Minggu, 28 Oktober 2018

TAK SANGGUP MENYAPAMU

Terkadang,

rasa takut ini lebih besar daripada isyarat mata

Hingga aku kalut tak sanggup menyapa
Dengan serangkaian kata sebagai kecupan mesra

Gerai gemulai jemari menutupi mata
Singgah di bibir lalu bersandar di dada

Saat seperti ini . . . .
aku tdk mampu mengubah deburan ombak
menjadi kata-kata indah nan bijak
Menyulap badai menjadi semilir angin
Melambaikan setangkai bunga untuk ku sunting.

Sapaku bartabur bintang ku titipkan
malam berbisik hati ku curahkan
Menggeliat dalam do'a ku tuangkan
Raguku . . . .
Rayuku . . . .
Mimpiku . . .
Hidupku. . . .
Melalui sebait syair yg tak mampu ku kutuliskan...
Hanya dengan tinta emas dari tiga samudera.

Kerap mataku terpejam
Dan sapaku layu dalam diam
Meronta di atas pembaringan.

Rabu, 24 Oktober 2018

RINDU TERLARANG

Karya: Zaini Dawa

Denting piano indah bermain di ubun-ubunku
Detak jantung berdenyut di atas bongkahan batu yang bisu
Hingga aku lunglai terjatuh ke dasar hatimu..
Terbentur kenyataan bersuara sumbang.
Sadarlah aku...
Hanya sebatang duri di tanah gersang.
Ku ikhlaskan semua waktuku yang terbuang

Bayang-bayangmu berbunga dalam mimpiku
Tp. Terlarang bagiku mengharap nyata...
Bayang-bayangku tumbuh menajdi benalu
Dan tak mungkin kau mempersunting-nya...

Maafkan aku . . . . .
Bila senyummu belum bisa ku kembalikan
Menggenggam sejerat janji yang kau lilitkan
Masih menggantung di kelopak mata
Untuk dapat melihatmu bahagia..

Tahulah sebabnya..
Engkau adalah orang pertama
Yang mewarnai hatiku dengan cinta
Serta legamnya darah dan air mata
Yang takkan luntur oleh suramnya senja.

Sabtu, 13 Oktober 2018

SANG PEMUJA

karya: Zaini Dawa

aku lah sang pemuja..
saat gelap
aku bersimpuh bersama tembok bisu..
saat terang
aku berdiri bersama patung batu..
saat malam
ku baiarkan mata tak terpejam..
utk menjagamu dari buruknya malam..

kasih...
mengapa kamu diam...
kini aku bergumam
dalam senyum..
bermanja
dg tawa..

oh andaikan saja...
mantraku bisa merubah cipta...
akan kupetik sekuntum bunga
lalu... aku puja...
hingga menjadi gadis remaja..

GEIK BINTANG GEGGER BULAN

Petik Bintang Jatuh Rembulan
Karya: Zaini Dawa

Letih. . . .
Ku menata hati dg serpihan kasih.
Sedih. . . .
Ku mengintip namamu dr bilik putih.
Bunga-bunga segar kini gugur di tengah jalan
Seperti memetik bintang jatuh rembulan.

Dulu. . . .
Janjimu manis seperti madu.
Kini. . . .
Madumu menjadi racun di hatiku.
Satu persatu urat nadiku terputus
Oleh senyummu yg pura-pura tulus.

Nyamuk-nyamuk nakal saja dpt menista
Dengan memeluk dekap yg setia
Dan menindas kutu-kutu berbisa.

Kata-katamu ku anggap bertuah
Kau tunjukkan segala arah
Tumit-tumit kasar-pun beranjak melangkah
Mengikuti telunjukmu yg tajam penuh darah
Sementara mulutmu tersenyum
Saat mataku terpejam.

Rabu, 10 Oktober 2018

NAFAS KEHIDUPAN

Karya: Zaini Dawa

Ada satu titik nafas
Itulah air mata hati
Tak kan hilang meski terbenam dlm linang.
Tertanam dr pertama aku memandang.

Semua kisah telah berlalu
Dan terus ku biarkan melaju
Serta hari esok tetap aku tunggu
Segarkan kisah yg tiada layu.

Segenap rasa menyerap di dada
Mengalir ke seluruh jiwa
Dari gelap yg aku rasa
Memyisakan sedikit tentangmu
Mampukah ku sunting namamu

Sementara. . .
bayanganmu selalu menghias
bagiku bayanganmu adalah nafas
Seperti udara yg ku hirup
Mengusirnya adalah
Membuatku  m  a  t  i . . .

Selasa, 09 Oktober 2018

CINTA YANG TERTUNDA

Karya: Zaini Dawa

Kekecewaan bersembunyi
Di setiap rongga pori-pori
Hasrat bersimpul diantara rentetan cerita masa lalu
Lorong waktu seakan-akan mundur 15 tahun yg lalu.
Terpana. . . Kagum. . . Wajah termangu
Tak kuasa memandang wajahmu
Penuh luka dan kecewa terhempas waktu

Macan gelora cinta mengaum lewat bait puisi.
Geram geraham mengerang memaki diri.
Bebungaan yg terawat manja dlm hati..
Ku kira sudah mati. . . .
Kau cabuti. . . .
Untuk kau ganti. . . .
Eh, ternyata masih kau simpan rapi. . . .

Cinta yang tertunda menyisakan luka hati.
Teriris-iris se akan-akan tubuh terkuliti.
Jutaan rasa hangus terpanggang bara api.
Semuanya telah terjadi. . . .
Tak perlu kau ratapi. . . .

Seandainya bisa. . . .
Sungguuuuhhh....
Aku ingin kembali ke rahim ibu.
Ingin ku mulai derama yang baru.
Mengulang semua cerita yang terlewati.
Memungut derita cinta yang tersakiti.
Dibawah jembatan kayu sepi berteman mimpi.
Tak kan ku biarkan hilang kembali disapu sang bayu.
Akan ku bawa pulang serta bersamamu.
Dengan menutupi lubang semut tempat bersembunyi.
Aku bukan tupai bodoh untuk jatuh dua kali.

Bulan purnama yang ku tatap tak terlihat.
Seperti yang selalu ku sebut dalam munajat.
Rindu berkarat terkubur dalam lumpur derita.
Enggan bertutur kata karena kecewa dan luka.
Lantaran CINTA YANG TERTUNDA.

RINDU YANG TERTINGGAL

Karya: Zaini Dawa

Lima belas tahun yang lalu...
Ku lukis bianglala
Dengan tetesan embun dari sorga
Setiap lengkungan menggoda jiwa
Kala itu...
Semua terlihat indah nyata
dalam dekapan raga pemuja cinta

Lima belas tahun yang lalu...
Ku bangun mimpi-mimpi kecil yang tercecer di jalanan
Memelihara angan-angan di penghujung kerinduan
Semua indah tersusun rapi di halaman jiwa
Bergelantungan semerbak senyum di pelupuk mata.

Lima belas tahun yang lalu...
Ku coba mengurai benang merahmu
Diantara rintihan dan jeritan kalbu
Sungguh. . .
Aku terbuai dlm mimpi-mimpi surgawi
Karena terlena padamu sang bidadari.
Di sana...
Hatiku terpaku dalam kubangan kemesraan
Tiada rela di jiwa untuk ku lupakan.

Mata hati... mata sang rembulan...
Bagai bersemedi di balik awan
Mata hati... mata sang kekasih
Rindu ini membara...
cinta ini mendidih...

SENYUMMU MEMBUNUHKU

Karya: Zaini Dawa

Di danau asmara pantai cuma kamu
Tubuhku terayun oleh derap langkah waktu
Letih menelusuri ribuan detik kisah tanpamu
Bersama deru ombak dan panas mentari
Di bawah gubuk derita beratap rumbai jerami
Lirih nadamu penuh kepastian hampa tanpa rayu

Semilir angin pantai melucuti kerinduanku
Yg bertahun-tahun terpendam dlm kalbu
Deraian daun cemara diterpa angin pilu
Meremas-remas jantungku yg tak pernah layu
Kini...
Semua melepuh dlm celoteh bibir manismu.
Di hadapanmu aku merasa kaku
Detak nadi seakan-akan berhenti mengukur waktu
Sepertinya, senyummu t'lah membunuhku.

Di bawah gubuk derita
Sesekali air matamu menepi di sudut mata
Tanganku beranjak ingin menghapus dosa
Tapi. . .
Kau biarkan rohku terbang bebas berkelana
Penyesalan lumpuh tak berharga.

Aku bukan merayau atau menggoda
Mata hati . . .
Mata batin . . .
Belum melepas dahaga
Membelai lukisan mawar pertama
Penuh gairah bangkitkan semangat jiwa.

RINDU BERDARAH

Karya: Zaini Dawa

Ku tatap wajahmu penuh rasa rindu
Ingin sekali-kali ku remas jantungmu
Tapi...
Aku takut luka masa lalu
Kembali menganga dan berdarah

Biarlah rindu ini ku tahan
Terkurung di nusa kambangan
memang tak pernah ku bayangkan
Mengunci kenangan penuh harapan

Seperti macan glora cinta
Tinggalkan mangsa dalam rimba
Esok hari pasti dijamah mata senja
Dan bayang-bayang fatamorgana

Pasrahmu legakan batinku yg terhimpit dosa
Sesak nafas kaki tangan terbelenggu
Ku kira utk siapa mawar melati berbunga
Pasrahmu pasrahku melebur menjadi tawa palsu
Retak muka remuk dada
Jika ku kalungkan padamu.

Senin, 08 Oktober 2018

Ingin selalu menemanimu

Malam ini . . .
Ingin ku hadir ke dalam mimpimu
Menemani sunyimu melumat kegalauan
Sambil ku ceritakan indahnya mawar
Yg bertengger di telingamu
Menjadikan matamu berbinar-binar
Bercahanya seindah mercusuar
Menyibak buruknya malam
Hanya dengan satu kedipan mata
Dan senyummu tawarkan bisa kumbang
Jinakkan merpati dg belaian kasihmu

Minggu, 07 Oktober 2018

PILIHAN GANDA

Karya: Zaini Dawa

Sejak nafasku berhembus rasa
Tak sedetikpun bayangan tertinggal
Menari-menari diatas logika
Hanyut dipangku teman khayal

Maka pantas...
ku tak naik kelas...
Karena ujian...
ku jawab dengan khayalan..

Bila dihadapkan dengan pilihan ganda
Ketimpangan datang mendera jiwa
Cukup menakjubkan dan menyengsarakan
Menambah kegalauan dan kegelapan

TERHALANG KANVAS KACA

Karya: Zaini Dawa

Tarian penaku menyekap riak rasa..
Mengusik rerumputan yg enggan menjawab tanya..

Mengapa aku bertemu bulan
Kalau hanya mengguncang harapan
Mengapa tdk bulan sabit saja
s  e  l  a  m  a  n  y  a  .  .  .  .
Agar tak mengharap cahaya lembut darinya
Dari pancaran malam-malam penuh tanya

hanya selembar kanvas kaca..
Yg mampu menyimpan lukisanmu..
Tangan tak sampai menyentuhmu..
Merabamu mengurai syahdu Kasihmu..
yg sempat menetes di kalbu..

Andaikan rayuku bisa meronai langit
Pasti ku ajak bintang gejora
Melengkapi cerita pelangi
Yg terputus oleh matahari
Dan menyebabkan ia terbakar.

Nawala cinta seorang anak kepada ibu.


Karya: Zaini Dawa

IBU...
kau belum mati...
Kau benar2 berumur panjang...
Namamu masih mengharumi bunga-bunga.
Mawar, melati, matahari, kamboja, dan seroja...

Semangatmu masih berkobar dalam dada.
Melebihi kobaran semangat pejuang bangsa...

Air susumu masih mengalir deras dlm mulutku.
Yang kering serta haus kasih sayangmu...
Dadamu masih kokoh seperti tugu.
Untuk kujalani pertapaanku...
Senyummu masih menghiasi perjalananku.
Sebagai azimat dan mantra keselamatan anakmu...

IBU
satu kata darimu
Seperti seribu  bahasa punya guru...

Mencintaimu adalah pengabdian diri
Dicintaimu adalah prestasi tinggi...
Menjagamu adalah bakti suci.

Mendo'akanmu adalah pengabdian.
Menciummu adalah kerinduan...
Memelukmu adalah harapan...
Kelak di sorga kita bergandeng tangan
Sambil kuceritakan
Semangat dan cinta yang engkau tinggalkan...
I love you ibu....

SELAMAT HARI IBU
(22 Desember 2017)
https://youtu.be/cmSnX7GaVpA

SATU JAM SERIBU SATU MALAM (jilid 4/4)

Karya: Zaini Dawa

Tubuhku bagai dirogoh sukma burung elang
Dibawa terbang keangkasa melayang-layang
Jiwa tersesat sesaat di hilir perjalanan
Sembunyikan senyum di pangkuan bulan
Lepas nyaris hilang tampa lambaian tangan
Lalu...
Hati meleleh rindu berkembang
Terkurung manja di balik kerudung
Nostalgia ini tak kan pernah hilang
Walau bunga pesona itu telah dipetik orang

Andai waktu bisa aku sita
Aku ingin tetap disana
Menyandarkan kepala
Di pangkuanmu, puja
Walau satu jam saja

PIARA LIUR

Karya: Zaini Dawa

Bayang-bayang harimu menyandera jiwa
Hingga aku tak bisa kemana-mana
Hanya bisa mengintip
Dari balik bukit
Kadang tersenyum
Kadang menjerit

Indahnya ciptaanMu ya robbi
menyusup ke alam mimpi
Elokkan matahari yang terbenam
Kerlipkan gemintang hiasi malam
Gugusan senyum terbuka
Selimuti hari-hari yang tak biasa

Selaut mutiara ditimang renung
Kemilaunya menggetarkan detak jantung
Sembunyikan bayangan di balik teralis besi
Merahasiakan keadaan yang tak perlu diketahui
            Oleh siapapun...
                   Termasuk kamu...

Sejuknya cahayamu terhalang bumi
Menyisakan bias yang kian tak pasti
Semburat noktah bercabang kebekuan
Diantara hitam dan putihnya keyakinan

Aku tidak sanggup...
Menahan ucap riuh makian dalam tubuh
Menekan kecup syair terkata lain di bibir

Ampuuunnn...
Kata-kata ini tidak bisa diteruskan
Menjadi kalimat yang dipahami perasaan
Cukuplah sepotong daging ini menjadi ladang subur
Ter-untuk rasa yang menghijau merumput liar
Biarkanlah... biarkan...
   Abaikan.....
        Hiraukan...
              Relakan...
                  Endapkan...
                       Diamkan...
                           Sembunyikan...
Percuma menggarami lautan
Bila asam di gunung bergantung di dahan
Ku titipkan pujiku pada embun pagi
Biar matang dimasak matahari

SATU JAM SERIBU SATU MALAM. (Jilid1/4)

Karya: Zaini Dawa

Kucoba menahan diri
Tp, kuharap ini terjadi.
Lembut seperti sutera
Sejuk bagai angin surga.
Putihnya seperti kapas
Hangat bersuhu nafas.
Sunyi dalam kebisingan
Diam dalam kesibukan.
Getaran apa yg kurasakan
Mampukah kiranya kau terjemahkan???

SATU JAM SERIBU SATU MALAM (jilid 2/4)

Karya: Zaini dawa

Kata bijak mengalir lirih tersusun rapi.
Mengharap waktu dapat sejenak berhenti
Di pangkuanmu, Istambul sepwrti dalam mimpi
Terasa kaki tak lagi berpijak di bumi
Terbang jauh tinggi bersayap pelangi
Lalu terbuai keindahanmu tiada bertepi
Lentik jemarimu merangkak di ubun2 dan pipi
Hingga sampai ke puncak keheningan sejati

SATU JAM SERIBU SATU HARI (Jilid 3/4)

Karya: Zaini Dawa

Di bawah pelangi kutemui burung-burung bernyanyi
Bernada cinta seirama petikan jari..
Tak kusangka sejauh ini pikiran bersayap
Menguasaimu sekejap dalam gelap..
Sajian rasa semakin liar percayara diri
Diantara harum bunga dan tajamnya belati...
Satu jam seribu satu hari
Lemaskan batang linggis..
Patahkan ujung keris..

Menjaga tidurmu

Karya: Zaini dawa

Izinkan aku duduk disini,
disampingmu dg kedamaian..
Mengantarkan tidurmu dg tembang suci..
Menjagamu dr buruknya mlm walau lewat telepati..
Dan menatapmu hanya dg butiran tasbih...

#selamat_tidur_semoga_mimpi_indah..

MAAFKAN AKU

Karya: Zaini Dawa

kasih, maafkan aku...
Bila gagal aku menjadi matamu..
Utk melihat indahnya pesona langit biru..
Bkn ulat bulu yg aku janjikan..
Tapi...
kupu-kupu indah yang aku berikan..

Kasih, maafkan aku....
Bila gagal aku menjadi telingamu..
Utk mendengarkan lagu-lagu rindu
Bila kicauan burung-burung pengantar embun pagi..
Tak semerdu bisikan sapaku dlm bingkai puisi..

Maafkan aku sayang....
Bila gagal aku menjadi hatimu..
Merajai tubuh dan sukmamu..
Menjadi kelambu aura kasihmu..
Menjadi rumus dlm hitungan waktumu...
Mari kita buka lembaran baru

Nisfu sya'ban

SIAPA AKU

(The Masterpiece from Zaini Dawa)

Sebait kata terakhirmu
cukup meremuk redamkan kalbu
senyum yang tersisa diakhir sapa
mengguncang naluri merobek asa

Siapa aku
tak mampu ku menjawab dengan aksara
aku yang tlah menggoreskan luka
kembali menguras linang dinetra

Adaku serupa tawarkan harapan palsu
diatas kenyataan nada sumbang hatiku
kini kau tersiksa dalam dilema cinta
tersebab bimbangku membagi rasa

Siapa aku
tak mampu kuurai dengan bilangan angka
hitungan yang tak ada ujungnya
serupa hasratku mengikuti gelora rasa

Lukamu tak terobati dalam hitungan masa
mengendap bersama serpihan lara

#editing by_kidung_perindu_asmaragama

TERGORES PENANTIAN

Karya: Zaini Dawa

santun aksaraku
meliuk kepanasan dalam darah.
menggelepar kepayahan dalam daging.
membakar kepenatan perjalan cinta.
utk membedah penantian di ujung senja.

hari2ku tergores mimpi bersamamu.
melintasi jalanan berdebu dan berpasir..
tersentak ku mengeja namamu..
aku tertunduk hatiku bergetar..
lalu mematung diri menekuk lutut..
memahami bayangan sebuah penantian..

adamu tetap ku rindui..
hadirmu tetap ku nanti..
walau hanya dalam mimpi..

JERAT PERCINTAAN

karya: Zaini Dawa

Keluguanku berakhir selayu bunga..
Di saat aku msh segar mewangi
Kau jambangi dg janji bermutiara..
Aku percaya engkaulah penjaga hati..

Senandung titian rindu
Mulai berirama sendu dlm kalbu..
Decak kagum-pun tak terbendung lagi
Meluapkan untaian syair dan bait-bait puisi..

Aku tersenyum bila kutemui bahagia
Karena itu yg menghantarkan ke sorga..
Sorga yg kau ceritakan...
Sorga yg kau janjikan...

Seiring bergulirnya waktu
Sorga yg ku tunggu
Hanya goa berlumut biru..
Aku terus bertahan dengan janjimu
Hingga waktu tak ramah lagi..
Cahaya mentari mulai terbagi..
Sembari mengusik kejora dengan fajar
Membelai burung-burung tak bersangkar..

Dalam kepolosan piara kebohongan
bertahun-tahun hidup dalam kebekuan.
aku sadar...
ternyata...
senyummu hanya polesan kepalsuan.
tapi...
aku masih terkurung dalam keraguan.
inikah jeratmu..
yg selama ini..
aku tunggu..???

SAJAK UNTUK MENGIRINGI KEPERGIAN IBU

Karya: Zaini Dawa

Seratus hari yang lalu.
nafasmu brhembus brsama tetes air mata terahirmu.
bibirmu sketika itu diam membisu.
matamu sayu lirih trtunduk lesu.
sketika itu jeritan anak2mu pecah,
membentur tembok tua yg kau bangun bersama ayah.
maafkn anakmu ibu...

MENANGIS DALAM PELUKAN

Karya: Zaini Dawa

aku yg mencintaimu
seperti menyiram bunga dlm kaca
tak sejinak asaku
di dlm pemeliharaan sanjungan jiwa.

aku yg merindukanmu
memelukmu dlm gelap gulita
bersama deru nafasmu
kau tumpahkan air mata di dada.

tulang-tulang rusuk tk mampu menampung
rintihan air mata kasih
hingga bermuara perih
meluap di hulu jantung...

PERJUANGAN YG SIA-SIA

karya: Zaini dawa

Aku tahu suguhanku
tak mampu mewarnai langit biru..
namun hasratku begitu membara
membuatmu tersenyum dan tertawa
mengubur empati demi cinta suci
membangun mimpi utk kau hargai..

kudapan pagiku menguras air mata
padahal aku hanya ingin kau puja
menjadi bagian gerak langkahmu
menyambut nadaku dg siulan merdu.

bahagiaku hanya sebulir tasbih
tersebab kicauan mesramu setumpuk buih
tak segigih perjuanganku yg tersisih
dg menopang dagu rasa ini tertindih.

HARAPAN

karya: Zaini Dawa

jika bunga adalah keindahan
se-ekor semut-pun akan mengadu pd tuhan..
bisakah ia bersayap
sebebas lebah mesra menghisap
pada sari putik menaruh harapan
untuk memiliki mahkota bunga impian...

DILEMA DURI BERBUNGA

karya: Zaini Dawa

sebuah perjalanan kembali menjemput
sepotong jiwa yang lama tersesat
batang-batang lapuk
tangkai-tangkai tua
daun-daun kering
meronta menghunus rasa
ku jelajahi rimba relung hati
yg penuh serat-serat ilusi

ku tata kembali seiris tawa
dalam ruang tanpa cahaya
Yang didapat dari kesalahan rasa
di antara dua pilihan ganda

oh...
aku pilih awal
Jika harus berdiri pada sebuah dilema
namun...
aku belum dihadapkan pd sebuah akhir..

sementara...
aku...
rela...
memilih tersesat sementara
dalam bulatan duri berbunga..

RINTIHAN BURUNG ELANG

karya: Zaini Dawa

percuma sayap dikepakkan
bila kaki tak mampu mencengkram
asa melepuh seketika melepas tangan
batin-pun berteriak dalam diam..

oh.., mungkinkah dunia ini
terlalu luas utk disebrangi
atau sayap ini terlalu regang
utk menjemputmu pulang

sebenarnya...
aku tak ingin beranjak pergi
meninggalkanmu sepi sendiri
tp...
penjaga hatimu sedang menunggu
sambil bermain-main di iris matamu.

pergilah . . . . . !!!!
biarpun cakar ini patah
kau tak perlu lagi menoleh
disana hatimu lebih indah..

MENUNGGU SEBUAH JANJI

Karya: Zaini Dawa

Aku tunggu datangnya awan
Yang menjanjikannya hujan
Mengundang indahnya pelangi
Yang menjanjikan redanya gerimis.

Aku tunggu mekarnya bunga
Yang menjanjikannya aroma
Memikat lebah utk menjadikan ia madu.

Aku tunggu...
Hingga musim berlalu...
Tak ada ombak dan angin yg ditawarkan
Hanya kerontang debu yg bertebaran
Dan menjadikan ia membatu kepanasan.

Sabtu, 06 Oktober 2018

AKU TAK INGIN PERGI

(Karya: zaini dawa)

Tujuh puluh tahun ku jalani semediku
Diantara ribuan jiwa dan kuncup bunga
Tak perduli jadi batu ataupun debu
Setiap hari ingin disapa
Oleh cinta dan tetes air mata
Bahagia sehari bersamamu
Seperti tujuh puluh tahun dlm semediku.

Kau hadir bagai tiupan angin
Kurasakan ada semilir di tubuhku
Entah kapan nyata akan menyibak semu
Bingung terasa bagai dlm labirin

Aku kembali tersungku di sudut kamar
Ketika rona bianglala mulai memudar
Melebur dosa yg tak berangka
Membanting hasrat ke langit-langit mata

Rasanya tak ingin beranjak pergi
Tinggalkan bayangan ini...
Kaku digerogoti...
Janjinya sendiri...
Tak terpenuhi...

Bumi ini masih basah oleh gerimis air mata rindu
Bunga-bunga layu kembali segar seperti hatiku
Kembali hidup seperti dalam nyata
Dapat kupastikan "tangis jadi tawa"

Kita mulai mengikat senyum ceria
Diantara reruntuhan kerajaan hati
Kelak akan menjadi seikat bunga
Harum semerbak mewangi
Menjadi kebanggaan sejati
Walau kini...
Menjadi sesal abadi
Tertahan dalam hati

Jumat, 05 Oktober 2018

BIDADARI TERSEMBUNYI

Karya: Zaini Dawa

Hadirmu serupa desir angin
dari setiap sudut pandang kutemui
sentuhan lembut meraba segala yg ku punya
derai.. derai.. mengundang keteduhan jiwa
lelapku nyaris hilang terbawa kicauan burung2
serta rengekan dedaunan terayu-ayun..

Kuasaku hanya tersenyum
melihat pesona bidadari penuh kagum
bersembunyi di balik serpihan mutiara kata
indah bertebaran dimana-mana
tp, susah ditata menjadi satu prosa
utk meng-elok-kan seikat bunga...

MAWAR TUMBUH DI ATAS BATU NISAN (jilid 3)

tahukah kau gemuruh di dalam dada..
ketika badai rindu menyapu sendi2 jiwa..
tahukah kau gelegar di dlm dada..
seperti halilintar menjilati kepala..
piyarrr.....
meriam mendentum...
peluru mendesing..
yang sakit... menjerit
yang tidur... tersungkur
terkejut meliut melecut
sembari tengadah menatap langit
memperhitungkan nasib
nasib bunga yg tumbuh di atas batu nisan.
piyarrrr.....

segenggam pasir di pantai
hilang dlm angan
sepijar asa hilang di tengah samudera
serajut kata kecewa tercipta..
terlunta-lunta..
meronta tersiksa..
dalam lipatan cinta..

( karya: Zaini Dawa)

Kamis, 04 Oktober 2018

BAYANGANMU

malam ini...
kembali ku hadir menyapamu
lewat sepotong puisi
duhai... bayangan hidupku.

rasa yg dulu pernah ada
terhempas lesu di pucuk-pucuk daun
terbawa semilir angin
hingga samar2 menanti seberkas cahaya.

sedikit kisah tertulis di atas kertas
sekilas mendekat lalu menjauh
terus menjauh lalu mendekat
meraba rindu yg tak mungkin tersentuh.

bayang2mu menjadi teman imajinasi
mengikuti dalam terang
menghantui di setiap sudut malam
hingga mimpi tak lagi sunyi sendiri.

sekeping hati tetap berharap
tak ada lagi air mata yg tersiksa
di sepanjang lorong perjalanan hidup
tersebab jalan yg berbeza.
tapi...
benturan awan kelabu menghujam nadi
merangkulmu tak mungkin terjadi
melepasmu pasti menyayat hati
biarpun sekujur tubuh tertusuk duri
ku gantung dirimu di relung hati.

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...