Selasa, 03 November 2020

CINTA SEJATIKU, puisi paling romantis bikin sensitif kaum remaja


Sayang..!!

Hari ini aku benar-benar bahagia
Menyambut matahari terbit merona di wajahmu
Saat-saat dedaunan melambaikan salam
Turut melepaskan bahagia.

Bunga-bunga menebarkan harum semerbaknya
Ketika pertunangannya dengan kupu-kupu
Disaksikan embun dan cahaya matahari pagi

Aku ingin kau selalu ada disampingku
Karena aku tidak bisa hidup tanpa jantung hatiku

Aku ingin kau selalu tersenyum
Karena aku tak bisa hidup tanpa belahan jiwaku.

Tetaplah kau menjadi dirimu sendiri seperti saat ini
Menjadi bidadari hatiku
Karena tak mungkin aku bahagia bila tidak bersamamu.

Aku mencintaimu
Melebihi yang ditakdirkan Yusuf kepada Zulaikha
Melampaui batas cintanya manusia biasa

Sayang...
Jika suatu saat nanti
Jasadku tidak ditemui lagi
Temukan aku di sela-sela puisiku ini
Pada setiap huruf-hurufnya aku abadikan cinta kita 
Karena aku tak rela kisah cinta kita menghilang begitu saja
Aku ingin cinta kita abadi selamanya
Sampai ke taman surga

Karena sesungguhnya...
Bahagiamu adalah bahagiaku...
Sedihmu adalah matiku...

Sumenep, 02 Nov 2020

Zaini Dawa
______________________________________________________
Silahkan tonton dlm bentuk VDUnya👇




TRUE LOVE

My love
Today I'm really happy
Welcome the sunrise, blush on your face
When the leaves wave a greeting
Showing their happiness
The flower spread out his fragrance
Because of his engagement to butterfly
was witnessed the dew and the morning sun

my dear...
I wish you to always be beside me
Because I can't live without my heart
I wish you to always keep smile
Because I can't live without my heart.
Still be you yourself as today
become my angel
Because,
it's impossible for me to be happy without be with you
I love you
my love is more than what yusuf destined for sulaiha
beyond the limits of ordinary human love

if someday
My body is not found again
Find me on the gaps of my poetry
I enshrine our love In each letter
Because I don't want our love story disappear vainly
I wish our love be forever
untill to the garden of heaven

Because,
truly... 
your happiness is mine too...
your sadness is my death ...


Sumenep, 03 Nov 2020
Zaini Dawa


Jumat, 30 Oktober 2020

9 Bantuan bantuan Pemerintah Hadapi covid 19

1. Kartu Prakerja

Bantuan Kartu Prakerja ini adalah program untuk pengembangan kompetensi yang menyasar para pencari kerja dan pekerja atau buruh yang terkena PHK. Penerima Kartu Prakerja akan mendapatkan dana sebesar Rp 3.550.000 untuk setiap orangnya. Akan tetapi, bantuan ini meliputi biaya pelatihan sebesar 1 juta yang tidak bisa dicairkan, insentif sebesar 600.000 per bulan selama empat bulan, dan dana survey sebesar 150.000.

2. Subsidi Gaji

Pemerintah juga memberikan subsidi gaji kepada karyawan yang terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki gaji dibawah lima juta. Bantuan yang diterima adalah sebesar Rp 600.000 perbulan selama empat bulan. 

3. Bantuan Listrik Gratis dari PLN

Pemerintah memberikan subsidi gratis untuk listrik bagi pengguna daya 450 VA. Untuk pengguna daya 900 VA juga mendapatkan potongan sebesar 50%.

4. Uang Pulsa bagi ASN, Siswa, Mahasiswa, Dosen, dan Guru

Pemerintah memberikan pulsa gratis untuk mendukung kegiatan WFH dan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ. Besaran pulsa yang diberikan adalah Rp 200.000 hingga Rp 400.000.

5. Bantuan Presiden untuk UMKM

Pemerintah memberikan bantuan kepada UMKM yang terdampak pandemi covid-19 agar roda perekonomian terus berjalan. Bantuan ini disalurkan dengan besaran nominal 2,4 juta rupiah dalam satu kali transfer langsung kepada rekening penerima manfaat. 

6. Program Keluarga Harapan (PKH)

PKH memang diluar bantuan covid, namun penerima PKH masih mendapat bantuan tambahan manfaat dari pemerintah berupa sembako

Presiden Joko Widodo telah memperluas jumlah penerima manfaat PKH, dari 9,2 juta menjadi 10 juta penerima. Selain itu, pemerintah juga memperbesar nilai manfaat PKH menjadi 25%

7. Kartu Sembako

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah tunjangan kartu sembako murah sebesar Rp50.000. Dengan adanya tambahan ini, maka penerima kartu sembako akan mendapatkan manfaat sebesar Rp200.000 dari sebelumnya Rp150.000.

Dengan penambahan tersebut, maka pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp43,6 triliun. Penambahan Rp50.000 tersebut akan berlangsung selama 6 bulan.

8. Bantuan BLT Dana Desa

sebagian Dana Desa juga segera dialokasikan untuk bantuan sosial di desa yang diberikan kepada kurang lebih 10 juta keluarga penerima dengan besaran Rp600.000 per bulan selama 3 bulan dan total anggaran yang disiapkan adalah Rp21 triliun.

9. Bantuan Sosial Jabodetabek

Pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga tiap bulan. Di mana, BLT tersebut akan berlangsung selama 2-3 bulan.

BLT tersebut di luar bantuan-bantuan lainnya. Di mana akan befokus di daerah Jabodetabek.


Selasa, 27 Oktober 2020

SUMPAH AMUKTI PALAPA SUMPAH PEMUDA | puisi pahlawan 28 Oktober

Isi sumpah palapa (Oleh Patih Gajah Mada)

"Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa."

Artinya, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa."


SUMPAH PEMUDA (oleh pemuda dan pemudi Indonesia)

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.



SUMPAH AMUKTI PALAPA SUMPAH PEMUDA

Darah bercampur nanah
Ketika derap kaki penjajah
Mendahului matahari terbit
Melangkahi nisan-nisan berwajah pucat.

Sumpahmu menggetarkan jagad raya
Kristal semangat membaja dalam dada
Merubah awan hitam menjadi sutera
menjemput kemerdekaan dengan jiwa raga.

Sumpahmu kokoh menjadi jembatan
Satukan tekad pantang menyerah
Dengan sebatang tongkat di tangan
Dan sesobek kain di kepala
Merah putih berkibar gagah
Menerobos barisan kejahatan manusia

Seru menyatu melawan sekutu pengkhianat
Ikrar ksatria melawan penjajahan
Tidak kuatir dengan apa itu meriam apa itu geranat
Sebab kematiannya adalah kehormatan

Sebutir debu di ujung peluru
Direbutnya kembali dengan gagah berani
Itu harga diri
Harga mati
Dari pada menjadi babi di kandang harimau

Oo...
Sumpahmu tidak main-main
Ikrarmu bukan main-main
Tekadmu bukan main-main
Perjuanganmu bukan main-main

Indonesia merdeka karena sumpah
Indonesia menjadi negara besar karena sumpah
Indonesia menjadi makmur karena sumpah
Dan suatu saat akan hancur karena sumpah


Patih Gajah Mada bersumpah
Pemuda Indonesia bersumpah
Semua pahlawan bersumpah
Kecuali...
Mereka yang tak pernah berperang mengaku pejuang
Tak pernah berjuang mengaku pehlawan
Tak pernah bersumpah justru minta disumpah.

Sumpah itu membuat pejuang marah
Ketika kesaksian atas nama tuhan
Atas nama kemerdekaan bangsa
Ditaklukkan sebagai tumbal kesejahteraan


Sumenep, 27 Oktober 2020

Karya:

ZAINI DAWA

Selasa, 13 Oktober 2020

GEGGHER TAK E OCOL (gugur dalam genggaman)


 

NEGERIKU NEGERI TIKUS


 

HARGA DARAH PEJUANG


 

NEGERI JANGKRIK


 

MENCARI MUKA




 

Drama Cinta Babi Buta


 

Terpaksa Aku Ikhlas


 

AKU MencintaiMU Melebihi BATAS


 

RINDU APA INI


 

CINTA DAN KEMATIAN PENYAIR


 

KASIH IBU, nawala cinta anak kepada ibu


 

Reaksi Bom Hiroshima Nagasaki


 

KUDETA CINTA


 

PENJAJAHAN BELUM BERAKHIR, VDU Puisi Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, DIRGAHAYU RI


 

NEGERI DI BALIK API

 


Sabtu, 10 Oktober 2020

CINTA DAN KEMATIAN PENYAIR

Inilah aku
Sesosok tubuh yang tak dihendaki penguasa
Inilah aku
Bait-bait puisi yang ditulis dari nyawa manusia
Ditendang sepatu pantofel
Dihantam batu amoral

Perkenalkan..
Aku seekor burung hantu yang berkali-kali mati
Lalu hidup lagi
Berkali-kali terbuang
Lalu kembali berjuang
Sebab aku mencintaimu.

Perkenankan aku berkicau riuh
Menari-nari menyaksikan tawa bodoh
Memburu gemuruh rentak kepalsuan
Karena diamku adalah kematian

Perkenankan aku menggoyang pohon yang berbuah lebat
Sekalian aku kumpulkan menjadi sajak bermata celurit
Karena diamku adalah kelaparan.
Tanganku gemetar diatas tanah pengecut
Menyaksikanmu dalam kondisi gawat darurat.

Aku tak perlu mengisap cerutumu
Karena aku lebih memilih duduk bersama mereka
Sekalipun terluka
Sekalipun terasing di rumah sendiri
Dari pada menyaksikan bercak darah esok pagi
Sebab aku mencintaimu.

Saksikanlah wahai generasi bangsa
Bagaimana bapakmu beringas seperti setan
Bagaimana pamanmu diamuk tanpa ampunan
Bagaimana kakakmu ganas melawan.

Tubuh yang kokoh
Penuh wibawa
Seenaknya melonggarkan kain kematian
Mengerahkan cakar di balik dingding
Menembus kulit, daging, dan jantung.

Mulut mengumpat
Seperti mulut orang-orang terhebat
Tangan menampar
Seolah-olah peluru nyasar
Kaki menerjang
Sekan-akan kekuasaan itu warisan nenek moyang.

Kalian pikir..
Kematianku adalah kemenanganmu
Oohh.. tidak
Aku akan bangkit
Dan melahirkan ribuan prajurit
Dari setiap diksi yang kubangun

Pujangga bangsa pancasona tanah air
Abadimu...
Abadiku...
Bergulir larut dalam darah penyair.

Zaini Dawa

10 oktober 2020

Kamis, 01 Oktober 2020

RINDU APA INI

Kata yang sering terucap dalam sunyi
Terdiam merintih di tempat sampah
Keributan manusia seolah-olah tidak dimengerti
Engkau menghilang tinggalkan perih.


Cintamu diusung semut
Rindumu dikerumuni lalat
Engkau tersesat di jalanmu sendiri
Lalu kau ketuk pintu rumahku lagi
Untuk apa?
Cukup aku saja yang merindukanmu
Sebab disini masih kemarau
Sementara
Tenda yang kudirikan di bawah pohon gaharu
Masih memberi kesejukan asa dan hangatnya musim lalu.

Bila cintamu tertukar di atas permadani
Dan janji-janjimu hanyalah sebuah alibi
Untuk apa engkau sebut itu rindu
Cukup aku yang merasakan suka dukanya menunggu.

Cukup sekali ini saja aku salah memilih
Harapan sejahtera pengkhianatan diraih
Terimakasih....
Rindu ini telah kutulis pada gemuruh angin
Biarkan ia bercerita pada setiap kota yang di laluinya
Biarlah mereka semua mengabadikan
Menulisnya kembali pada cadas pusara.



Sumenep, 30 sept 2020

Zaini Dawa

Rabu, 16 September 2020

KASIH IBU



Engkau wanita tercantik di dunia
Kemewahan permata memudar di pipimu
Luasnya samudera
Tingginya langit
Beratnya bumi
Hanyalah sesuap nasi di ujung jemarimu.

Engkau mencintaiku
Jauh sebelum aku berharga
Sampai tujuh bidadari menyunting bunga-bunga
Engkau tetap tersenyum dengan rona kenakalanku.

Di dalam lesung pipimu
Kutemukan senyum dan air mata.
Samudera kasih yang terbaca
Lewat garis-garis di keningmu

Ibuku pahlawanku
Ibuku bidadariku
Aku tak mungkin memindahkan surga di bawah telapak kakimu
Dengan apapun
Apapun
Apapun itu

Jantungku berdenyut dalam detak do'a-do'amu, ibu
Nyawamu kau jadikan saluran nafasku
Menyatu dalam butiran-butiran darah
Setelah itu engkau tiada
Dan aku menjadi bocah yg terbuang dari sayap malaikat.

Sumenep, 19'09'20

Zaini Dawa

Kamis, 10 September 2020

NEGERI DI BALIK API

Cintamu...
Bersemi di balik api
Liar menjalar
Berkobar menebar abu jahannam di negeriku.

Keringat bicara api
Air mata bicara api
Tangan bicara api
Api membara keji beraksi
Kanibal elit memangsa bangsa sendiri.

Hutan-hutan sepi kicau burung
Pasar-pasar sepi pengunjung
Gunung-gunung ditinggal petualang
Dan ranting-ranting kering
adalah selingkuhanmu menangkis tuding.

Ego menyala
Serakah membara
Cintamu membakar aroma do'a
Hilang pura-pura
Dusta berganti.

Engkau bersiul
Tenggelam kenikmatan
Larut ke dalam secangkir kopi hitam
Sisa permainan api semalam.
Aku mengorek tumpukan abu yang terpanggang
Di sini ku temukan
Cintaku hangus
Rinduku hangus
Mimpiku hangus

Harapanku hangus

Kebenaran hangus

Keadilan hangus

Dilalap sumpah yang tidak becus
Dan urat malumu yang terputus.


Sumenep, 06'09'20

Zaini Dawa

Rabu, 09 September 2020

PUISI DUET_PENGKHIANATAN CINTA DAN KUDETA CINTA



Semilir angin mengusap rasa yang pernah merajai hati
Tersirat bayangan sendu
di ruang hasrat imaji
Kidung asmara mendesah nafas pilu di setiap eja
Merasakan pahitnya titian sapa diretas kudeta cinta.

Rasanya aku ingin mencungkil mataku
Dan menutupinya dengan bayangan hitam di pundakmu
Tapi, itu tidak mungkin
Karena aku masih ingin melihat akhir kisahmu
Kisah bersamanya yang kau pertaruhkan atas diriku
Sekalipun sangat menyakitkan.

Kemanakah kiranya hatimu bertandang
Menjemput seruas hasrat dalam satu pandang
Membawa serpihan-serpihan fatamorgana
Memadukan waktu dapat ku peluk erat mesra.

Aku tidak mampu melawan kehendak tuhan
Yang menunutunku melalui isyarat kedip rembulan

Ketika burung-burung camar menari
Menanti kehangatan mentari pagi
Airmata adalah caraku berbicara tentang langit yang terlihat kosong.

Kepada hujan yang selalu bercerita
Melalui irama rintik tulus beningnya
Seperti bait-bait rinduku yang kerap berharap
Suatu saat ia akan menetes membasahi hatimu.

Kepada awan yang menyimpan pelangi
Kepada angin yang menggoyang ilalang
Kepada ranting yang menaggung putik dan benangsari
Aku mengutuk bayangan mesra di depan mataku sendiri...
Sebuah kenyataan yang tak pernah aku bayangkan akan terjadi dalam hidup ini.

Engkau benar-benar keterlaluan
Tidak memperhatikan bagaimana hancurnya hatiku.

Aku tidak perlu menghitung detak jantugmu
Ataupun mengukur kedalaman air matamu
Semuanya bergerak tiba-tiba dan menjadi kaku
Semuanya berjalan seperti yang dinazarkan kupu-kupu.

Dari semua kata sedih yang pernah aku katakan
Tak lebih menyiksa dari penghianatan.
Meleleh... Membara... dan mendidih...
Di dalam tubuhku yang dulu pernah engkau kagumi.

Engkau adalah elok senja yang dikalahkan angin
Bertaut selaksa riuh gelap di bibir cakrawala langit jingga

Aku tidak marah...
Aku hanya kecewa...
Kecewa yang menutup semua pintu rayu

Hatiku seperti mobil mewah.
Cukuplah dua pintu saja.
Satu pintu untukmu dan satu lagi untuk yg menguasaiku

Sumenep, 01 sept 2020
Zaini Dawa

#
##

Keterangan:

 https://youtu.be/uyDZxlDJoyE

Puisi ini merupakan gabungan dari dua puisi yang berjudul "Pengkhianatan Cinta" (ditulis font italic) dan "Kudeta Cinta." (ditulis font bold)

Puisi ini sengaja dibuat untuk memenuhi konsep kolaborasi pembacaan puisi.

Sangat cocok sekali bila "Pengkhianatan Cinta" dibacakan oleh suara wanita. Sementara "Kudeta Cinta" dibacakan oleh suara laki-laki.

Jumat, 21 Agustus 2020

Reaksi Bom Hiroshima Nagasaki



Ketika Hiroshima Nagasaki berguncang
Sontak teriak bangsa
Serentak di seluruh tanah air Indonesia

Samudera irkut bergetar menggulung ombak
Langit turut terbelah membuka cakrawala indah
Gunung-gunung turut melontarkan salam kemerdekaan
Indonesiaku satu...
Satu nafas...
Satu rasa...
Satu kata....
Satu cita-cita untuk satu Indonesia
Merdeka...
Merdekaaa...

Mereka terusir dari tanah pertiwi
Hengkang menelan kekalahan
Pulang bertelanjang badan
Dilucuti segala ototnya dari urat nadi.

Lunglai... jadi jasad tanpa rokh
Linglung... membawa beban tubuh sendiri
Tak bedaya menapaki jalan-jalan bumi ini.

Tiang merah putih terpancang di seluruh nusantara
Tegak seperti bulu kuduk menancap di sekujur tubuh
Semesta bertakbir..
Semesta menangis...
Semesta merinding...

Indonesiaku
Bangkitlahhh...
Engkau yang gagah tak boleh mengerang kesakitan
Engkau yang perkasa tak boleh hilang wibawa.

Oohhh... Rupanya..
Dahsyatnya ledakan bom atom di sana
Juga terasa sampai di sini
Sekarang...
Di dadaku...
Ketika ku temukan sisa-sisa penjajah baru yang tak kasat mata
Mengguncang perahu bangsa
Beramai-ramai gelar layar berkembang
Berebut kemudi saling baku hantam
Di tengah samudera membentang
Retak seribu hilang arah

Oh, kemana bangsa ini akan berlabuh..?
Ke pulau kapuk atau ke pulau sayur??
Tergantung...
Siapa yang sesungguhnya merdekaa..

Sumenep, 20 Agustus 2020

Karya:

(Zaini Dawa)

Selasa, 28 Juli 2020

KUMPULAN PUISI PERJUANGAN


PENJAJAHAN BELUM BERAKHIR

Cantiknya ibu pertiwi mengemas berlian
Tumpah mewah pesona keagungan
Bertabur puja di kening dan dada
Serta tersembunyi di dalam perutnya
Mata dunia tersihir
Banyak penjajah datang menjarah
Disekap bergilir berabad lamanya
Ibu pertiwi menjerit menahan sakit
Sakitnya hentakan kaki prajurit
Derap yang menggetarkankan seisi dadanya

Ibu pertiwi lalu berbisik

"Kita dijajah nak...
Ditindas...
Hak kita dirampas.
Melawanlah..!!
Karena diammu adalah kesengsaraanmu dan penderitaan anak cucumu.
Yakinlah pasti menang
Merdekaaa..."

Bisikan itu
Nyalakan kobaran semangat
Para pahlawan bangsa
Tak ada gentar melawan perbudakan
Tak pernah menyerah sekaipun peluru menyumbat aliran darah.

Oohh.. katakan padaku
adakah yang lebih menyeramkan dari pada menyusuri hutan
Membelah sungai di tengah malam
Jurang terjal berbau anyir
Kaki bertelanjang mengejar inti kegelapan
Tapi, itu terbayang seperti bermain di taman.

Merdeka atau mati..!!
Kata itu meletupkan jutaan peluru kemarahan
Merdekaa..!
Atas nama cinta
Mereka menahan rantai kematian
Sawah dan ladang...
hutan dan gunung
Tumbuh kekuasaan manusia biadab
Ibu bapaknya telah lama gugur sebelum berbunga
Karena Menampik dera cambuk rumosa.
Demi cita-cita kemerdekaan
Meraka menahan sakit
Sakit yang tak tersentuh obat
Luka yang yang tak menyentuh rasa
Karena rasa itu tak lebih menyakitkan dari pada penghambaan

Merdeka atau mati..!!
Kata itu memacu derap kuda dan binatang jalang
Tangan mengepal langit dijungjung
Bumi direntak kabut pekat dibabat
menakjubkan sekali...
Dalam darah mengalir nyanyian kemenangan
Paduan kekuatan dan keringat yang mungkin terlupakan.

Kini sudah sampai pada waktunya
Masa depan yang tak terlalu jauh.
Dari luka masa lalu hingga hari ini...
bukan lagi tentang daging yang menganga
Bukan lagi tengtang darah yang tumpah
Sepuluh pemuda yang kala itu diharapkan
Sepuluh copet yang datang berbatik kebesaran
Menua kelilipan cahaya kekuasaan.

Wahai Bung Karnoe...
Bangkitlahhhh...!
Lihatlah bangsamu...!
Penjajah yang dulu engkau lawan
Kini berganti wajah menyerupai kawan
Musuhmu adalah antek-antek asing
Musuhku adalah bangsa sendiri.
Perjuanganmu belum usai bung...!
Engkau menentang penjajahan
Aku menentang ketidak-adilan
Kebenaran diasingkan tersiram air keras
Kejujuran disingkirkan secara misterius
Kejahatan berkoalisi dalam birokrasi.
Ini ironis bung...!!

Engkau minta sepuluh pemuda
Aku minta sepuluh orang tua
Untuk meng-orang-tuakan mereka yang duduk disana
Akan aku angkat martabat bangsa
Yang terlihat seperti panggung sandiwara
Disoraki kaum buruh, petani, dan pedagang kaki lima
Setelah itu semua terdiam tidak ada apa-apa
Kecuali menunggu kisah berikutnya
Ini dramatis bung...!!

Ohh Bung Tomo.
Bangkitlahh...
Lihat sejenak
Kemerdekaan yang engkau mimpikan
Hari ini benar-benar nyata kita rasakan
Merdeka menjadi apa saja
Merdeka mau ber-apa saja
Kebebasan menampuk kuasa
Kebabasan menumpuk suka.
Tanah pertumpahan darah yang dulu kau teriaki
Kini terbangun gedung-gedung konspirasi

Allaaaahu akbarrr...
Teriakanmu telah membakar semangat juang bangsa
Sampai saat ini...
Masih sering aku dengar
Di gorong-gorong massa dalam penokohan
Di celah-celah bebatuan dalam bidikan.

Wahai jenderal soedirman...
Bangunlah...!
Angkat senjatamu jenderal..!!
Bangsa ini sudah kehilangan taring
Merahmu seperti tentara kehilangan benteng
Putihmu seperti kembala hilang kekang
Indonesiaku terlahir sebagai republik
Berkibar bersama terpaan polemik
Dari sabang sampai merauke
Disantuni hutang hukum
Hutang mata
Dan
Hutang janji-janji

Jenderal...
Berilah aku sepuluh pelor..!
Akan aku habisi tupai-tupai ladang
Dan tikus-tikus liar di lumbung
Aku ingin bangsa ini bersih dari sapu kotor
Bangsa ini titisan air mata dan darah kental
Bukan warisan pemilik modal dan kaum feodal
Mereka pelempar peraturan basa-basi
Serta perdagangan dengan peraturan revolusi.

Wahai pahlawan-pahlawan bangsa...
Bangkitlah..!
Sehari saja
Periksalah kembali gulungan ombak..!!
Sampaikah ia ke bibir pantai.
Periksalah gunung-gunung dan hutan..!!
Masihkah ia menyimpan kekayaan.
Periksalah mata air di negeri ini...!!
Masihkan ia menjadi mata kehidupan.
Periksa juga sungai-sungai dan lautan
Masihkah ia mengalirkan kemakmuran.

Aku ingin negeriku menjadi surga dunia
Dimana burung garuda gagah mengepakkan sayapnya
Burung cenderawasih mesra memainkan bulu-bulunya
Menyambut pelaut pulang dengan senyuman
Dan petani bahagia dengan hasil buminya.


Sumenep, 01 Agustus 2020

Zaini Dawa

Rabu, 08 Juli 2020

PENGKHIANATAN CINTA


Rasanya aku ingin mencungkil mataku
Dan menutupinya dengan bayangan hitam di pundakmu
Tapi, itu tidak mungkin
Karena aku masih ingin melihat akhir kisahmu
Kisah bersamanya yang kau pertaruhkan atas diriku
Sekalipun sangat menyakitkan.

Ketika burung-burung camar menari
Menanti kehangatan mentari pagi
Airmata adalah caraku berbicara tentang langit yang terlihat kosong
Kepada awan yang menyimpan pelangi
Kepada angin yang menggoyang ilalang
Kepada ranting yang menaggung putik dan benangsari
Aku mengutuk bayangan mesra di depan mataku sendiri...
Sebuah kenyataan yang tak pernah aku bayangkan akan terjadi dalam hidup ini.

Engkau benar-benar keterlaluan
Tidak memperhatikan bagaimana hancurnya hatiku.
Dari semua kata sedih yang pernah aku katakan
Tak lebih menyiksa dari penhgkhianatan.
Meleleh... Membara... dan mendidih...
Di dalam tubuhku yang dulu pernah engkau kagumi.

Aku tidak marah...
Aku hanya kecewa...
Kecewa yang menutup semua pintu rayu.


Sumenep, 13 Juli 2020
Zaini Dawa

Jumat, 26 Juni 2020

Sendiri Kesakitan


Dengarlah wahai kekasihku...

Kesendirianmu seperti butiran air hujan dalam aliran darahku
Tak pernah reda mengorek rinduku untukmu
Kesakitanmu telah membuat
dadaku terbelah
Tiada henti-hentinya meneteskan air mata darah.

Keadaanmu mejadi dilema perjalanan matahari
mewakili bekunya embun pagi.

Bumi dan langit tak akan pernah satu nafas
Walau gemerisik angin mengundang gerimis.

Sepertinya tuhan sedang mengajarimu untuk tersenyum
Sekalipun dalam keadaan sekarat
Sumenep. 26 juni 2020
Zaini Dawa

Rabu, 24 Juni 2020

MASIH


Untukmu yang pernah aku singgahi
Dan masih tetap aku jumpai
sampai saat ini.

Semoga suaraku tidak mengganggu tidurmu
Suara yg berkelana diantara tidur dan jagaku
Memutar kembali sketsa derama percintaan
Yang sempat dimainkan badai dan taupan.

Bayangmu menyelubungi malam-malamku
Dan hari-hari yang tak pernah lepas hingga aku menemukanmu.
Terluka...
Pada saat dia mabuk
Tertekan...
Pada saat dia terhimpit.

Dalam kondisi seperti ini
Aku memang tak terlihat apa-apa
Aku sadari lukamu itu sebuah patahan
Tak mungkin disambung dengan benang murahan
Yang mudah ditemukan di pinggir jalan.


Sumenep. 26, Juni 2020
ZainiDawa

Selasa, 23 Juni 2020

BUNGA LAYU DALAM KACA


Aku...
Setangkai bunga
yang kau simpan dalam kaca
Tangkai itu...
Telah patah seribu
Dan bunga layu tiada bermadu.

Engkau kekasihku yang ditakdirkan bersama orang lain
Demi cinta..
Telah aku tahan beribu suka dalam batin
Telah aku korbankan waktuku untuk menganyam sebilah mimpi
Hingga ku abaikan usia matahari..

Selama ini
Aku terbuai desir lembut angin
Yang menepikan buih-buih di lautan
Melambaikan rumbai-rumbai janur kuning
Menyalami jiwa yang nyaris mati tergantung.

Mata terpejam
Terbayang balutan luka yang terlihat akan indah pada masanya
Seakan-akan akulah satu-satunya cinta yang akan engkau genggam
Nyatanya aku terbuang jatuh tertimpa tangga
Aku seperti kelana angin tak bermusim
Sepi...
Sunyi..
Sendiri..

Aku lah bunga dalam kaca
Korban kebutaan cinta


Madura. 24'juni'20
Zaini Dawa

Senin, 15 Juni 2020

KUDETA CINTA



Semilir angin mengusap rasa yang pernah merajai hati
Tersirat bayangan sendu di ruang hasrat imaji
Kidung asmara mendesah nafas pilu di setiap eja
Merasakan pahitnya titian sapa diretas kudeta cinta.

Kemanakah kiranya hatimu bertandang
Menjemput seruas hasrat dalam satu pandang
Membawa serpihan-serpihan fatamorgana
Memadukan waktu dapat ku peluk erat mesra.

Aku tidak mampu melawan kehendak tuhan
Yang menunutunku melalui isyarat kedip rembulan

Kepada hujan yang selalu bercerita
Melalui irama rintik tulus beningnya
Seperti bait-bait rinduku yang kerap berharap
Suatu saat ia akan menetes membasahi hatimu.

Aku tidak perlu menghitung detak jantugmu
Ataupun mengukur kedalaman air matamu
Semuanya bergerak tiba-tiba dan menjadi kaku
Semuanya berjalan seperti yang dinazarkan kupu-kupu.

Engkau adalah elok senja yang dikalahkan angin
Bertaut selaksa riuh gelap di bibir cakrawala langit jingga.



Sumenep, 01 sept 2020
Zaini Dawa

Rabu, 20 Mei 2020

Riuh Dalam Sunyi

Saat ini....
Tuhanku menitip salam kepada angin
Dengan bahasa yang indah dan santun..
Bersemilir meniupkan sesak meraba bumi
Dan menciumi dedaunan yang mendurhakai matahari.

Kini...
Mampuslah kau manusia dilumat sendiri
Hai para pendusta
Hai para penista
Yang telah mengotori masa
Serupa kecowa kecil dalam sepatu
Mingkem terbungkam aneh-aneh dan lucu.
Tersayat ketakutan
Terjebak keterpurukan

tangan-tangan raksasa susut mengerut
Digertak serdadu bisu hingga berlutut
Tutur sapanya yang sepi bergemuruh
Mengembalikan jiwa yang jauh nan rapuh
Dari peluk sunyi yang tertulis pada pelepah kurma
Dan terdiam kembali ke dinding rahimnya.
Seraya memahami setetes air laut
Yang menempel ujung jarum.


Sumenep, 01'06'20
Zaini Dawa

Minggu, 17 Mei 2020

PUISI PERJUANGAN_sajak pemberontakan


1- Genderang Perang

Jerit tanah yang menganga
Melontarkan aroma kembang menebar keminyan
Amis bau nanah sepanjang nusantara
Bagai menabur geliat debu panas di tengah gurun.

Pekik batu yang melapuk
Remuk ditikam belalak
Segenggam abu terbakar
mengerang di wajah-wajah leluhur
Menghembuskan nafas geram
Diantara rumput hijau bekas tersiram darah.

Teriak air beriak menggertak guntur di langit
Mengundang turunnya hujan dan cambuk halilintar
Gelegar-menggelegar di ubun-ubun mimpi..
Tabuhkan genderang perang di ceruk jantung
Untuk mebayar hutang darah yang tumpah tak berharga.

Raut muka yang kusam
Tak sanggup lagi menahan dera
Ia acungkan telunjuknya ke langit
Dan menyelupkannya ke dasar laut
Lalu mengasahnya pada taring Gajah Mada
Kepada tanduk Hayam wuruk
Kepada cakar Ayam Jantan dari timur
Hingga lahir Sumpah Pemuda.

Tanah airku...
Larut dalam ronta kepalan tangan dan barisan prajurit
Ini tulangku sendiri...
Ini darahku sendiri...
Terbungkus dagingku sendiri...
Semuanya untukmu merah putihku.

2- Sekali Merdeka Tetap Merdeka

Ludah yang terbuang pantang kembali pulang
Sekali meradang tetap menerjang
Sekali merdeka tetap merdeka
Tak peduli patah tulang ataupun tubuh berlubang
Bahkan ancaman kematian tak ku hiraukan.
Merdekaaa...

Sungai-sungai dan jembatan memerah
Gunung, hutan, dan lautan terlihat gundah
Di jalan dan alun-alun mayat-mayat berserakan
Jantung itu sepi.. menjadi kota mati.

Baju pertempuran terseok diterpa kemalangan
Berlumpur darah menumpuk riuh di raut kekasih.
Air mata yang tersisa meneteskan sumpah
Lebih baik mati berkalang tanah
Dari pada hidup menjadi sampah.

Bumi rata dengan kebisingan tembang kelana
Syair-syair pewayangan berirama sabda
Mengalir dari keriput seorang kakek tua
Seruan rokh-rokh leluhur berbunga.

Hari ini..
Sajak-sajakku bergerak mencarimu
Untuk menyatukan mimpi-mimpimu yang masih mengambang.

Di sini...
Aku temukan Ajeng Kartini tersenyum pucat
Dan Ki Hajar Dewantara enggan menatap wajahku.
Entahlah...
Apa gerangan pikirkan..?

Di sudut yang lain
Aku temukan Pangeran Arya Wiraraja tertunduk lesu
Dan Jenderal Soedirman masih bertahan dalam tandu
Entahlah...
Apa gerangan pikirkan..?

Aku malu dan terpukul
Sepuluh jemariku menghujani wajah
Setelah aku tahu mereka kecewa
Ketika kemerdekaan ini dikira kebetulan saja.

3- Perjalanan Bangsa

Oowwhhh sayang..
Tatap mataku..!!
Tataplahhhh ....!!
Mata yang perih melihat kekejaman perang
Terbayang bagaimana sakitnya terpisah dengan orang tersayang
Bagaimana rasanya berselimut ranjau berguling granat
diseret seperti binatang
Pedihnya daging dikuliti
Perihnya delapan puluh ribu anak-anak kelaparan
Dirantai
Dicambuk
Disilet
Dilindas
Dicabik-cabik
Rasanya mati perlahan-lahan
Rasanya merobek nadi
Rasanya jari terputus
Rasanya disiram air keras.

Tatap mataku kawan..!!
Tataplahhhh ....!!
Mata yang berbinar-binar melihat kekayaan negeri
Tiba-tiba menghilang dalam kantong gratifikasi
Pohon jati, pohon ulin, dan isi perut bumi
Lenyap hanya dalam satu sasi

Tatap mataku pakk..!!
Tataplahhhh ....!!
Mata yang lelah oleh kantuk semalam menghitung bintang-bintang
Tak satu-pun bersinar dengan cahaya terang
Terlena janji hujan kepada rerumputan
Seperti yang dijanjikan saat bergantung di pohon dan di pinggir jalan.

Tatap mataku pakk..!!
Tataplahhhh ....!!
Mata yang bosan melihat perjalanan bangsa yang baru melangkah
Kemunculan manusia doraemon dari balik beton
Menimbulkan jerit keluh terlontar di belakang plat merah
Pergeseran nilai-nilai kepahlawanan ambyar edan.

Tatap mataku..!!
Tataplahhhh ....!!
Mata yang lepek oleh hukum yang tumpang ketimpangan
Keputusan seperti mata linggis yang jatuh dari langit
Tak mungkin ditangkap oleh tangan-tangan berkarat.

Mataku semakin penat
Menyaksikan penjara tanpa jerat
Hukuman seperti sambal bakso
Tanpa jera tetap berleha-leha
Setahun menderita seabad sejahtera.

Tanah air ini terus menerus tergerus
Rumah kecilku menyimpan tikus-tukus besar
Bangsa ini dipreteli semaunya saja
Dengan memelihara kucing anggora.

4- SAJAK PEMBERONTAKAN

Aku adalah setetes sajak..
Sajak yang beriak dari peluh nenek moyang
Sajak yang tak mau diam dalam kemunafikan.
Karena sajakku adalah pemberontakan
Melawan bromocorah-bromocorah adipati
Melawan denawa-denawa senopati
Penyamun kekuasaan
Begal kemerdekaan dan keamanan.

Adigang...  Adigung... Adiguna...

Aku tak bisa membayangkan
Bagaimana jadinya negeri ini bila dikuasi bromocorah dan denawa
Keamanan dan kemakmuran tertutup laporan
Kesejahteraan dan keadilan hanya di layar kaca.

Gelap mataku
Buta matamu
Gatal mata kelilipan mata uang
Main cara main mata
Pasang mata dimana-mana.

Dalam pertempuran ini kau boleh teriaki aku kalah
Kau boleh tudingkan telunjukkmu ke mataku
Tapi, ada sesuatu yang perlu kamu ingat
Aku adalah sarang jiwa manusia-manusia lemah...
Darinya menetaskan ribuan sajak...
Menyelami kedalaman pikiranmu
Yang memuntahkan bilur-bilur kebosanan.

Ooohhh...
Kemana mereka yang mengaku pahlawan?
Yang katanya siap mengabdi mengisi kemerdekaan?
Dimanakah santun sapamu kepada bangsa?
Kecuali..
Santunan siapa lagi yang belum tiba
Gonjang-ganjing peraturan kolot
Dibawa saku rekening gendut
Serta kebijakan atas paduan suara kolega
Sanak famili... dan keluarga...

Kemana mereka yang mengaku patriot
Yang katanya berdaulat kepada rakyat?
Dimanakah mereka bersembunyi
Di saat jati diri bangsa terombang ambing keraguan
Antara menjadi warga negara yang utuh
atau berketuhanan yang patuh..?

Oooohhh...
Kemanakah mereka yang bangga dengan kidung ibu pertiwi?
Yang katanya lebih elok dari pada suara adzanku?
Dimanakah gemulai gerak tarian iramanya?
Yang katanya semurni puja kepadanya.?
Di saat bangsa ini menjadi boneka hello kitty
Mereka hanya mengangguk-ngangguk
Geleng-geleng kepala
Menganga serupa catut di atas meja.

Dimanakah kalian semua
Keluarlah...
Sapalah pahlawan-pahlawan bangsa
Yang enggan menjawab salamku.

Sumenep, 4 Agustus 2020

Karya: Zaini Dawa

Kamis, 30 April 2020

ISOLASI ROMADLAN


Ya romadlan..
Bulan suci, bulan yang dinanti-nanti
Jiwa-jiwa yang ingin berjumpa denganmu
Melebihi rindunya kemarau pada tetes air hujan
Terbias cahaya matahari tercelup di lautan
Dan tabuhan beduk membuka tabir ma'rifat
Pada seruput pertama seteguk syari'at.

Ya Romadlan..
Bulan yang dinanti-nanti.
Hadirmu didamba orang-orang yang berjiwa tenang
Dan engkau datang pada saat bumi seperti sangkar barung
Engaku ajari kami i'tikaf dan isolasi
Serta menjalani karantina
Hanya untuk berlama-lama
denganmu.


Zaini Dawa
Sumenep. 30'04'20

Kamis, 09 April 2020

AKU MencintaiMU Melebihi BATAS


Malam ini...
Aku ingin mesra bersamamu
Dalam hening dan jiwa yang tenang
Dalam ruang yang kini mulai sepi ditinggalkan.

Disini...
Kita cukup berdua
Menindik ketakutan yang bersembunyi di balik baju
Dan kepatuhan yang tak patut tersimpan dalam buku

Aku mencintaimu melebihi batas kemampuanku

Jika malam ini...
Virus itu ada diantara buah dadamu
Biarkan aku menidurimu hingga subuh
Dan jiwa kepenyairanku tenggelam
Menggila ke dalam lekuk tubuhmu yang indah.

Engkau tetap abadi di dalam hati
Dan gemuruh itu mati
Oleh rindu dan panasnya percintaanku.

Disini, kita sedang berjudi
Mati malam ini seharum kasturi
Atau...
Hidup menyaksikan satu orang cuci tangan
Diantara jutaan batin mati kelaparan.


Karya:
Zaini Dawa
(Sumenep, 08'04'20)

Jumat, 03 April 2020

NEGERI INI AKAN BANGKRUT

Kolom opini
-------------------
NEGERI INI AKAN BANGKRUT
Dampak covid-19
Rp 405,1 triliun untuk stimulus ekonomi. Selebihnya digunakan untuk kesehatan dan jaring pengaman sosial dan keringanan bagi pelanggan PLN dengan daya 450 VA dan 900 VA.

Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta penerima manfaat. ’Besaran manfaatnya akan dinaikkan 25 persen.

Untuk ibu hamil dari Rp 2,4 juta setahun naik menjadi Rp 3 juta setahun. Untuk anak usia dini menjadi Rp 3 juta per tahun dan penyandang disabilitas Rp 2,4 juta per tahun.

Rp 25 triliun untuk memenuhi bahan pokok beserta operasi pasar untuk memastikan kemampuan daya beli masyarakat.
*Rangkuman: Batampos.co.id* rabu 1 April 2020-11.35 WIB.

Rincian diatas merupakan usaha pemerintah untuk menanggulangi dampak covid 19 yang mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi perekonomian di seluruh lapisan masyarakat.

Sekarang kita coba kalkulasi berapa pengeluaran negara dan kekayaan negara akan bertahan berapa lama menghadapi situasi seperti saat ini??

Bagaimana kalau situasi ini terus berlanjut samapai 1 tahun. Tentu negeri ini akan kehabisan cara dan biaya. Sudah pasti masing-negara akan saling mengembargo satu sama lain. Importir dan eksportir akan berhenti total. Rakyat akan kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Kemudian kondisi ini akan meruncing ke permasalahan yg baru. Pencurian, penjarahan, perampokan, dan kejahatan lainnya akan terjadi karena masyarakat sudah mulai stress dengan kondisi perekonomian yang mendadak terbalik. Naudzubillahi min dzalik.

Lalu bagaimana usaha kita utk menghadapi situasi yg dinilai cukup genting ini??
Kini, rakyat Indonesia sedang menghadapi monster mematikan, memberikan dilema yang sangat berat.

Tentu kita tidak ingin bernasib seperti nenek moyang kita di zaman penjajahan dulu. Dizaman mereka harus menjual sapinya untuk membeli 1 set baju. Ini adalah gambaran lemahnya nilai tukar mata uang rupiah dan langkanya barang di pasaran.

Semoga kita dijauhkan dari malapetaka kemiskinan, bencana, dan segala wabah penyakit.
Aamiin...


Sabtu, 14 Maret 2020

CORONA DALAM SAJAK TUHAN

Karya: Zaini Dawa
Qaff...(ق)
Demi laboratorium dan perpustakaan
Yang mereka jadikan kebun
Para pemikir sibuk dengan penelitiannya
Hingga melupakan arsitek pengembang akal manusia.
Dan sajak-sajak yg ditemukan olehnya

Dari Qaff.. aku temukan Nun
Dalam sajak-sajak yang tidak diketahui kapan penciptaannya.

Qaff itu menggertak-kejutkan beratus negara
Mereka ketakutan yang sangat hebat
Geger bersama jarum jam yang mereka buat
Kebun-kebun mereka hangus  seperti terbakar
Ketakutan sekali...
Melebihi belalak mata Munkar
Hanya dengan serdadu-serdadu kecil

Serdadu itu menandai belalai mereka
Menutup ruang gerak dan gerbang kebajikan
Seperti menutup pintu kematian

Nun.... (نۤ)
Demi pengetahuan yang mereka banggakan
Dan ayat-ayat yang mereka dustakan
Bangsa ini seperti bonsai yang terlempar
Oleh tangan-tangan yang menyembunyikan batu.

Nun... 
Kau terlalu kecil
Untuk membinasakan kehidupan.
Kau terlalu muda
untuk melumpuhkan geliat manusia raksasa
Yang konon dunia ini hanya selebar daun kelor.

Hari ini..
Qaff dan nun menyebar
Mencari Ro' yang hilang dari dalam tenggorokan manusia.

Senin, 09 Maret 2020

BAHAYA NGUTANG



Pengertian
A. Tekstual
Berhutang/ngutang adalah uang yang dipinjam dari orang lain dan punya kewajiban membayar kembali (KBBI)
Pinjam/meminjam adalah memakai barang (uang dan sebagainya) orang lain untuk waktu tertentu (kalau sampai waktunya harus dikembalikan)(KBBI).

B. kontekstual
Berhutang/ngutang adalah membeli sesuatu dengan tidak membayar pada saat terjadi transaksi. Misalnya, membeli beras hari ini bayarnya di kemudian hari.
Pinjam/meminjam yang disebut "ariyah" dalam ilmu fiqih, adalah izin yang diberikan oleh pemilik barang kepada orang lain untuk dimanfaatkan. (Syaikh abdul adzim bin badawi al khalafi.) Contoh, pinjam bolpoin yang dikembalikan adalah bolpoin itu juga.

Dari berbagai pengertian diatas dapat dibedakan antara hutang dengan pinjam. Kalau hutang, barang yg harus dikembalikan tidak harus barang yang tadinya dipinjam, hutang piutang ini terjadi antara pembeli dan penjual dalam dunia dagang/bisnis.

Kalau pinjam, barang yang dikembalikan harus barang yang tadi dipinjam. Biasa ini terjadi diluar bisnis.

Hukum dalam Islam.
Secara spesifik mengenai hukum pinjam-meminjam atau hutang piutang, penulis tidak menemukan dalil khusus yang menyebutkan tentang itu (pinjam-meminjam atau hutang piutang.) Penulis cuma menemukan dalil tolong menolong yang kemudian dijadikan dalil tentang hukum ini.

1.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
Baca juga https://almanhaj.or.id/1285-ariyah-pinjam-meminjam.html

2
.وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.
Baca https://almanhaj.or.id/1285-ariyah-pinjam-meminjam.html

3.
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
Baca https://almanhaj.or.id/1285-ariyah-pinjam-meminjam.html

4.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا
Baca https://almanhaj.or.id/1285-ariyah-

Pengaruh Buruk Ngutang
Sejauh perjalanan saya dalam mengkaji dan memperhatikan dunia bisnis terutama dikalangan menengah kebawah dapat disimpulkan bahwa:

1. Budaya hutang-piutang menunjukkan sebuah bangsa yang memiliki perekonomian yang lemah atau menunjukkan bahwa perputaran uang di tempat itu lambat.

2. Budaya hutang-piutang dapat melemahkan dan menurunkan usaha kemampuan membeli. Kenyataan di lapangan, orang yang terbiasa ngutang bukan orang yang tidak punya (miskin), melainkan orang yang tidak tahu bagaimana cara mengatur perekonomian rumah tangga.

3. Bagi pelaku usaha jual beli (bisnis), hutang-piutang ini merupakan virus yang dapat membangkrutkan usaha jual beli. Kecuali memiliki modal ganda.

4. Dapat dibenci bahkan dimusuhi pelanggan, tidak sedikit pemilik barang/uang dimarahi dan dimaki-maki oleh pengutang lantaran hutangnya yang menumpuk berbulan-bulan atau bahkan bertahun ditagih kerumahnya. Disini hukum jadi terbalik. Pemilik hak jadi pengemis, pengutang jadi pemilik hak.

5. Menjadi halangan seseorang masuk sorga jika hutangnya tidak terbayarkan. "Akan diampuni orang-orang yang mati syahid semua dosa-dosanya, kecuali hutangnya". (HR. Muslim)

Bayangkan...!! Seorang mujahidin yang dijanjikan sorga malah di tutup pintu sorga baginya hanya karena HUTANG, apalagi kita yang sholatnya saja masih amatiran.

Mari kita saling jujur dan saling membangun kepercayaan sebagaimana telah diajarkan Rosulullah SAW. agar selamat dari pengaruh buruk hutang-piutang diatas.!

Semoga ada manfaatnya

Jumat, 06 Maret 2020

Terpaksa Aku Ikhlas

Karya: Zaini Dawa
(Puisi ini dibuat utk kolaborasi)

Kesederhanaan matahari menjaring gerimis
Menuntun lirih nafasnmu..
memintaku untuk tersenyum..
Walau hebatnya luka memilih tak berdarah
Luka ini menghentikan detak-detak jantungmu
Di dalam tubuhku
Dan menenggelamkan wajahku
ke dalam lumpur siluet musafir cinta.

Itu salahmu, sayang...
Kamu kalah menghadapi tajamnya lidah
Gagal memaknai matahari terbit
Tetes air mata kau sebut embun pagi
Yang bertahun-tahun bergantung di langit.

Sayang...
Pelangi di bola matamu memaksaku untuk ikhlas
Merestui segala apa yang yang engkau mau
Satu-persatu catatan romantis denganmu
Bercucuran dalam peluk terakhir yang tak ku sadari bahwa itu adalah muara.

Aku memilih jalanku tanpa engkau tahu kemana arahnya.
Lupakan saja aku..
Engkau tak perlu berhenti saat melihatku berjalan kaki..
Sendiri..
Jika suatu saat nanti kau temui debu di jalan
Itulah aku...

Sayang...
Bekas-kecupan mesra menggoyang ikhlasku
Kaku mejadi relief di belahan bibirmu
Dan ikhlasku lapuk menjadi segenggam pasir
Jika suatu saat kau temui ia terhempas angin
Itulah aku...
.
Kini...
Halaman sudah menghilang
Taman sudah kerontang
Tinggal bagaimana mengikhlaskanmu
Walau luka ini ku bawa mati.

Rabu, 26 Februari 2020

Drama Cinta Babi Buta

Karya: Zaini Dawa

Aku merasakan pekatnya langit
yang diceritakan para leluhur
Asap menghitam oleh persekutuan batu dan debu,
kerikil dan pasir.
Sumur-sumur kering menua
Tertimbun bangkai binatang menelan kehausan
Untuk menikmati gemulai mata air tanah ini.

Aku merasakan pekatnya langit
yang kemaren di ceritakan biyung
Daun-daun menguning
gugur sebelum berganti musim
Paru-paru bumi sesak oleh asap cerutu
Kupu-kupu tak dapat menghisap sari-sari bunga lagi
Burung-burung tak mampu mencium aroma kening bumi.

Aku merasakan indahnya langit biru
Yang kemaren diceritakan pendongeng
Para kekasihku tertawa bahagia
Bayi-bayi yang lahir langsung tersenyum
Mendengar suara mesin ATM.

Aku meyakinkan diri
Bahwa penderitaan ini
Akan berakhir sampai disini.
Tapi,
Rumahku digerogoti rayap
Yang tak mengenal apa itu kayu,
apa itu bambu, apa itu batu.
Kekasihku yang tahu itu ingin berteriak
Mengajak burung gagak memainkan irama cakarnya
Dan membilas polesan make up-nya
Karena telah membuat mimpi-mimpinya
Mengambang seperti buih dimainkan angin.

Oh kasih...
Bagaimana bisa ku hentikan matahari di atas rel kereta api
Bagaimana bisa ku cium tangan-tangan amis bercorak melati
Sementara tanganku membendung air mata anak sungai
Yang takut bermain mata di rumah sendiri.

Aku tulis cerita itu di sebuah warung
Di saat kaki mereka menggantung di bawah kursi panjang
Ditemani manusia-manusia bermata sipit
Indahnya mutiara di dasar laut
Merdunya Kicauan burung-burung
Nikmatnya suguhan susu coklat
Aroma cengkeh dan lezatnya palawija.

Mungkin terlalu banyak daging yang mereka telan
Hingga memuntahkan kotoran berbau syetan.
Di warung itu
Aku menyaksikan skenario drama cinta babi buta
Yang disutradarai seniman asal Belanda

Aku tersentak kaget
Dan hampir semaput
Tapi, hanya satu menit
Selebihnya aku menjadi bulan-bulanan puisi
Yang di teriakkan Taufiq Ismail, Chairil Anwar,  dan WS. Rendra.

Kekasihku tersenyum kesakitan
Tersebab luka lama belum jua sembuh
Dan aku tidak akan meninggalkannya sendirian
Jika kekasihku mati
Akulah pengecut pertama yang ditulis dalam buku sejarah.

Minggu, 23 Februari 2020

Kronologi Dugaan penculikan anak di karangsokon Madura


Peristiwa itu berawal ketika pemuda (sebut saja Y) yg sedang mabuk tersebut mendekati dan berusaha menggapai tangan  seorang anak gadis kelas 1 SMP (sebut saja R) yg sedang mandi di sebuah sumber.
Melihat tingkahnya Y yg dianggap membahayakan. Sepontan R berteriak sekeras mungkin. Warga yg mendengar teriakan R langsung begegas mendatangi lokasi. Wargapun meneriakinya "begal." Spontan Y lari ke arah barat menyusuri sawah-sawah dan perkampungan. Beberapa orang laki-laki mengejar di belakangnya sambil berteriak begal pula.
Sebagian orang mengejarnya dengan menggunakan motor melalu jalan raya utk memotong laju larinya terduga begal tersebut.
Saat itu jg semua masyarakat geger dg situasi yg memang diresahkan oleh isu begal anak
Sekitar 1 kilo meter dari TKP Y tersebut tertangkap di dusun nyu-kalong oleh beberapa pemuda yang memang menunggu di ujung barat sana.
Y digiring ke jalan raya sambil diintrogasi dan digasak barang2 yang dia bawa. Masyarakat hanya mendapati sebuah hand phone dari saku celananya. Y kemudian diamankan di sebuah ruko milik Hanatun.
Di sinilah kemudian massa berdatangan hingga membuat macet jalan raya. Mobil2 dan motor2 mengular hingga 700 km ke arah barat dan 500 km ke arah timur.
Kondisi semakin susah dikendalikan. Massa semakin geram ingin menghakimi Y dengan berbagai cara yg mereka kehendaki.
Namun beruntung sekali, sebagian tokoh menyadarkan bahwa Y bukan BEGAL. "Percayalah dia orang yg mengalami gangguan jiwa (spt dlm rekaman VDU) dia anak orang nangger" imbuhnya. Namun massa tidak langsung percaya begitu saja.
Untuk mengatasi situasi yang semakin parah ini. segara dilaporkannya kepada Kades Karangsokon dan dilanjutkan ke kepolisian sektor Gulukguluk.
Sekitar 3 jam setelah Y dibawa ke kantor polsek, kades desa karangsokon mengeluarkan klarifikasi melalui strori WA-nya bahwa: kasus yang terjadi bukanlah kasus begal, melainkan orang asal desa Nangger sedang mabuk komik 1 box.
Pelajaran bagi kita.
mabuk bukanlah sikap terhormat atau bergengsi. Melainkan sebuah dosa besar, sebagaimana yg sudah dijelas dalam agama Islam. Janganlah sekali-kali kamu bangga bila mampu membeli khamer, arak, dan jenis lainnya yg dapat memabukkan.
Kebanggaan apa yg didapat dari mabuka2an???
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Sessungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu dan menghalangi kamu dari mengingat Allâh dan dari shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).[ Al-Mâidah/5:91]
Semoga bermanfaat

Jumat, 07 Februari 2020

Aku Mencintaimu Di Masa yang Tak Mengenal Apa Itu Cinta


Aku bukan arsitek yang andal
Bukan pula tukang ukir yang datang dari Abad Renaisans
Aku tak memiliki sejarah panjang bersama batu pualam
Tetapi ingin kukenang dirimu seperti yang dilakukan kedua tanganku
Dalam membentuk lekuk tubuhmu yang indah
Lalu menghiasinya dengan bebunga, bintang, puisi
Dan miniatur tulisan bergaya Kufah
2
Aku tak ingin menghabiskan seluruh bakatku untuk menulis ulang tentangmu
Tidak pula untuk mengembalikan tabiatmu
Atau membumbui ulang setiap huruf dari alif hingga ya’ dengan titik.
Bukan kebiasanku mengumumkan perihal buku baru yang aku tulis
Atau perihal perempuan yang kucintai dengan sepenuh hati
Juga keindahan lekuk tubuhnya dari kepala
Hingga jemari kedua kakinya
Ini prinsip yang tak sejalan dengan sejarah perpuisianku
Tak senapas dengan kemuliaan para kekasihku
3
Aku tak ingin memberimu catatan
Untuk menghitung tahi lalat yang kutanam pada perak pundakmu
Untuk menghitung bohlam yang kugantungkan pada jalan-jalan di matamu
Untuk menghitung ikan-ikan yang aku pelihara di telukmu
Untuk menghitung gemintang yang kutemukan di balik mantelmu
Untuk menghitung merpati yang kusembunyikan antara buah dadamu
Ini adalah prinsip yang tak sejalan dengan keangkuhan lelaki
Dan keangkuhan kedua payudaramu
4
Wahai dara
Engkau skandal indah yang kujadikan wewangian
Kasidah indah yang kudamba tanda tangannya
Bahasa yang memuntahkan emas dan lazuardi
Bagaimana aku tak berteriak di tengah-tengah kota
Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu
Bagaimana mungkin aku tetap menyimpan matahari di Guariri
Bagaimana mungkin aku berjalan bersamamu di taman umum
Dan satelit tak menyibak tabir
Bahwa dirimu adalah kekasihku
5
Aku tak bisa melakukan pengawasan
Pada kupu-kupu yang berenang dalam aliran darahku
Aku tak bisa mencegah pelana melati menaiki pundakku
Aku tak bisa menyembunyikan bait puisi di balik mantelku
Atau akan hancur lebur bersamaku
6
Wahai dara
Aku lelaki berskandal yang terungkap oleh puisi
Kau perempuan berskandal yang terungkap oleh kata-kata
Aku lelaki tak berpakaian selain dengan cinta
Kau perempuan tak berpakaian selain dengan kewanitaan
Kemanakah kita kan pergi, kasih?
Bagaimana kita menggantungkan isyarat cinta dalam dada
Kita rayakan hari Valentine
Di masa yang tak mengenal apa itu cinta?
7
Wahai dara
Aku berharap mencintaimu di suatu masa yang berbeda
Masa paling romantis dan paling puitis
Masa penuh sensasi dengan aroma buku-buku dan semerbak melati
Juga hawa kebebasan
8
Bagaimana aku mengimpikan dirimu menjadi kekasihku
Di masa Charles Aznovour
Juliette Gréco
Paul Éluard
Pablo Neruda
Charlie Chaplin
Sayed Darwish
Naguib El-Rihani
9
Aku berharap bisa makan malam bersamamu
Pada suatu malam di Firenze
Di mana patung Michael Angelo berdiri tegak
Terus menyuguhkan pengunjung yang datang ke sana
Roti dan arak
10
Aku berharap bisa mencintaimu
Di masa keberdaulatan lilin dan kayu
Kipas angin produk Spanyol
Surat-surat yang tertulis dengan bulu-bulu burung
Gaun Taffeta dengan warna-warni seperti pelangi
Bukan di masa musik disko
Mobil-mobil Ferrari
Dan celana jeans yang dibuat robek
11
Aku berharap bisa menemuimu di masa yang berbeda
Di sana semua wewenang ada pada burung-burung pipit
Atau di tangan rusa
Di tangan angsa
Di tangan putri duyung
Atau di tangan para pelukis, musisi, dan penyair
Atau di tangan pecinta, anak-anak, dan orang gila
12
Aku berharap kau menjadi milikku
Di masa yang tak menindas mawar dan puisi
Tidak pula nay dan kewanitaan
Tetapi sayang sekali kita datang terlambat
Kita cari mawar cinta
Di masa yang tak mengenal apa itu cinta

Karya: Nizar Qabbani
Sumber: Tanwîât Nizâriyah ‘Alâ Maqâm Al-‘Isyq (1995)

Terjemahan Musyfiqur Rahman
Sumber: basabasi.co

Selasa, 04 Februari 2020

MENCARI MUKA


Karya: Zaini Dawa
Sebenarnya..
Aku sudah lama aku tidak mempercayaimu
Aku pura-pura saja mengagumimu
Aku hanya mencari muka
Seperti engkau dulu mencari muka
Di depan pemuka-pemuka desa
Bagaimana aku bisa mempercayaimu
Sedangkan engkau seperti udang di balik batu
Berlagak seperti katak memikul kerbau
Mana bisa sayang...!?
Bagaimana aku tidak berburuk sangka
Bila rupamu rupanya berupa-rupa
Tutur bahasamu melebihi rayuan remaja
Empuknya seperti kursi yg kau duduki disana
Menjanjikan kemilau emas berlian
Menjamin kemewahan menu beragam varian
Waahhh... mana bisa sayang...!?
Di mataku
Engkau hanya pencari suaka
Engkau kemari hanya mencari muka
Aku pun pura-pura bego mencari muka
Kita terlalu jauh dari tulus dan begitu dekat dengan apus
Mukamu romantis
Hatimu komunis
Karena itu..
Aku lebih memilih bisu dalam gejolak
Ku bikin telingamu kelak merindukan suaraku
Suara yang dirindukan petani
Nelayan, buruh, pedagang kaki lima dan kuli.

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...