Karya: Zaini Dawa
Kekecewaan bersembunyi
Di setiap rongga pori-pori
Hasrat bersimpul diantara rentetan cerita masa lalu
Lorong waktu seakan-akan mundur 15 tahun yg lalu.
Terpana. . . Kagum. . . Wajah termangu
Tak kuasa memandang wajahmu
Penuh luka dan kecewa terhempas waktu
Macan gelora cinta mengaum lewat bait puisi.
Geram geraham mengerang memaki diri.
Bebungaan yg terawat manja dlm hati..
Ku kira sudah mati. . . .
Kau cabuti. . . .
Untuk kau ganti. . . .
Eh, ternyata masih kau simpan rapi. . . .
Cinta yang tertunda menyisakan luka hati.
Teriris-iris se akan-akan tubuh terkuliti.
Jutaan rasa hangus terpanggang bara api.
Semuanya telah terjadi. . . .
Tak perlu kau ratapi. . . .
Seandainya bisa. . . .
Sungguuuuhhh....
Aku ingin kembali ke rahim ibu.
Ingin ku mulai derama yang baru.
Mengulang semua cerita yang terlewati.
Memungut derita cinta yang tersakiti.
Dibawah jembatan kayu sepi berteman mimpi.
Tak kan ku biarkan hilang kembali disapu sang bayu.
Akan ku bawa pulang serta bersamamu.
Dengan menutupi lubang semut tempat bersembunyi.
Aku bukan tupai bodoh untuk jatuh dua kali.
Bulan purnama yang ku tatap tak terlihat.
Seperti yang selalu ku sebut dalam munajat.
Rindu berkarat terkubur dalam lumpur derita.
Enggan bertutur kata karena kecewa dan luka.
Lantaran CINTA YANG TERTUNDA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar