Minggu, 15 Desember 2019

AIR MATA BIANGLALA


Telah ku tanam sebuah nama di dalam genggaman
Ku lempar ke udara untuk mengubah badai menjadi semilir do'a
Menyebutmu dengan bahasa embun
Berbutir riuh sangkal di ujung dedaunan
Dan meneteskan haru pilu di malam purnama
Benih itu sempat menghilang di tepi laut
dan dikembalikan segumpal angin dalam keadaan carut marut.
Aku tersentak oleh lintas roda dunia
Dan kau terlunta diatas pusara asa.
Seuntai benang merah muda seketika menjadi merah tua
Serupa matahari tercelup di lautan menutup cerita.
Sebelum cahayanya tuntas membiaskan rona bianglala
Patahan ini tak lebih menyakitkan dari pada bisik bintang kejora
Prasangka menekan sunyi malam melumpuhkan kalimat puja.
Tawa senyap kedinginan oleh cahayanya sendiri
Cahaya dalam satu kepalan malam yang tak dikehendaki
Simpanlah air matamu..
Tinggalkan aku..
By: Zaini Dawa
Madura
23 desember 2019

Sabtu, 07 Desember 2019

THE TEARS OF BIANGLALA

Masterpiece: Zaini Dawa

I have planted a name in my grip
I have thrown it to the air to change a strom to breezy prayers
Calling you with dew language
giving boisterous denial at the end of the leaves
And dripping a pity and sad sense at fullmoon night.
The seed has disappeared at the beach
And returned by a lump of wind in a mess
I am struck by the cross wheel of the world
And you're stuck above the grave of hope.
A pink yarn instanly changed into dark red
Like the sun immersed in the sea closing the story.
Before the light is complately refracting the colours of bianglala
This fracture is no more painful than the morning star's whisper
Prejudice suppresses the silence of night,
paralyzing the praise sentences.
A quiet laughter is cold with its own light
A light in one grip unwanted night.
Save your tears ..
Leave me...
please..!!

Madura
The 13th of january 2020

Senin, 18 November 2019

" AIRMATA NEGERI "

AIRMATA NEGERI

Karya : Chan Pruman, Si anak hilang

Airmata itu mengering di pelupuk senja
airmata itu tertahan di rongga dada
airmata itu tak ada lagi di pipi
menumpuk lirih menyayat hati

kau begitu pulas dipembaringan biru
berleha di atas lara yang menganga
tersenyum lebar dalam kepuasan semu
tak peduli dengan segala luka

itukah bias dari jerih lalumu
yang dulu berpolos laku pada kaum jelata
untuk menampuk kuasa dengan berbagai rayu
setelah duduk kau melupa rasa

lihat
lihatlah dengan seksama
pohon pohon legam terpanggang api ambisi
asapnya mengepul menyesak napas jiwa

buku buku basah
mengendap di almari pustaka tua
perlahan memudar di makan zaman
kemudian sekelompok rayap gersang leluasa melahapnya

para pemikir sibuk dengan keresahan alam
bocah bocah berkais menjadi penakluk malam
belia hijau turun mencium aspal
tak ingin negeri berakhir tanpa judul

di mana airmatamu sang piningit
yang katanya titisan dewa
tidakkah kau merasa pilu
melihat pertiwi berkubang sembilu

wahai para adikuasa
negeri ini perlu airmata
tapi tidak akan membuangnya diperaduan dusta

airmata ini adalah airmata negeri

Selasa, 22 Oktober 2019

RINDU BERAT

Kupinjam deru ombak
Yang selalu gemuruh mewakili nyanyian tembang tua di wajah-wajah pemulung.
Untuk merangkulmu.

Kupinjam birunya langit
Yang tak pernah runtuh menanggung beban awan hitam dicambuk halilintar.
Untuk memujimu.

Kupinjam desir angin
Yang tak pernah diam mengalir ke jantung butiran embun di ujung tanduk ilalang.
Untuk menjumpaimu.

Ku pinjam bahasa cinta untuk menyapamu.
Ku pinjam bahasa rindu untuk memelukmu.
Ku pinjam bahasa kekasih untuk merebah di pangkuanmu.
Ku pinjam bahasa ibu untuk mengecupmu

Darahku serupa air terjun
mengalir deras mengingatmu.
Nafasku serupa badai
berhembus kencang menyebutmu.

Jika mereka bahagia
karena pernah berjumpa
Bagaimana denganku
Yang tak pernah bertemu
Tapi. Menyimpan rindu.

Akulah manusia yang paling gila.
Paling mabuk cintamu.
Paling tidak tahu malu mengharap tali kasih.
Sementara tanganku hanyalah pasak tiang rapuh.
Yang tak pantas engkau cintai.

Namun...
Aku tidak sanggup bila kau abaikan.
Apalagi kau benci

Ku tanam asa di dasar hati.
Sedalam kasihmu menombak debu kemarau di musim kerontang.
Sedalam laut menelan berjuta mutiara ditusuk konde nenek moyang.
Sedalam mata hatiku yang bergetar-getar menunggu kehadiranmu.

Ku sempurnakan cintaku pada setiap helaan nafas.
Tegar merayumu di setiap kedipan mata.

(Zaini Dawa)
02'11'19

Sabtu, 28 September 2019

SEPATUMU PAK

Pak...
Berapa harga sepatumu pak??
Boleh aku beli 10 juta??
Seharga boneka mainan anak-anakku

Berapa harga bajumu pak??
Boleh aku beli 200 jt?
Seharga sawah dan ternak yg dulu kau jual

Berapa gajimu sebulan pak???
Biar kubayar sekaligus seumur-hidupmu
Lalu enyahlah kau dari sini
Enyah...!!
Enyahh kau setann...!!!
Pergi jauh dari hadapan kami
Prestasi apa yang kau cari dari
Carilah negeri lain, bukan disini

Masjid adalah baitullahhh, bukan tempat prostitusi
Yang bisa kau injak-injak keluar masuk tanpa permisi

Masjid adalah tempat sujud kami
Yang tentu lebih suci dari pada karpet penglima tertinggi
Lebih terhormati dari pada senayan yang berbau WC
Lebih mulya dari pada istana pelacur institusi
Bagaimana aku mempercayaimu sebagai penegak hukum dan keadilan
Bila pemicu konflik kau nyalakan

Kami tidak pernah masuk sebelum mengetuk rahmatNya
Kami tidak pernah duduk sebelum sujud padaNya
Tiba-tiba kau terobos ideologi kami
Kau injak-injak harga diri kami
Kau lukai hati kami
Sungguh ini penghianatan jabatan
Provokator bertopeng keamanan

Rabu, 18 September 2019

Dewi Shinta Adalah anaknya raja alengka Rahwana

Mengenal Sosok Wayang Dewi Shinta



Shinta merupakan puteri dari seorang bidadari bernama Batari Tari atau  Kanun isteri dari Rahwana. Konon, Shinta adalah titisan dari Btari Widawati istri dari Dewa Wisnu.

Pada bulan ke-7 Kanun yang tengah “mitoni” kehamilannya, tiba-tiba membuat geger istana Alengka, lantaran bayi yang  dikandung itu diramalkan oleh beberapa pendeta yang ada dalam pesta,  bakal jadi “isteri” Rahwana (ayahnya sendiri). Rahwana naik pitam. Ia bangkit dari singgasananya serta berkeinginan  memenggal kepala Kanun. Namun sebelum  terwujud tiba-tiba Rahwana membatalkan niatnya karena berpikir siapa tahu anaknya akan menjadi anak yang cantik. Dengan demikian, diapun akan bersedia untuk menikah dengannya.

Benar saja, dikala Rahwana tengah dinas luar, permaisurinya melahirkan seseorang bayi wanita dengan wajah yang amat cantik bercahaya laksana bulan purnama. Wibisana (adik Rahwana) yang suci serta penuh dengan perikemanusiaan itu, selekasnya mengambil bayi itu serta dimasukkan ke dalam ketupat Sinta, lalu dilabuhkan ke dalam sungai. Cuma Dewa lah yang dapat menolongnya, begitulah pikir Wibisana. Ia selekasnya membuat mega mendung yang hitam menjadi seseorang bayi lelaki yang nantinya bakal bernama Megananda atau  Indrajit.

Syahdan seorang pertapa bernama Prabu Janaka dari negeri Mantili, memohon pada dewa supaya dianugerahi keturunan. Begitu terkejutnya dia saat membuka mata, mendengar tangis bayi dalam ketupat yang sedang tenggelam terapung di sungai. Bayi itu diambilnya dengan senang dibawanya pulang diangkat sebagai anaknya. Lantaran bayi itu diketahui berada didalam ketupat Sinta, maka ia diberinya nama Sinta. Setelah berusia 17 tahun Sinta membikin geger semua pemuda, baik taruna-taruna dalam negeri ataupun luar negeri karena kecantikannya.

Suatu hari, dibuatlah sayembara. Siapa saja yang dapat menarik busur raksasa pusaka negara Mantili, akan menjadi jodoh Sinta.
Ramawijaya yang tengah berguru pada Brahmana Yogiswara, disarankan untuk mengikuti sayembara. Jelas saja, Rama sukses, lantaran ia merupakan titisan Wisnu . Pertunangan serta perkawinan sekalian disemarakkan dengan pesta pora, baik dinegeri Mantili ataupun di Ayodya. Tetapi nasib kurang baik untuk mereka berdua, ketika menikmati bulan madu, tiba-tiba mahkota kepunyaannya diminta  oleh Kekayi, ibu tiri Rama.

Dasarata Bapak Rama disuruh agar menyerahkan mahkota pada Bharata (adik Rama). Selain itu Rama, Sinta dan Laksmana mesti meninggalkan istana masuk rimba belantara selama 13 tahun lamanya.

Dalam pembuangan di rimba, Sinta tidak kuasa menahan hasratnya untuk menguasai Kijang Kencana yang menggodanya, yang tidak seharusnya dipunyai oleh seseorang yang tengah prihatin. Apa yang gemerlapan itu, awal mulanya disangkanya akan membahagiakan dirinya, namun malah sebaliknya. Bukan hanya Kijang Kencana yang bisa ditangkap, namun terlebih ia di tangkap serta ditawan oleh nafsunya sendiri, yang diwujudkan dalam bentuk Rahwana. Secara singkat ia diruda paripaksa, dimasukkan sangkar emas di Alengka lebih kurang 12 tahun lamanya.

Suatu saat, Rahwana berhasil dikalahkan oleh Raden Ramawijaya, hingga terbebaslah Dewi Shinta dari belenggu Rahwana.Namun, tidak hanya sampai disitu saja penderitaan Shinta. Setelah terbebas, dia masih dicurigai kesuciannya oleh suaminya sendiri Ramawijaya. Maka untuk menunjukkan bahwasanya sepanjang dalam penguasaan Raja Alengka itu Sinta belum ternoda, Shinta membuktikan diri dengan terjun kedalam api. Oleh para dewa kahyangan, Shinta diselamatkan dari amukan api yang berkobar. Loloslah Shinta dari ujian kesucian.

Dari cerita tersebut diatas, dapatlah ditarik kesimpulkan : bahwa orang yang mengejar sesuatu hal hanya dengan mengandalkan hawa napsunya dan tidak waspada, maka apa yang dia anggap akan membahagiakan dirinya itu malah justru akan mencelakakannya. Walahualam bishawab. 

nuradiwibowo02.blogspot.com di 19.07

Minggu, 15 September 2019

BILA MONEY POLITIK DI HALALKAN

Berdandan di langit
Berkaca pada air laut
Menghiasi diri dengan polesan citra
Aroma senyum terlempar ke jantung udara
Menutupi cahaya matahari dan lubang-lubang revolusi

Kesedihan binatang melata meneteskan air mata dua kali
Diguncang degup jantung bumi yang bergejolak di dalam perut ibu pertiwi.

Sepayah ini kah bangsa ini..!!?
Bila tidak ada yang lebih mewah dari pada cabang lidah
Cerita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tersembunyi azas bilah bambu di semak-semak belukar

Sebodoh ini kah bangsa ini..!!?
Bila bendera menancap di ubun-ubun menusuk sendi-sendi kerabat
Meregang ikatan tali kasih yang erat merekat
Hingga tulang-tulang lebih renyah dari pada daging
Permusuhan tumbuh subur di setiap pagelaran pesta demokrasi
Linggis tegak mencari solusi
Celurit meliuk keluarkan resolusi

Semiskin inikah negeri ini..!!?
Bila money politik dihalalkan
Rakyat kecil makan raskin
Panguasa makan semen
Harga murah di mulut mahal di timbangan
Lantaran memperjual belikan takdir
Seharga nasi bungkus di trotoar

Separah inikah negeri ini..!!?
Bila penjara lebih mewah dari pada rusunawa
Hingga lapas lebih menjamin kemakmuran kolega...
Rekan kerja...
Sahabat dan keluarga...

Oohhh bangsaku, bangsa Indonesia...
Menangislah..!!
Selagi air mata mampu menggoyang rumput yg tak diharapkan tuan-tuan berdasi

Berteriaklah...!!
Selagi suara mampu menahan luka
tancapan batang bendera di rumah kura-kura
yang dikibarkan politisi di ubun-ubun kepala

Menjeritlah...!!!
Sekuat amarah menekan kebebasan bersuara
Seribu delapan ratus hari jalani tapa brata
Untuk menyumpal janji-janji mulut sumur tua.

Link youtube👇
https://youtu.be/VvNNNUUYSD4

Tumitmu

Dengan melihat tumitmu
Matahari menjadi terang
Langit menjadi cerah
Bulan menjadi purnama
Laut pun bergelombang
Tumpah ke bibir pantai
Menjadi air liur manusia-manusia lemah
Apalagi menatap kerlingmu yang anggun
Di sudut bumi dan langit

Karya: Zaini Dawa

Selasa, 10 September 2019

BUNGA DALAM KACA

Bayang-bayang gagap menyelinap
Dari balik kaca tanpa cahaya
Ego menusia menguasai mata gelap
Menggores kening keriput titisan Rahwana.

Tegar berdiri
Dalam sunyi
Tegak bersama takdir
Sejalan arus mengalir
Tubuh yang remuk di rongga mulut
Hanya silatan lidah di rumah siput.

Ombak laut, datanglah..!
Gelombang samudera, hantamlah..!
Jiwa yang tenang, manusia tangguh
Sebagaimana kokohnya batu karang
Menghadang prasangka yang datang
Sebagaimana menyucikan cinta
Semedikan bunga dalam kaca.

Jiwa yang tenang
Terdiam menahan tekanan darah
Setiap kali memanas dan mendidih
Kidung-kidung asmara kalimatut thoyyibah
Selimuti tubuh yang elok bermata jernih
Sementaraaa...
Angin beriak merengek dalam ketiak
Serupa lirikan mata
Sayu terhimpit sajak.

Karya: Zaini Dawa
Sumenep Madura

Senin, 09 September 2019

Santuni anak yatim

Mereka adalah anak yatim
Yang sebenaranya mrk jg tdk mau disebut anak yatim
Mrk jg ingin punya ayah jg ibu
Mrk ingin bermanja2 dg orang tuanaya sebagaimana anak2 pd umumnya
Bisa jalan2 ke mall, supermarket, ke pantai, dan ke tempat wiasata lainnya.
Tp keadaan lah yg memaksa mrk utk lbh dahulu menjalani ujian seberat itu, menjali hidup tanpa ayah atau pun ibu.

Saudara2ku...
Saatnya kita mengulurkan tangan, memberikan sebagian harta kita untuk meringankan beban hidup mrk, meringankan kebutuhan mrk.
Kalau bkn kita?? Siapa lagi..!!!
Mrk tdk punya siapa2 kecuali kesedihan dan air mata yg menemaninya setiap waktu..

Bersyukurlah kita yg memiliki segalanya.. dan jgn lupa di antara kita banyak anak2 yatim yg membutuhkan kasih sayang kita.

Rosululluah SAW bersabda:
Aku dan orang yang menanggung anak yatim adalah seperti ini di surga.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Bukhārī).

Hadis tsb merupakan janji rosulullah trhadap org yg menyantuni anak yatim sedekat dua jari tlunjuk dn jari tengah dg rosulullah kelak di sorga.
Ttp sebaliknya..
mrk yg menghardik anak yatim
Merampas hak hak anak yatim
Menyakiti anak yatim
Olh Allah di golongkan kpd org2 yg mendustakan agamaNYA.

Minggu, 08 September 2019

NEGERIKU NEGERI TIKUS

Pak...
kau berdasi bukan karena hebat
Tp, karena kamu mampu membeli nurani rakyat.
Pak..
Kau berdasi bukan karena luar biasa
Tp. karena kau pengecut mencuri data
Lalu kau menagihnya kembali dengan kekuasaan
Korupsi merajalela tertangkap tangan
Jadilah negeri ini negeri tikus

Kau nahkodai negeri ini dg keserakahan
Uji coba aturan yang kau buat berbuah kekerasan
Kami mencoba menyuarakan kebenaran
Tapi kau anggap arogan

Kami pemilik bangsa indonesia
Darah kami terbakar
Melihat saudara2 kami yang memperjuangkan nilai-nilai pancasila
Menyelaraskan aturan agama dan negara
Harus melawa water canon..
Tembakan gas air mata...
Sadisnya amukan petugas
Jadilah negeri ini negeri tikus

Kapan suara kami akan terdengar
Bila suara kami kau anggap provokator
Lebih baik lepas dasimu
Daripada memcuci darah warga,
                   mahasiswa,
                   polisi,
                   tukang parkir
                   Buruh
Dan seluruh lapisan masyarakat yang peduli keadilan dan kebenaran.
Jadilah negeri ini negeri tikus

Negeri ini tidak butuh orang pintar
Pintar mengotak atik undang undang dasar
Negeri ini tidak butuh manusia kerdil
Yang takut undang-undang hukum pidana yang sudah ada

Jabatanmu tinggi tapi hargamu rendah
Pengetahuanmu luas tapi bodoh
Sebab otak kau taruh dalam perut
Jadilah negeri ini negeri tikus

Minggu, 01 September 2019

TAK SAMPAI

Di matanya
Ku rasakan lembabnya kegelisahan
Tersebab kecewa pada awan
Yang tak kunjung menjadi hujan
Dan setangkai melati
Yang gugur sebelum bersimpul jemari.

Akhirnya..
Dia merela bersila di tepi pantai
Menatap ombak berkejaran tiada henti
Menyuling senyum dari rongga kehidupan
Mematung sesak pada karang keabadian

Berkali-kali menjauh lalu mendekat
Berkali-kali menghilang kembali terjerat
Mencoret sebuah nama tak berpantai
Yang tak mungkin dia miliki

Cahaya bulan menyusut oleh risau malam
Tersangkut reranting berbayang hitam
Hancurnya riwayat mengusung selarik cerita
Menutur sebentang rindu yang pernah menjadi raja
Menggelora di istana antara luka dan kecewa

Rasa itu pernah meratui mimpi
Dan pada hari ini ia tangisi
Karena takdir yang tak mungkin diganti
Oleh seruncing duri
yang bersarang dalam hati

Jika ia tak bisa meneteskan terang
Lebih baik menjadi seonggok arang
Dari pada berdebu
Berpacu dengan bayu
Lalu cerita itu menjadi kobaran api
Melalap patung sejarah dan prasasti

Karya: Zaini Dawa

Kamis, 29 Agustus 2019

GEGGHER TAK E OCOL

Karya: Zaini Dawa

Gembang se egembar e dhalem sorat
Onggu sampek sateyah paggun e rabet
Engkok tak bisa ngosot apa pole a romet
Dinah makkeh sampek'ah bileh eareppah
Eareppah cengarah jek sampek elop
Tapeh pas kabedeen tak padeh ben pangarep
Hokom adet ben tengka se adeddiyagi lontorah panganggep

Duh angin...
Arapah mak tak e kabele sajujureh
Jek saonggunah gik padeh saleng ngambek
Sampek sateyah omur lah talebat
Sampek gembangah lah e petthek oreng

Ancor tang ateh
Remmuk tang dedeh
Mun engak dhek ka robenah
Mun engak dhek caretanah
Se ajelenin odhik pangistoh
Akaton tak dhek'iye'eh deddinah
Gembang se gegger paggun e pergem
Tak taoh jek bedeeh durinah
Tak taoh jek bedeeh gettanah

Kastah gun kareh kastanah
Gembang elop tadhek bunganah
Dusah gun kareh dusanah
Agebei pangarep se tadhek buktenah

Dhekremmah gun se mintaah saporah
Ben se mabeliah misemah

Terjemahan

GUGUR DALAM GENGGAMAN

Gambar bunga di dalam surat
Sampai sekarang sungguh masih terwat
Aku tak kuasa menghapus apalagi meremas
Biarlah sampai kapanpun tetap berharap
Berharap selalu tetap segar
Tapi, keadaan tidak sesuai dengan harapan
Hukum adat dan tradisi telah meluh lantakan sapa

Duhai sang bayu...
Mengapa tidak engkau ceritakan sejujurnya
Bahwa sesungguhnya masih saling berharap
Hingga usia menjadi senja
Hingga bunga itu dipetik orang

Hancur hatiku...
Remuk dadaku...
Bila ku kenang raut wajahnya
Bila ku kenang ceritanya
Menjalani hidup dengan cinta
Tak terbayang akan begini jadinya
Bunga yang jatuh masih dalam genggaman
Tanpa mempredulikan durinya
Tanpa mempedulikan getahnya

Penyesalan tinggallah penyesalan
Bunga itu layu tanpa bahagia
Dosa tinggallah dosa
Memberi harapan yang tiada wujudnya
Bagaimana caranya meminta maaf
Dan mengembalikan senyum manisnya.

Selasa, 20 Agustus 2019

MASAKAN IBU PERTIWI

Ibu pertiwiku tersenyum tua
Memasak di dapur untuk anak-anaknya
Yang hendak pulang kerja

Hemm..
Cucur keringat mengaroma di tubuhnya
Sedapkan makanan kesukaan mereka
Mereka pun datang petangtang-petenteng berdasi
Duduk di kursi bersama rekan koalisi dan oposisi
Lalu makan selahap-lahapnya seperti besok mau mati
Ibu pertiwiku hanya gigit jari
Melihat maknan habis sisanya dikemasi
Masuk ke dalam rangsel lalu pergi lagi

Ibu pertiwiku tersenyum tua
Memaksa diri untuk memasak lagi
Untuk anak-anak yang masih sekolah SD
Kali ini masakannya tidak sesedap tadi
Karena peluh keringatnya sudah habis untuk mewangi

Oh, Ibu pertiwiku...
Aku anak bungsumu ingin tertawa
Hahaaa...
Sepuas ragaku menganga hahahaaa...
Tapi, hanya aku yang tau lucunya
Mereka pasti menganggapku gila
Padahal kegilaanku tergelitik tingkahnya
Yang menghabiskan makanan hingga tulang-tulangnya tak tersisa

Ibu pertiwiku..
Anjing dan kucingmu kurus sekali
Mereka kurang vitamin dan gizi
Makanannya dijarah setiap hari
Oleh mereka, anak sulungmu yang suka makan argumentasi

Karya: Zaini Dawa

~22 agustus 2019~

Senin, 05 Agustus 2019

HARGA DARAH PEJUANG



Indonenesiaku...
Merdeka oleh darah pejuang
Darah yang tercecer dari ibu kota sampai hutan pedalaman
Darah yang tidak dihargai oleh siapapun
Bahkan mayat-mayat mereka tak sempat berkafan
Jadi santapan binatang-binatang kelaparan
Menyisakan semangat juang yang diwariskan
Kepada saudara-saudara seperjuangan
Sekali berteriak "merdeka..."
            Peluru menembus tengkorak
Sekali berteriak "majuuu.."
            meriam mendadak meledak
Komando kumandang takbir
"Allahu Akbar... Allahu Akbar..."
            Membara diujung bambu runcing
Teriakan "hidup atau mati"
            Lelehkan ganasnya timah amunisi
Indonenesiaku...
Merdeka oleh darah pejuang
bukan ludah pecundang
Mereka yang kau sebut pahlawan
Tak sedetikpun menikmati kemerdekaan
Hanya bisa tersenyum di mata uang
Yang kau jarah atas nama tugas
Dan pengabdian hasil merampas
Indonenesiaku...
Dibangun oleh darah pejuang
bukan ludah pecundang
Aku saja muak dengan gayamu
Caramu mengayuh negeri ini
Ini negeri, pakk...
bukan puzzle..
Mestinya kita malu menjadi lintah
Di negeri yang dibangun dengan darah
Ratapan istri dan anak-anak di rumah
Indonenesiaku...
Merdeka oleh darah pejuang
bukan ludah pecundang
Mereka yang kau sebut pahlawan
Membaring kecewa dalam petilasan
Ku harap hari ini perang kembali terjadi
Melawan kompeni yang dulu mereka hadapi
Biar engkau tahu rasa pedih-sadisnya perang
Lalu...
Kita bangun kembali negeri ini
Dari awal kemerdekaan lagi..
(Karya: Zaini Dawa)
~06 Agustus 2019~

Sabtu, 06 Juli 2019

ALASANKU MENCINTAIMU

ALASANKU MENCINTAIMU
-----◇( Prosa Gombal )◇-----

( Karya: Zaini Dawa )

Cobalah pegang setangkai bunga ini, sayang
Peganglah..!!
Lalu pandangi
Sedalam matamu hati memandang
Penuhi kebahagiaan dan harapan
Seketika, bunga ini menjadi cengar dan segar
Di tanganmu.
Lalu lihatlah bunga-bunga disana..
Semuanya
merunduk.. menunduk
layu... dan cemburu...
melihatmu memegang bunga ini.

Seandainya kau mendengar teriakannya
Duniamu pasti hancur.
Sudahlah..
Tak usah kau tanyakan lagi "apa sebabnya?"
kehangatan dan kelembutan tanganmu..
Adalah pancaran matahari pagi
Karena itu
Aku larutkan cintaku
Kedalam urat nadimu
Agar bisa berlalu-lalang
Keluar masuk di jantungmu.

Rabu, 03 Juli 2019

ENGKAU TULANG RUSUKKU


ENGKAU TULANG RUSUKKU
(Karya: Zaini dawa)

Mungkin kata-kataku ini akan membuatmu terkejut
Karena ku petik dari ronta jiwa yg bergelantungan dibawa kelopak mata


Aku tulis puisiku dengan melepas sajak dan majas
Serta menyingkirkan diksi dan literasi
Agar aku bebas menulis di atas gemuruh cintaku

Dengarkan aku baik-baik sayang
Aku mengenalmu seperti bertemu surga
Wangimu tercium sejauh perjalan 40 hari 40 malam jalan kaki

Tapi, bukan sejauh itu adaku untukmu
Aku selalu ada di bawah jendela hatimu
Untuk menjaga dan memastikan hatimu tetap cerah ceria seperti langit biru
Aku tidak akan pergi meninggalkanya
Sebelum dan sesudah engkau buka pintu hatimu untukku selamanya

Duduklah di dekatku sayang
Ya di sini, di sampingku
Karena engkau adalah tulang rusukku yang melepas di surga dulu
Tetaplah mendekap di sisiku
Agar wangimu bisa aku rasakan
Dari arah tanpa batas jarak dan waktu

Sayang ... Jika kamu punya senyum
Berikanlah kepada setiap orang yang menjumpaimu
Jika kamu punya bulan atau bahkan bintang-bintang
Berikanlah semuanya kepada sahabat-sahabatmu
Karena kamu sendiri saja sudah cukup bagiku

Sumenep
21 Desember 2019

Rabu, 05 Juni 2019

RINDU MENANGIS LAGI

Sua terindah denganMu
Saat matahari ditelan lautan
Penantian berujung kemesraan
Hilang gugup senyum tersipu.

Kemarin, Engkau tatap tiap suapan
Dari kebahagian yang menetes di meja makan.

Kini, kau meninggalkanku, sayang
Rinduku sudah berdenyut kencang
Bilanganku tak mampu diterawang
Bila nanti tak sempat bersua lagi
Pasti seluruh dagingku seperti terkuliti.

Pantaslah aku menangisimu
Bila bayanganmu tiada semayam di dada
Bila bisikanmu tak lagi terdengar di telinga.

Demi bulan dan matahari
Aku ingin memelukmu lagi
Sebagaimana dulu hatiku kau sucikan
Oleh sentuhan paras penuh ampunan.

Demi taburan bintang-bintang
Ingin ku kecup satu kali seribu bibirmu
Hingga terbius oleh kasih sayang
Dan jatuh dipangkuanMu.

(Sumenep Madura)

Sabtu, 25 Mei 2019

TERIAK MESRA

#Karya: Zaini Dawa

Izinkan hamba menyapaMu
Lewat retak keringat
Yang berpijar pesona kelembutan
Dari perjalanan cinta
Yang sesekali berteriak
Saat malam menyembul hawa dingin


Oh, andaikan hamba bisa bercerita
Tentang bulan yang memasung keheningan
Dan matahari yang menusuk jantung pagi
Maka cahaya
Adalah kecupan mesra

Kamis, 23 Mei 2019

MEMAHAMI PUISI

#MariKitaBelajar_IlmuTeoriTentangPUISI
Apa sih yang dimaksud dengan PUISI ......

Apa yang dimaksud dengan puisi? Pengertian puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.

Ada juga yang menyebutkan pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang isinya mengandung ungkapan kata-kata bermakna kiasan dan penyampaiannya disertai dengan rima, irama, larik dan bait, dengan gaya bahasa yang dipadatkan.

Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi sebagai perwujudan imajinasi, curahan hati, dari seorang penyair yang mengajak orang lain ke ‘dunianya’. Meskipun bentuknya singkat dan padat, umumnya orang lain kesulitan untuk menjelaskan makna puisi yang disampaikan dari setiap baitnya.

Baca juga: Pengertian Prosa

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti puisi maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini:

1. H. B. Jassin
Menurut H. B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang didalamnya mengandung suatu fikiran-fikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.

2. Herman Waluyo
Menurut Herman Waluyo, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

3. Sumardi
Menurut Sumardi, pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).

4. Theodore Watts-Dunton
Menurut Theodore Watts-Dunton, pengertian puisi adalah suatu ekpresi yang kongkret dan bersifat artistik dari sebuah pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

5. James Reevas
Menurut James Reevas, pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

6. Panuti Sudjiman
Menurut Panuti Sudjiman, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang bahasanya terikat oleh suatu irama, matra, rima, dalam penyusunan larik dan baitnya.

Baca juga: Monolog Adalah

Unsur-Unsur Puisi
Suatu puisi dibentuk oleh struktu batin dan struktur fisik yang ada di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan. Adapun unsur-unsur dalam puisi adalah sebagai berikut:

A. Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi,  yang terdiri dari beberapa hal, seperti;

1. Tema/ Makna (sense)
Ini adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.

2. Rasa (feeling)
Ini adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.

3. Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu pusi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.

4. Tujuan (intention)
Tujuan/ maksud/ amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

B. Struktur Fisik
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini;

1. Perwajahan Puisi (tipografi)
Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.

2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.

3. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

4. Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

6. Rima/ Irama
Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yaitu;

Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang mengandung efek magis.
Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
Baca juga: Pengertian Diksi

Jenis-Jenis Puisi
Jenis-jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Mengacu pada pengertian puisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis puisi tersebut:

A. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan seperti; jumlah kata dalam baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata dalam setiap baris, irama puisi

Beberapa yang termasuk dalam puisi lama diantaranya adalah;

Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan magis.
Pantun, yaitu bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir ab-ab.
Karmina, yaitu pantun kilat dimana bentuknya lebih pendek dari pantun.
Seloka, yaitu pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik yang berisi pepatah.
Gurindam, yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama.
Syair, yaitu puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhiran yang sama.
Talibun, yaitu pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.
B. Puisi Baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang lebih bebas dibanding puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Beberapa yang termasuk dalam puisi baru diantaranya adalah;

Balada, sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
Himne (gita puja), yaitu sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa.
Ode, yaitu puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.
Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang tuntunan/ ajaran hidup.
Romansa, yaitu jenis puisi cerita yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Elegi, yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
Satire, yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.
Distikon, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 2 baris (puisi dua seuntai).
Terzina, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 3 baris (puisi tiga seuntai).
Kuatren, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).
Kuint, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).
Sekstet, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).
Septima, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris (tujuh seuntai).
Oktaf/Stanza, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).
Soneta, yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2 bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.
C. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Jenis puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lainnya yang umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.

Beberapa yang termasuk dalam puisi kontemporer diantaranya adalah;

Puisi mantra, puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
Puisi mbeling, puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan ketentuan umum dalam puisi.
Puisi konkret, puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis (wajah dan bentuk lain) dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.

#Sumber_Info_google
Jakarta, 23 Mei 2019

JALINAN KASIH

Karya: Rindi Selly dan Zaini Dawa

Risell
Ku tebus noda cinta yang membekas
pada mata menyayu di telaga biru
Jingga memudar
saat kabut mengepung angkasa

ZaWa
Hemm.. tanganku gemetar.
Ingin ku tarik selembar warna bianglala.
Untuk ku selendangkan padamu saja
Biarlah mega hilang pesona
oleh sisa-sisa rona pelangi
Yang sudah kau miliki

Risell
Bagaimana selembar daun
akan sampai di hamparan mega
jika angin kau sembunyikan dilorong bisu
Umbar saja risalahmu
pada secarik remuk tak bertinta
dan mawar akan tetap berduri selamanya

ZaWa
Aku bangga...
Masih ada duri yg mau berbunga
Hingga bunga-bunga melindungi dirinya
Dari sentuhan kumbang-kumbang durjana

Risell
Duri ini takkan tercabut
dengan sejuta aksara rayu sekalipun
tapi akan melunak bila ketulusan menyirami hati yang kerontang

ZaWa
Aku tidak mengerti sayang..
Kepada siapa tinta ini akan aku tuang
Untuk menciptakan sebuah nama
Terlukis menjadi gatra cinta.

Risell
Sampaikanlah walau hasrat tertahan sauh
katakan pada bayu bahwa rindu tak tertahan lagi
mari merengkuh mimpi
ditaman impian.

ZaWa
Mari kita mulai gelar harapan baru
Jadikan malam sbg selimut mesra.

Senin, 20 Mei 2019

SURAT KECIL UNTUK KEKASIH

Lupakan saja aku
Lalu kubur aku dalam-dalam
Tanami diatasnya bunga-bunga sebagai batu nisan
Sebagai tanda kematianku adalah kebahagiaanmu
Daripada aku terus menghantui hidupmu.

Akupun juga tidak mau
Melihatmu tersiksa dalam penantian yang tidak tentu ujungpangkalnya.

Kasih...
Aku tidak sanggup memenuhi janjiku
Untuk menjadikanmu bagian dari belahan jantungku.

Aku tidak mampu membelah lautan
Untuk kulalui sebagai jalan penyebrangan
Laut itu terlalu luas
Gelombangnya begitu ganas.

Hapus saja air matamu
Kini aku hanyalah sesosok mayat
Yang tidak mampu berbuat apa-apa
Kecuali merasakan tangisanmu.

Karya: Zaini Dawa

Rabu, 08 Mei 2019

JERA JATUH LAGI

Karya: Zaini Dawa

Cukuplah satu bulan temani malam
Bias-bias cahaya menikam kelam hingga terpejam
Terangi gelap yang tak sempat disapa lentera
Biarlah ku tudung muka dengan gugusan sinarnya

Aku tak peduli
butiran embun pagi memanjakan diri
menyambut fajar di punggung ilalang
Daun-daun muda melotot tercengang
Hanya sekejap saja
matahari datang mengusiknya
Mengutuk dera di ujung kudeta

Jeraaaa......
Aku menguliti kantuk mata
Hanya untuk sembunyikan nista

Jeraaaa...
Aku jatuh dan terjatuh untuk kesekian kalinya
Lalu bangkit lagi dengan tangan hampa

Aku hanya ingin terbang bersamamu
Mengajarimu melukis langit biru
dengan pahatan-pahatan yang menyeruak pikiran
Membentuk kisah berkasih tanpa kesudahan

Cukuplah jari-jemarimu menjadi sapu tangan
Di saat gerah tubuh hampa keyakinan
Cukuplah senyummu meneteskan air hujan
Disaat nurani kerontang di perjalanan

Jumat, 03 Mei 2019

BALADA CINTA



Karya: may Hawa
Sayang..
Dalem ..."
Hmm ...Terasa indah saat kata itu terucap
Seolah mendutakan perasaan kita yang bahagia
Melupakan beban hidup menjeda sesaat pada akrab erat
Menjabat nyata rasa terpadu menyatu  dalam senyuman

Karya: Zaini Dawa
Duhai... bunga pesona seribu putik yang punya bibir merah merlumuran cinta
"Ya sayang..."
Tahukah kau bara di dalam dada??
Dia yang membakar keraguan hingga terpisah abu dengan arangnya.
Menyulut kebekuan di rona perjalan hidup kita
Aku merasakan getaran-getaran cinta
Yang selama ini membutakan mata.
Aku telah merasakan dahsyatnya gemuruh rindu
Yang selama ini menderu menepis batin tak menentu
Hawa sayangku..
Dalem..
Senyummu itu...
Endapkan buih mengapung di lautan
Untuk ku jadikan titian penyebrangan
Arungi lautan kasih yang selama ini tertahan
Terjaring alis dan lentik bulu matamu
Ku bentangkan cintaku di langit biru
Melintang jadi cakrawala...
Melengkung jadi bianglala...
Karena aku tak ingin cinta ini menjadi lesu dan berdebu
Oleh kepantasan yg tak mungkin dipahami se-usap lara.
Ku asah mataku pada keningmu
Hingga menjadi pahat bermata sayu
Ku ukir hatimu di setiap malam-malamku
Dengan cinta dan rindu yang menggunung
Hingga tumbuh berjuta rasa menyelubungi jantung
Sayang..
Basah hatiku...
Diguyur kata-kata bermutiara cinta.
Begitu pula
Berdesir... hatiku sayang
Terhembus angin kemesraan bersamamu.
Karya: Zaini Dawa & hawa

Rabu, 01 Mei 2019

CINTA DALAM SEPENGGAL MIMPI


Malam itu langit bertabur bintang
Dalam gelap wajahmu bersinar terang
Menyambut batin berseri dalam kamar
Bahagia meraup sahut sapa syahdumu ku dengar
Kalau saja cicak mengerti senyumku
Dia pasti lupa sedang dimana dia berada
Dan dia pasti mencurigaiku
Telah menyulap aksara cinta
Entahlah...
Angin apa yang membuat nafasmu begitu segar
Hingga aku lunglai oleh rayuan tak terkata
Tertunduk jiwaku oleh kesepurnaan rasa
Sempurna senyumku bak bunga sedang mekar
Indahnya tawaran bulan bermadu
Tak lekang oleh ranumnya waktu
Andaikan saja aku tertipu
Aku tetap yakin itu adalah kamu
Ku bawa lari cintamu keluar dari jebakan mimpi
Membawamu terbang serupa sepasang merpati
Kebahagiaanku ini akan abadi
Bila memilikimu tanpa syarat dan emosi
Hasutan rasa mendera keyakinan
Oleh keraguan yang tak beralasan
Sungguh aku tak percaya
Tapi. ini seperti nyata
Cintaku seperti tertanam dalam guci
Huerrrgh....
Kisahnya hanya sepenggal mimpi

Senin, 15 April 2019

GEJOLAK RINDUKU


Karya: Zaini Dawa

Malam-malamku berguguran
Memgayun namamu diatas telapak tangan
Air mata mengalir berjatuhan
Banjiri do'a suci yang aku tadahkan
Namamu begitu lekat
Cintaku begitu kuat
Getar-getar imaji untuk memiliki
Menggebu sekencang detak nadi
Tak ada yang berhak melukiskan
Kecuali derasnya air hujan
Yang seolah-olah rindu berjatuhan
Basahi sekujur tubuh hingga menggigil kedinginan.
Kegelisahan menyapa angin malam
Celotehnya berdesir ke dalam sumsum
Beratnya rinduku seakan menindih
Seperti tertimpa serpihan langit runtuh
Bila rinduku bergejolak
Bahagiaku seperti berputar- putar dalam benak
Seindah rembulan tersenyum dengan cahayanya
Dan bunga-bunga tersipu menyatu dengan wanginya
Sayang..., Jika suatu hari nanti...
Rinduku tidak mampu membuatmu tersenyum
Lempari saja aku setetes air matamu
Biarkan saja aku tenggelam
Hanyut dan kandas di dasar hatimu.

Rabu, 03 April 2019

KERINGATKU LEBIH WANGI

Hari ini
Ku petik matahari
Ku remas jadi bulan
Lalu ku gelar jadi sapu tangan.

Ombak laut ku gulung
Awan hitam ku retas
Tulang-tulang ku banting
Sekuat keringat ku peras.

Sudahlah...
Tak usah kau sihir aku dengan rayuan.
Dengan bujuk rayu syetan
Keringatku lebih wangi
Dari pada parfum yang kau beli

Keringatku lebih berbunga
Dari pada petuah-petuah
Yang berkarat di ujung lidah
Dan meregang di lebat rimba

Sudahlah...
Jangan kau tabur kerikil neraka
Dengan sesuap iba
Ketulusanmu melalap paradigma
Miris terbakar empuknya kursi kehormatan
Tak pelak jiwa ini merogoh sukma seekor bunglon
Selamanya melata....
merangkak....
tertekan
Menjadi penakut yang dihianati
Oleh pengecut yang dicintai

Sudahlahhh...
Tak usah kau pura-pura menjadi abdi
Keringatku akan menjadi selimut di musim hujan
Dan menjadi mata air di musim kemarau.

Aamiin...

Karya: Zaini Dawa

Senin, 01 April 2019

CINTA BERUJUNG SEMBILU

Mungkin kata-kata ini kau anggap sudah usang
Karena terlontar dari potongan hati yang terbuang

Tak apalah...
Setidaknya aku tuangkan segala perasaan
Yang mesti kau dengar walau berbalut kebencian

Seperti berjalan di tengah musim kemarau
Terik matahari membakar pilunya waktu
Ketika sendi-sendi melepas rasa
Hendak berdiri tegak tak berdaya
Dan menyibak kelopak mata senja
Tapi, rasa ini mati dibantai orang ketiga

Ada satu hal yang perlu kamu ingat sayang..
Saat-saat melakukan hal gila bersama
Kau titipkan hatimu pada sepotong jiwa
Saat-saat berbagi mangkok yg sama
Ku tindih kakimu di bawah meja
Di saat itu kita benar-benar bahagia
Di sudut hati kita terukir panorama sorga

Kini...
Kemanakah senyummu menghilang
Setelah kepergiaku dirantau bayang-bayang
Karena ketidak mampuanmu menahan dera
Yang jauh lebih aku rasakan disana

Kepasrahan menyisakan dosa-dosa
Serta keabadian rintihan air mata
Menyirami jalan yang pernah kita lalui barsama
Berujung sayatan sembilu dalam dada

Dearly baby...
With what I have to treat my heart wounds
And restore my lost love immediately

Dihadapan barisan kumbang-kumbang
Langkah terpaksa berhenti dikutuk masa
Seakan-akan berhenti diantara dua jurang
Kematian kupu-kupu menggeliat bak terpanggang bara.

Karya: Zaini Dawa
~02 sept 2019~

Sabtu, 30 Maret 2019

Orang gila yang sesungguhnya gila

Mengutip sebuah status di face booknya aida yg diambil sebuah site ISLAMEDIA.ID.

Di status dan kolom komentar tersebut mengisyaratkan bahwa orang yg mengalami "gangguan jiwa" adalah org "gila" dan tidak memiliki hak yang sama sebagaimana manusia pada umumnya.

Selama ini kita terjebak wacana KPU yg dipolitisir oleh sekelompok organisasi yang tidak sejalan dan cengderung merugikan kelompok tertentu.

Benarkah orang gila harus diasingkan? Diperlakukan berbeda dg manusia yg lain? Nah. Sebelum menentukan jawabannya. Ada baiknya dipahami dulu pengertian orang gila sekaligus pandangan islam terhadap orang gila.

Syaikh Abdullah Al-Ghazali dalam Risalah Tafsir menyampaikan sebuah riwayat (hadis) sebagai berikut:

Pada suatu hari Rasulullah SAW ber-jalan melewati sekelompok sahabat yang sedang ber-kumpul. Lalu beliau bertanya kepada mereka:

“Mengapa kalian berkumpul disini?,” tanya Rasulullah.

Para sahabat pun lalu menjawab, ‘Ya Rasulullah,  ada orang gila yang sedang mengamuk. Oleh sebab itulah kami ber-kumpul disini.”

Oleh karena itu, Rasulullah SAW lalu bersabda:

“Sesungguhnya orang ini tidaklah gila (al-majnun), tapi orang ini hanya sedang mendapat musibah. Tahukah kalian, siapakah orang gila yang sebenar-benarnya disebut gila (al-majnuun haqqul majnuun)?,“ Rasulullah kemudian balik bertanya.

Para sahabat lalu menjawab, “Tidak ya Rasulullah. Hanya Allah dan rasul-Nya jualah yang mengetahuinya,” jawab para sahabat.

Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan bahwa, “Orang gila yang sesungguhnya gila (al-majnun haqqul majnun) adalah orang yang berjalan dengan penuh kesombongan; yang membusungkan dadanya; yang memandang orang dengan pandangan yang merendah-kan; lalu berharap Tuhan akan memberinya surga; padahal ia selalu berbuat maksiat kepada-Nya. Selain itu, orang-orang yang ada di sekitarnya, tidak pernah merasa aman dari kelakuan buruknya. Dan di sisi yang lain, orang juga tak pernah mengharapkan perbuatan baiknya. Nah, orang semacam inilah yang disebut sebagai orang gila yang sebenar-benarnya gila (al-majnuun haqqul majnuun). Adapun orang yang kalian tonton ini hanyalah sedang mendapat musibah dari Allah.”

Itulah penjelasan Rasulullah SAW mengenai orang yang sebenar-benarnya gila. Hadis ini memberikan pelajaran bahwa orang gila bukan lah orang yang dianggap sebagai orang yang hilang akal, melainkan adalah mereka yang sombong.

Dalam hal menentukan pilihan pemimpin. Baik DPR, DPD dan PRESIDEN. Seorang yg selama ini dianggap gila masih punya hak untuk menentukannya. Namun hak itu bisa dialihkan atau diwakilkan kepada ahli waris atau penanggung jawabnya.

Negara masih menganggap orang yang memiliki keterbelakangan mental/ gangguan jiwa sebagai Warga Negara Republik Indonesia (WNI). iktikat baik negara ini dibuktikan dg didirikannya Rumah sakit jiwa lawang surabaya dan panti-panti lainnya serta memberikan kesempatan utk ikut menentukan pilihannya sendiri.

Selasa, 26 Maret 2019

BUMIKU DI MUSIM SAWERAN

Bumiku berbisik pada rumput yg bergoyang
Tentang rupa yg menghilang
Sebelum bendera dikibar setengah tiang
Mantra kemenyan tercium roh nenek moyang
Mengepul di bias malam
Berasap api dalam sekam
Membara dipundak cucu sakera
Baunya anyir membusuk berbagi neraka.

Kibas-kibas selendang bertabur pandang
Gemulai Mengikuti tabuhan gendang
Sinden menari menyusuri permainan
Menebus mahalnya harga senyuman
Saweran berbunga mawar
Bersemi menyerang fajar
Dalam sapa bertaruh mahar
               Teror
               gempar
               Menggelegar
               Duaaarrrrr....
Rekayasa memaksa berpura-pura
Terpojok dihimpit beratus sabda
Hari ini diundang
Besok lusa terbuang.
Burung-burung riuh berkucau berebut tetes air hujan
Yang dijanjikan guntur silam kehausan
               Taruhan
               Suguhan
               Hadiah
               Sedekah
Melebur menjadi seliut saweran
               Wallahu A'lam....

(Karya: Zaini Dawa)

Rabu, 13 Maret 2019

TiTiK

Titik mengantung di ujung rerumputan
Berayun kembang meliukkan dahan
Memacu langkah gesitnya bertingkah.
Terus melaju tanpa jeda
Melesat...
Hingga sampai ke titik jenuh
Dan...
Mengering...
Di titik darah penghabisan
Sebatang rusuk patah
Berpura-pura lenyap dalam genggaman

Tik titik tana liyut pocettah koddhuk
Titik terdiam menggumpal di akhir kata
Mengurai huruf-huruf yang pernah tercipta
Mengeja sebuah nama yang merimbun bunga
Dan melilit di sudut bibir dan retina.

Tik titik tana liyut pocettah koddhuk
Titik-titik menetes jadi air mata
Lalu tumpah jadi samudera
Menyibak misteri Adam dan Hawa.

Akhirnya...
Titik menjadi terang...
Bahwa engkau adalah titik terlarang...
Dan
terindah, TITIK.

(Karya: Zaini Dawa)

Senin, 18 Februari 2019

AKU DAN PUISIKU

Karya: Zaini Dawa.

Kalau saja...
aku tulis puisiku pada lembar mahkota bunga
Cacing-cacing tanah menghayal bisa terbang.
Kalau saja...
aku tulis puisiku pada dinding purnama
Bintang-bintang kecil menyusup ke tubuh kunang-kunang.

Tapi...
Ku sajak alam semesta
Ku tulis pada tulang-belulang manusia
Yang berserakan diantara etika dan logika
Lalu jemarimu pagari mata hati dan telinga.

Jika kau sangka aku buaya darat
Seribu bidadari-pun bisa aku dapat
Hanya dengan sepotong puisi
Bila aku sudi...

Senin, 04 Februari 2019

CINTAKU YANG REMUK

Karya: Zaini Dawa

Ku rebahkan tubuhku
yang rapuh oleh kalutnya waktu
Berguling butiran keringat malam 
Berdenyut nadi di ruang senyum

Imajinasi menetes di lorong-lorong mimpi
Rengekan pintu tua bernada pilu
Saat ku coba bernyanyi mengusir sepi
Syairkan cinta yang remuk di hari ulang tahunku

Nyanyian sendu ramaikan dunia
Lagu-lagu rindu mengajak bernostalgia
Irama detak jantung mengguncang dada
Sekeras halilintar menukik di ubun-ubun cerita
Lalu aku belur lunglai tak berdaya.

Sabtu, 02 Februari 2019

TERTAMBAT PENGHIANATAN

Karya: Zaini Dawa

Di dindingmu berjuta lukisan janji
Gambarkan indahnya hajatan
Lalu kau cabik-cabik kembali
Karena ngeri bayangan yang dirindukan

Tembok beku enggan mengemakan suara
Suara yg pekak oleh pekik sesumbar
teriakan keras dari atas mercusuar
Menyambar perselingkuhan berbunga tujuh rupa

Sekuntum bunga jadi rebutan
Bunga-bunga yang lain terinjak di bawah meja makan.
Tertekan disandera kekalahan
Menjerit terhimpit rayuan setan

Tentangmu coretan buram tak bernafas
Tak mungkin selongsong paku menggores
Kecuali matahari tak lagi bergantung
Di atas langit retak kemarau menggulung

Minggu, 27 Januari 2019

CEBONG vs KAMPRET

Buka mata lebar-lebar
Anak cucu ibu pertiwi sedang bertengkar
Memanas lava berpijar
gunung-gunung berdengus tertampar
Kilau-gemilau lampu panggung pilitik
Ombak laut badai tertarik
Menyaksikan pertunjukan sirkuit
Saling serang menjatuhkan diatas karpet
Adu konsep dan segala macam taktik
Pertunjukan yg sangat menarik

Cebong-cebong versus kampret..!!
Saling laknat... Saling hujat... Saling sikat
Isu agama samurai pembunuh paling mematikan
Cingcang peradaban, budaya, dan keyakinan

Saling pasang jerat..
Pada ngaku hebat
Untuk memikat hati rakyat
Padahal sama keparat...
penjilat sol sepatu mengkilat...

Katanya demi rakyat
Nyatanya bakar otak rakyat
Alih-alih seruan jihad
Nyatanya perebutan pangkat
Masyarakat awam diadu jidat
Darah panas memuncrat
Mata melotot ludah berjiprat

Pesta demokrasi mestinya besenang-senang
Bukan saling jotos saling tendang.
Tunggu saja...
Gunung akan bergetar bumi bergoncang
Menyumpal mulut-mulut lancang

Rakyat terjangkit bakteri politik
Di warung.. ladang.. pasar.. kantor.. pesantren..discotik
Semuanya riuh seperti kandang itik
Mereka yang buta jadi fanatik
Mereka yang beda jadi konflik

Rakyat jelata... jadi lata..
Wong cilik... jadi picik..
Lucunya tuh...
Yang pandai... jadi tupai
Yang intelektual... jadi kadal
Yang kiayi ... terlilit tali..

Hei cebong.. Hei kampret..!!
Ingatlah...
Diatas kemarahan ibu pertiwi
matahari pancarkan resolusi
Angin... datang dengan taufannya
Hujan... datang dengan banjirnya
Ombak... datang dengan tsunaminya
Adalah teguran tuhan pada ummatnya.

CEBONG vs KAMPRET

Buka mata lebar-lebar
Anak cucu ibu pertiwi sedang bertengkar
Memanas lava berpijar
gunung-gunung berdengus tertampar
Kilau-gemilau lampu panggung pilitik
Ombak laut badai tertarik
Menyaksikan pertunjukan sirkuit
Saling serang menjatuhkan diatas karpet
Adu konsep dan segala macam taktik
Pertunjukan yg sangat menarik

Cebong-cebong versus kampret..!!
Saling laknat... Saling hujat... Saling sikat
Isu agama samurai pembunuh paling mematikan
Cingcang peradaban, budaya, dan keyakinan

Saling pasang jerat..
Pada ngaku hebat
Untuk memikat hati rakyat
Padahal sama keparat...
penjilat sol sepatu mengkilat...

Katanya demi rakyat
Nyatanya bakar otak rakyat
Alih-alih seruan jihad
Nyatanya perebutan pangkat
Masyarakat awam diadu jidat
Darah panas memuncrat
Mata melotot ludah berjiprat

Pesta demokrasi mestinya besenang-senang
Bukan saling jotos saling tendang.
Tunggu saja...
Gunung akan bergetar bumi bergoncang
Menyumpal mulut-mulut lancang

Rakyat terjangkit bakteri politik
Di warung.. ladang.. pasar.. kantor.. pesantren..discotik
Semuanya riuh seperti kandang itik
Mereka yang buta jadi fanatik
Mereka yang beda jadi konflik

Rakyat jelata... jadi lata..
Wong cilik... jadi picik..
Lucunya tuh...
Yang pandai... jadi tupai
Yang intelektual... jadi kadal
Yang kiayi ... terlilit tali..

Hei cebong.. Hei kampret..!!
Ingatlah...
Diatas kemarahan ibu pertiwi
matahari pancarkan resolusi
Angin... datang dengan taufannya
Hujan... datang dengan banjirnya
Ombak... datang dengan tsunaminya
Adalah teguran tuhan pada ummatnya.

Rabu, 16 Januari 2019

PERMEN POLI TIKUS

Di tengah terik matahari dan taufan
Batang-batang lapuk jadi rebutan
Pasang senyum di pinggir jalan
Anggun indah bergelantungan
Santun sapa bertapak tangan besan.

Perempatan paling strategis
Tiang listrik pajangan gratis
Tembok tua pilihan nian gelis
Keriput kertas ber-irama romantis
Dalam perselingkuhan janji-janji manis.

Tak lesu sapamu mohon restu
Pada setiap manusia yang berlalu
Semangat juang membungkus malu
Tak keluh bila sapa terabaikan
Tetap tegar tawarkan permen rayuan.

Semut-semut penasaran itu permen apa
Dibungkus warna-warni bendera
Enaknya hanya di telinga saja
Mengandung pemanis dan pewarna
Yang dapat mencemari cita-cita bangsa.

Anak-anak kecil yg berlalu
Menyambutmu dengan haru
Berduyun-duyun mendorong mobilmu
Lalu berkata "dia adalah tuan baru"
Pemilik produk PERMEN berkutu.

Karya: Zaini Dawa.

Senin, 14 Januari 2019

Sepi Menjemput Air Mata

Karya: Zaini Dawa

Dimanakah hembusan nafasmu.
Biasanya berdesir menemaniku
Silir-semilir meniupkan angin manja
Rindu sentuhan raga bersandar nyata

Kesunyian ini sering datang dan pergi
Melambaikan tangan lalu memeluk diri
Jika semuanya harus diam membisu
Izinkan aku merayap ke dalam lelapmu

Malam-malamku meredup
Segamang menyusuri sisa-sisa hidup
Apa yang bisa aku tatap
Sebatas lentera kecil dimainkan bidadari tak bersayap.

Oh malam...
Dimanakah keindahanmu
Yg dulu kau berikan padaku
saat nuraniku dalam kesunyian
Kau taburkan bintang-bintang berkedipan.

Jika rohmu membeku sekarat gulita
Aku tak memaksamu menjadi purnama
Cukuplah fajar menjemput air mata
Di sudut-sudut malam ku haturkan padaNya.

Rabu, 09 Januari 2019

RAPUH DALAM RAGA

Karya: Zaini Dawa

Sajak berbunga terjuntai dirapuh ranting
Menitip rindu pada sebatang pohon kering
Biarlah terkelupas oleh angin dan matahari
gemetar oleh gemuruh petir berjubah pelangi
Biarlah tumbang musnah di padang ilalang
Kembali hina di comberan melegam arang.

Bila matahari terbit
Ketakutan ini menjerit
Seperti menghadapi hukuman mati
Mengarak asa dirantai mimpi.

Hembusan nafas semakin gila
Bila terus menahan perihnya luka
Dahsyatnya badai terburuk menyapu
Adalah batinku yg belum kamu tahu.

Jari-jari malam mengadu pada bintang gejora
Menanti langit pekat terbias kerlip cahayanya
Namun bintang itu hadir mengurai air mata
Sebuah tangisan yg menggeliat dlm raga manusia.

Selasa, 01 Januari 2019

BUNGA SORGA

Seruak kelopak bunga gemulai menari
Terlena gerai rambut diterpa semilir nafas bidadari.
Ruas-ruas malam kagum tersenyum tujuh turunan
Terpesona lembut jemari bersambut di atas peraduaan.

gelembung buih di lautan membeku
Seketika lesung di pipi berlumuran madu
Melelehkan senyum berbunga sorga
Di laut dalam indah berpalung asmara
Lesu tak lagi bersarang keluh
Melihat senyum beraura teduh

Bunga itu bergantung di pelupuk mata
Sekali terpejam seribu tahun menderita.

Karya: Zaini Dawa
Untuk: bunga pesona seribu putik yang punya bibir merah berlumuran cinta.

RAPUH

Puisi Prosais (Zaini Dawa) Bisaku tawar dalam sunyi Lenyap sapa ronta aksara Tampak rupa kurasa hilang kujaga Betapa rapuhnya aku menanggung...