Nama : Ekawati
Judul : AKSARA PEMBERAI
GADUH
Isi :
Aku masih berkelana di geriap mimpi
Memangku angan di pangkal langit
Sambil lantunkan doa puji penenang hati
Semenanjung rindu dikelilingi pusara waktu
Menangkar nafsu kesedihan agar lelah berontak
Namun ketetapan jarak tetap menghampar buih
Mengapungkan angan-angan pada kehilangan
Hanya aksara yang kini memuisikan gaduh
Memeramnya di tempat paling sepi
Memberai satu-satu rindu di hati
Sambil melihat ke-dua matamu mengembun dalam hening
Padang Lawas, 14 Oktober 2022
Nama : Ekawati
Judul : KUTEMUKAN RAUTMU IBU
Isi :
Sebaris cahaya jatuh di labirin ingatan
Berkelana mengutip sajak-sajak cinta tertinggal
Berharap air mata lelah mengalir
Antara dinding kalbu rautmu kutemukan
Menatap lekat
Sambil melengkungkan senyum
Memanggilku masuk dalam dekapan penuh cinta
Bu, elus sayang ubun-ubunku
Kecup nentra sampai ke penghujung malam
Bu, telah kuabadikan wajahmu pada rembulan
Agar kau bebas menjamah rindu
Saling dekap sampai azan subuh berkumandang
Padang lawas, 25 Oktober 2022
Nama : Ekawati
Judul : MELARUNG KENANGAN
Isi :
Ribuan rinai berjatuhan
Luruh bersama air mata
Teduh yang ditawarkan payung tak lagi berarti
Nyamannya peraduan tak lagi menghangat
Tenggelam aku dalam tangkupan sepi
Melarungnya sambil mendekap kenangan
Berharap temukan rautmu dalam lipatan mimpi
Menapaki hari tanpamu
Aku ibarat puisi yang tidak pernah selesai
Kehilangan arti
Berkali coba bangkit
Berkali juga harapan berderai
Ibu, maaf jika aku masih kehilangan
Masih larut dalam kubangan penyesalan
Menyesatkan angan tetap bersamamu
Biarkan dekapan hujan menenggelamkan segalanya
Siasati hati tuk menganggapmu masih ada
Sambil mengolah rasa
Menikmati kenanganmu
Selamaanya
Padang lawas, 20 Oktober 2022
Ekawati, dilahirkan 36 tahun silam tepatnya 22 Agustus di kota bertuah Pekanbaru. Tinggal dan menetap di Padang Lawas. Kegiatan sehari-hari sebagai Tenaga Pendidik di SMA Negeri 1 Ulu Barumun. Aktif di beberapa grup sastra. Telah menerbitkan sebuah novel yang berjudul Cinta Pada Pecahan Cermin (2021), selain itu saat ini telah bergabung dalam kurang lebih 20 antologi bersama, dan beberapa antologi lain yang masih dalam proses penerbitan.
Foto EKAWATI DAN IBU SUPARTIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar