(Karya: zaini dawa)
Tujuh puluh tahun ku jalani semediku
Diantara ribuan jiwa dan kuncup bunga
Tak perduli jadi batu ataupun debu
Setiap hari ingin disapa
Oleh cinta dan tetes air mata
Bahagia sehari bersamamu
Seperti tujuh puluh tahun dlm semediku.
Kau hadir bagai tiupan angin
Kurasakan ada semilir di tubuhku
Entah kapan nyata akan menyibak semu
Bingung terasa bagai dlm labirin
Aku kembali tersungku di sudut kamar
Ketika rona bianglala mulai memudar
Melebur dosa yg tak berangka
Membanting hasrat ke langit-langit mata
Rasanya tak ingin beranjak pergi
Tinggalkan bayangan ini...
Kaku digerogoti...
Janjinya sendiri...
Tak terpenuhi...
Bumi ini masih basah oleh gerimis air mata rindu
Bunga-bunga layu kembali segar seperti hatiku
Kembali hidup seperti dalam nyata
Dapat kupastikan "tangis jadi tawa"
Kita mulai mengikat senyum ceria
Diantara reruntuhan kerajaan hati
Kelak akan menjadi seikat bunga
Harum semerbak mewangi
Menjadi kebanggaan sejati
Walau kini...
Menjadi sesal abadi
Tertahan dalam hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar