada rindu

 

Ya Rabb, kuterima takdir-Mu

Tetapi izinkan aku menangis

Kembali memintanya dalam sujud di sepertiga malamku

 

Padang Lawas, 25 September 2022



Tidak ada komentar:

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...